Transformasi INALUM Menjadi Perusahaan Kelas Dunia

Transformasi INALUM Menjadi Perusahaan Kelas Dunia

NERACA

Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM yang dikenal sebagai Anchor Kawasan Industri Kuala Tanjung telah ditunjuk menjadi Induk Holding Industri Pertambangan pada tanggal 27 November 2017 lalu beranggotakan PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk dan 9,36% saham PT Freeport Indonesia sebagai anggota Holding. Dengan ditunjuknya INALUM sebagai induk Holding, INALUM tidak hanya terbatas untuk menggerakkan PLTA nya yang fenomenal dan Pabrik peleburannya yang legendaris tetapi juga diamanahkan untuk menguasai cadangan sumber daya mineral, Hilirisasi produk dan kandungan lokal serta menjadi world class company.

Pada keterangan tertulisnya, Kamis (26/4) Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama INALUM menjelaskan bahwa INALUM telah menjadi Induk Holding Industri Pertambangan dan beberapa proyek Pengembangan INALUM yang merupakan salah satu proyek strategis nasional terus bertransformasi untuk menjadi perusahaan kelas dunia (Fortune 500).

Saat ini INALUM telah berhasil memproduksi produk turunan aluminium berupa Billet dan Foundry Alloy, melakukan uji coba proyek optimalisasi dan up-grading tungku peleburan, finalisasi studi kelayakan untuk pengembangan smelter baru, ekspansi pelabuhan, pabrik Calcined Petroleum Coke (CPC) bekerjasama dengan Pertamina dan pabrik Slab Sheet dan Wire rod menunjukkan progres yang positif.

Lebih lanjut, untuk mencapai target produksi 1 juta ton aluminium di tahun 2025, INALUM juga berencana untuk melakukan ekspansi pengembangan klaster aluminium di provinsi Kalimantan Utara tepatnya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, yang saat ini tengah finalisasi pra-studi kelayakan dan persiapan lahan.

Pada tahun ini INALUM masih terus mengejar realisasi beberapa proyek pengembangan. Salah satunya yang dikebut adalah adalah proyek Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah – Kalimantan Barat bersama ANTAM dan investor dari Tiongkok yang ditarget dapat berproduksi secara komersial pada 2020.

Head of Corporate Secretary INALUM, Ricky Gunawan menjelaskan bahwa Kerja keras dan tujuh prinsip bushido yang masih tertanam dalam diri insan INALUM sejak masa Penanaman Modal Asing dulu juga telah berhasil merealisasikan proyek diversifikasi produknya berupa Billet dan Foundry Alloy yang membutuhkan teknologi canggih dengan tepat waktu sejak groundbreaking oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo pada 27 Januari 2015 hingga pengiriman perdananya kepada pelanggan setia pada 23 Juni 2017 yang lalu. Ditargetkan nantinya proyek diversifikasi ini mampu memproduksi 30.000 ton Billet dan 90.000 ton Foundry Alloy per tahun. 

Tak hanya itu, untuk mengantisipasi peningkatan kapasitas produksi Aluminium dan produk hilirnya, INALUM sebagai Anchor kawasan industri Kuala Tanjung siap untuk mengembangkan pelabuhannya di Kuala Tanjung.

Sebagaimana diketahui Saat ini INALUM memiliki dan terus mengoperasikan dua dermaga yaitu dermaga A dan dermaga B yang menjorok ke laut sepanjang 2,5 km yang telah beroperasi sejak tahun 1982.

Di sisi lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan proyek smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat bisa berproduksi pada 2020. Pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton per tahun.

Pembangunan smelter ini merupakan kerja sama holding BUMN tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan perusahaan Tiongkok, China Aluminium Company (Chinalco). Dalam kunjungan kerjanya ke Tiongkok, Rini juga menemui Chairman Aluminium Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin di Beijing, untuk membicarakan kerja sama ini.

Untuk mendukung terealisasinya target tersebut, Inalum, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, dan Chinalco akan membentuk perusahaan patungan (joint venture). Rini berharap pembangunan proyek smelter ini akan meningkatkan nilai tambah produk tambang bauksit yang dihasilkan di dalam negeri. Kerja sama kedua perusahaan ini diharapkan juga bisa meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

"Diharapkan potensi kerja sama dengan berbagai mitra global dapat mengakselerasi hilirisasi produk tambang serta dapat meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia untuk membangun smelter alumina dalam jangka waktu yang singkat," kata Rini.

Rini mengatakan Chinalco juga bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500.000 ton alumina per tahun hasil produksi smelter tersebut. Chinalco tercatat merupakan produsen alumina ketiga terbesar dunia dan menyumbang 60 persen produk alumunium dunia.

Smelter alumina sangat penting untuk mengolah hasil produksi bauksit dalam negeri dan suplai bahan baku pabrik Inalum. Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menambahkan smelter alumina adalah salah satu dari sejumlah proyek strategis dalam percepatan hilirisasi tambang.

"Guna meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di berbagai lokasi proyek," ujar Budi.

Kementerian BUMN menyebutkan saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan cadangan bauksit terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua. Meski begitu, hingga saat ini Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina.

Hingga kini seluruh bijih bauksit Indonesia di ekspor ke luar negeri, diantaranya ke Jepang dan China. Sementara alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium, harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Cina, dan India.

Pembangunan proyek smelter grade alumina (SGA) diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia, mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Kementan Gandeng Polri Tingkatkan Ketahanan Pangan

NERACA Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Polri dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada pangan seperti yang terjadi…

Remotivi: Revisi UU Penyiaran Ancam Kreativitas di Ruang Digital

NERACA Jakarta - Lembaga studi dan pemantauan media Remotivi menyatakan revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2022 Tentang Penyiaran, dapat mengancam…

Kompolnas Dorong Polri Segera Bentuk Direktorat PPA-PPO

NERACA Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong Polri segera mengaktifkan Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kementan Gandeng Polri Tingkatkan Ketahanan Pangan

NERACA Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Polri dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada pangan seperti yang terjadi…

Remotivi: Revisi UU Penyiaran Ancam Kreativitas di Ruang Digital

NERACA Jakarta - Lembaga studi dan pemantauan media Remotivi menyatakan revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2022 Tentang Penyiaran, dapat mengancam…

Kompolnas Dorong Polri Segera Bentuk Direktorat PPA-PPO

NERACA Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong Polri segera mengaktifkan Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan…