Riset DHL di Asia - Penurunan PDB Dipengaruhi Oleh Anak Putus Sekolah

NERACA

Jakarta - DHL, perusahaan logistik terkemuka di dunia baru-baru ini mengumumkan hasil studinya bersama mitra terhadap anak putus sekolah dan dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi. Beradasarkan laporan penelitiannya membuktikan bahwa anak-anak putus sekolah di Asia dapat menurunkan PDB negara hingga 2% setiap tahunnya.

Berangkat dari hal tersebut, perusahaan menginisasi program DHL GoTeach. Sebuah program yang memberikan berbagai kesempatan pendidikan dan kejuruan bagi kaum muda di komunitas yang kurang beruntung di tujuh negara Asia Pasifik. Di tujuh negara Asia, yaitu: Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand and Vietnam. Jumlah anak putus sekolah meningkat secara eksponensial saat anak-anak tumbuh dewasa.

Minimal 1 dari 3 anak yang putus sekolah tersebut berada pada usia sekolah menengah,”Anak putus sekolah adalah perkara sosial yang penting dan harus dikenali setiap orang, sebab bisa berdampak pada pelemahan ekonomi yang bisa mengejutkan banyak orang,”kata Christof Ehrhart, Executive Vice President of Corporate Communications and Responsibility, Deutsche Post DHL Group dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Wilayah Asia Pasifik, menurutnya, tidak seharusnya menggantungkan pada laju pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan pendapat sosial seperti retensi sekolah. Sebagai contoh negara India, meskipun pertumbuhan ekonomi India mencapai 7% per tahun,[1] namun tingkat anak putus sekolah di India mencapai 28% saat masuk tingkat sekolah menengah. Termasuk negara Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang mampu menolong kelas bawah sejak 1999,[2] namun tetap saja masih ditemukan 1 dari 5 siswa putus sekolah pada usia sekolah menengah pertama.

Menurutnya, jika pemerintah maupun pihak swasta di wilayah Asia tidak segera mengambil kebijakan untuk mengurangi jumlah anak putus sekolah. Maka, wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat menjanjikan ini akan segera menghadapi kekurangan tenaga kerja yang signifikan. Dan berdampak pada pelemahan ekonomi dan pengembangan di masa depan.

Dia juga mengungkapkan, hasil penelitian juga menemukan bahwa kebanyakan dari anak miskin yang putus sekolah disebabkan karena mencari tambahan pendapatan untuk keluarganya. Untuk itu, meningkatkan kesadaran orang tua akan manfaat menyelesaikan sekolah minimal tingkat menengah diantaranya dengan memberi pengertian bahwa gaji yang diterima anak bisa mencapai 45% sesuai dengan kebijakan masing-masing Negara sangat berperan untuk menjaga siswa tetap sekolah. Dibanding dengan cara tradisional seperti memberikan hibah ataupun subsidi.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa katering di sekolah yang diberikan kepada siswa yang kurang mampu atau pendapatan yang rendah, berkontribusi cukup signifikan untuk menekan angka anak putus sekolah,”Investigasi kami memperkuat bahwa kebanyakan anak putus sekolah di Asia Pasifik karena mencari kebutuhan ekonomi. Baik itu untuk mendapat gaji ataupun karena tidak mampu membayar biaya sekolah yang tinggi,” jelas Ehrhart.

Dari penemuan tersebut, Ehrhart membagi dua cara untuk menekan angka anak putus sekolah. Pertama dengan memberi penjelasan jangka panjang tentang manfaat pendidikan yang berkaitan dengan tingkat penghasilan. Kedua, menawarkan kepada anak muda peluang besar untuk meningkatkan kelayakan bekerja dan keterampilan di dalam kelas lewat program DHL GoTeach.

Program DHL GoTeach telah berjalan di tujuh Negara yang ada diteliti dalam laporan, berbagai kesempatan pendidikan dan kejuruan bagi kaum muda di komunitas yang kurang beruntung. Program DHL GoTeach ini juga sejalan dengan program Sustainable Development Goals dari PBB khususnya untuk Sustainable Development Goals nomor 4 (kualitas pendidikan) dan nomor 17 (partnerships for the goals).

 

 


 

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…