Teknologi Padat Modal dan Sistem Pembayaran

 

Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

 

Sistem pembayaran pada galibnya merupakan hasil dari inovasi yang dihasilkan oleh proses rekayasa industry dan system informasi di teknologi keuangan yang kian hari semakin bersifat padat modal. Paling tidak sebuah negara memiliki tiga komponen teknologi dalam system pembayaran yaitu system pembayaran keuangan, valuta asing dan telekomunikasi. Mungkin saja teknologi seperti block chain dikembangkan namun itu hanya pelengkap daari tiga system pembayaran yang utama. Semuanya semakin bersifat intensif modal dalam proses pembuatan dan operasionalnya. Kamboja misalnya berupaya mencari system pembayaran yang tidak bersifat padal modal namun akhirnya terperangkap pada system blockchain.

Banyak sistem pembayaran yang saat ini berjalan sebetulnya sudah ketinggalan teknologinya paling tidak selama lima tahun. Jepang misalnya mulai mengembangkan system pembayaran non tunai dengan memakai telepon genggam, namun chip yang digunakan ternyata memiliki kelemahan dalam keamanannya. Dengan demikian ketertinggalan teknologi sebetulnya diciptakan oleh industri prosesor mikro seperti Intel dan Amd yang sangat intensif teknologi.  Orang yang merancang chip tersebut adalah Ted Hoff dan Federico Faggin dari Intel dan Masatoshi Shima dari Busicom yang terkenal dengan nama Intel C4004 microprocessor. Rancangan aslinya berasal dari perusahaan Jepang yang bernama Busicom, untuk digunakan pada kalkulator yang diproduksinya. Tipe 4004 juga disediakan dengan sebuah chip pendukung (misal, ROM program digabung bersama untuk menggunakan alamat program 12-bit 4004, yang mengizinkan akses memori 4 kilobyte dari bus alamat 4-bit bila semua 16 ROM dipasang. Sirkuit 4004 dibuat dari 2.300 transistor, dan pada tahun berikutnya diikuti oleh microprosesor 8-bit pertama, Intel 8008 dengan 3.300 transistor (dan Intel 4040, perbaikan dari 4004).

Evolusi dari mikroprosesor telah diketahui mengikuti Hukum Moore yang merupakan peningkatan performa dari tahun ke tahun. Teori ini merumuskan bahwa daya penghitungan akan berlipat ganda setiap 18 bulan, sebuah proses yang benar terjadi sejak awal 1970-an. Teknologi padat modal yang mendukung system pembayaran justru semakin murah biayanya. Dari awal sebagai driver dalam kalkulator, perkembangan kekuatan telah menuju ke dominasi mikroprosesor di berbagai jenis computer dimana setiap sistem dari mainframe terbesar sampai ke komputer pegang terkecil sekarang menggunakan mikroprosesor sebagai pusatnya yang juga merupakan Pemproses Data Utama Dari Komputer. Sistem komputer dewasa ini paling banyak justru terdapat di dalam peralatan lain, seperti telepon, jam, perangkat rumah tangga, kendaraan, dan bangunan termasuk yang terkait dengan system pembayaran.

Sistem embedded biasanya mengandung syarat minimal sebuah sistem mikroprosesor yaitu memori untuk data dan program, serta sistem antarmuka input/output yang sederhana. Antarmuka semacam keyboard, tampilan, disket, atau printer yang umumnya ada pada sebuah komputer pribadi justru tidak ada pada sistem mikrokontroler. Sistem mikrokontroler lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana yang penting seperti mengendalikan motor, saklar, resistor variabel, atau perangkat elektronis lain. Seringkali satu-satunya bentuk antarmuka yang ada pada sebuah sistem mikrokontroler hanyalah sebuah LED, bahkan ini pun bisa dihilangkan jika tuntutan konsumsi daya listrik mengharuskan demikian. Arsitektur x86 adalah rancangan Set Instruksi Komputer Kompleks dengan panjang instruksi yang bervariasi. Word disimpan dengan urutan kecil.

