Vaksin HPV Perlu Dilakukan Sejak Usia 10 Tahun

Vaksin Human Papillo Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks dan penyakit lainnya yang disebabkan HPV perlu dilakukan sejak dini. Vaksinolog dan dokter spesialis penyakit dalam Kristoforus Hendra Djaya menyebutkan, vaksin HPV sebaiknya diberikan sedini mungkin, ketika anak berusia sekitar 10 tahun."Justru harusnya (vaksin HPV) diberikan ketika masih anak-anak," ucap Kristoforus dalam sebuah diskusi di Upnormal Coffee & Roaster, Jakarta dikutip dari CNN Indonesia.

Hal ini disebabkan, anak-anak berusia sekitar 10 tahun belum terpapar HPV. Sehingga tingkat efikasi atau keberhasilan vaksin lebih tinggi, yakni mencapai 99 persen.Sedangkan mereka yang berusia lebih tua, apalagi sudah menikah, mungkin telah terpapar virus HPV, walau sel yang terinfeksi virus HPV tersebut belum berkembang menjadi sel kanker. Di tahapan ini, virus HPV yang diberikan akan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih rendah.

Menurut Kristoforus, vaksin HPV bekerja layaknya sebuah benteng. Antibodi yang diproduksi tubuh karena telah menerima vaksin HPV hanya dapat mencegah virus HPV baru masuk ke dalam sel tubuh. Jika virus HPV telah ada di dalam beberapa sel tubuh sebelum vaksin diberikan, vaksin tersebut tidak akan mampu membunuhnya. Oleh karenanya, bagi orang yang sudah dewasa, cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks atau penyakit lain yang disebabkan virus HPV adalah lewat kombinasi screening dan vaksin."Screening untuk mengecek virus yang sudah ada [di dalam tubuh], vaksin untuk mencegah virus masuk," ucap Kristoforus.

Untuk diketahui, kanker serviks adalah penyakit kanker kedua terbanyak yang dialami wanita setelah kanker payudara. Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV, yang dapat menular lewat hubungan seksual, kontak tidak langsung, dan transmisi dari ibu ke anak yang dikandungnya. Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan angka kejadian kanker serviks tertinggi. Dari angka kejadian yang mencapai 13.762 tiap tahun, sejumlah 7.493 individu meninggal, berdasarkan data Globocan 2018.

Selama beberapa tahun belakangan, negara-negara lain mengalami penurunan dalam angka kejadian kanker serviks. Sedangkan di Indonesia angka kejadian kanker serviks makin meningkat dengan signifikan tiap tahunnya.Padahal, kanker serviks bisa dicegah dengan pemberian vaksin HPV. Di Australia, misalnya, angka kejadian kanker serviks turun hingga 50 persen setelah imunisasi nasional HPV dilakukan.

Sebelumnya Kanker serviks menjadi salah satu penyakit mematikan yang mengintai banyak perempuan. Dampak fatal dari kanker, seperti disampaikan sejumlah dokter, bisa diminimalisir jika mereka mau melakukan screening sejak dini, seperti pap smear dan tes IVA.

Namun, meski sadar akan bahaya kanker serviks, perempuan Indonesia masih enggan melakukan screening. Padahal, angka kematian dalam sehari akibat kanker serviks mencapai 26 jiwa. Artinya, setiap satu jam, satu perempuan meninggal. "Untungnya kanker serviks bisa dicegah dengan vaksin, tapi itu, hanya kanker serviks," ungkap Profesor Andrijono, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI).

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…