Kompatibilitas mundur menjadi motivasi terkuat dalam pengembangan arsitektur x86. Keputusan ini menjadi sangat penting dan sering dikritik, terutama oleh pesaing dari pendukung arsitektur prosesor lainnya, yang dibuat frustasi oleh sukses yang berkelanjutan dari arsitektur ini yang secara umum dipandang memilki banyak kelemahan. Prosesor-prosesor terkini dari x86 menerapkan beberapa langkah penerjemah (dekoder) "tambahan" untuk (saat eksekusi) memecah (sebagian besar) instruksi x86 kedalam potongan-potongan kecil instruksi (dikenal dengan "micro-ops") yang selanjutnya dieksekusi oleh arsitektur setara dengan arsitektur RISC. Generasi ketiga dari prosesor Pentium adalah Pentium MMX (yang memiliki nama kode P55C) yang dirilis pada tahun 1997. Intel memasukkan tambahan 57 instruksi MMX baru ke dalam prosesor, tanpa melakukan perombakan terhadap desain. Modul MMX hanya ditambahkan begitu saja ke dalam rancangan Pentium tanpa rancang ulang, sehingga Intel terpaksa membuat unit MMX dan FPU melakukan sharing, dalam arti saat FPU aktif MMX non-aktif, dan sebaliknya.

Implikasinya Pentium MMX dalam mode MMX tidak kompatibel dengan Pentium. Prosesor ini tersedia dalam frekuensi kecepatan/bus 166MHz/66MHz, 200MHz/66MHz, dan 233/66MHz. Selain ditujukan untuk prosesor desktop, prosesor ini juga tersedia untuk prosesor mobile, yang bekerja pada frekuensi 266MHz/66MHz. Ukuran Cache pun ditingkatkan pada prosesor ini dimana Pentium MMX memiliki 16 KB Data cache yang bersifat write-back (yang pada versi Pentium sebelumnya hanya terdapat 8 KB). Chip prosesor Pentium MMX diproduksi dengan menggunakan teknik manufaktur Bipolar CMOS 350 nanometer, dan tegangan yang digunakannya adalah 2.8 Volt. Prosesor untuk komputer portabel (yang dibangun dengan teknologi 250 nanometer) yang begitu membutuhkan penghematan daya bahkan hanya membutuhkan 1.8 Volt. Dapat dibayangkan kelemahan keamanan dari prosesor ini ternyata baru terdeteksi pada tahun 2018. Tak heran ketika berita ini merebak harga saham Intel segera turun dan ironinya terjadi kemungkinan perdagangan informasi orang dalam ketika pimpinan eksekutifnya (CEO) menjual saham intelnya sebelum masalah ini diselesaikan.

Mengingat prosesor portable, desktop dan mobile merupakan tulang punggung utama dalam system pembayaran manapun, sehingga dengan adanya kelemahan keamanan dalam prosesor maka seluruh industry yang menggunakan prosesor mengalami kerugian berupa kenaikan cost of capital dan sunk cost sehingga membuat industri ini semakin intensif modal. Biaya yang dikeluarkan untuk mengganti prosesor yang rusak ini juga sangat mahal. Bahkan Iphone versi terbarupun yang akan digunakan untuk memakai pembayaran non tunai juga tak terlepas dari kelemahan prosesornya. Teknologi padat modal membuat sistem pembayaran menjadi tersandera oleh industri prosesor mikro yang juga semakin padat modal yang memiliki kecenderungan penurunan biaya namun menghadapi ancaman sunk cost.

 

BERITA TERKAIT

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Lapang Dada

  Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik   Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…

Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global

  Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…

Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah

    Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik   Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…

BERITA LAINNYA DI Opini

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Lapang Dada

  Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik   Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…

Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global

  Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…

Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah

    Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik   Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…