Total Kredit Macet Bank Rp53,77 T

NERACA

Jakarta--- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kondisi perbankan nasional dalam kondisi dan keadaan yang baik, termasuk soal  likuiditas, penyaluran kredit dan resiko kredit macet.  Malah resiko kredit macaet, alias Non Performing Loan (NPL) saat ini berada dalam posisi terendah yakni 2,5%  pada November 2011,  sebesar Rp53,77 triliun. "NPL perbankan yang sekarang terendah dalam sejarah, hanya 2,5% per November 2011 lalu, turun dari angka NPL di periode yang sama tahun lalu 2,7%," kata Direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI Wimboh Santosa kepada wartawan di Jakarta,  16/1

Dari catatan Bank sentral, November 2011 lalu, perbankan  menyaluran kredit sebesar Rp2151 triliun atau sudah tumbuh 26% (year on year). Angka kredit ini menurut Wimboh, telah naik Rp446 triliun (year on year). Bila ditarik kesimpulan dari angka ini, maka di perbankan terdapat kredit macet sekira Rp53,77 triliun. "Kalau dilihat nett-nya (NPL) bahkan cuma 0,5% di November 2011, turun dari Oktober lalu 0,6%," tambahnya

Sementara itu dengan pertumbuhan kredit sebesar ini, kata Wimbih, likuiditas di perbankan juga belum cukup mengkhawatirkan. Di bulan November lalu, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan berada di angka 16,6%. Angka ini masih jauh di batas aman BI yang hanya 8%. Sehingga dengan CAR ini, bank sentral yakin cukup untuk mem-back up kredit. "Modal perbankan Indonesia mencapai Rp403 triliun. Bahkan sampai November 2011 kami mancatat ada kenaikan penyetoran modal bank ke BI Rp76 triliun. Jadi kita juga antisipasi bank untuk setor modal lagi," jelasnya.

Selain itu, lanjut Wimboh, dana masyarakat di bank (Dana Pihak Ketiga/DPK) di bank juga mengalami kenaikan di tahun 2011 lalu sebesar RpRp447,8 triliun (Desember 2010-Desember 2011). Dana masyarakat yang berhasil dihimpun bank mencapai lebih dari Rp2646 triliun (November 2011). "Dengan melihat indikator ini, pertumbuhan kredit di perbankan masih tinggi, likuiditas cukup memadai, NPL terkendali malah cenderung turun, jadi masih ada room (ruang) untuk bank kembali melakukan ekspansi tahun ini," imbuhnya.

Berdasarkan catatan BI, hingga November 2011 jumlah kredit macet perbankan mencapai Rp 37,499 triliun. Jumlah ini turun tipis dalam sebulan dibandingkan Oktober 2011 yang sebesar Rp 37,856 triliun. Namun kredit macet ini tercatat naik dibandingkan November 2010 yang sebesar Rp 32,036 triliun. Kredit macet bank BUMN paling besar yaitu Rp 17,28 triliun.

Data BI juga menyebutkan jumlah kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) dari perbankan per November 2011 mencapai Rp 54,729 triliun, turun dari posisi Oktober 2011 yang sebesar Rp 55,926 triliun. Rasio NPL perbankan di November 2011 mencapai 2,55%. Sampai November 2011 jumlah kredit yang dikucurkan perbankan Indonesia mencapai Rp 2.146,86 triliun. Kredit ini naik dibandingkan periode yang sama di 2010 yang nilainya Rp 1.706,403 triliun.

Dari total kredit tersebut, sebanyak Rp 1.997,533 triliun masuk kategori lancar. Sementara Rp 9,368 triliun masuk kategori kurang lancar, lalu Rp 7,861 triliun masuk kategori diragukan, dan Rp 37,499 triliun masuk kategori macet. Bank yang menguasai kredit terbesar hingga November adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa senilai Rp 887,709 triliun, bank BUMN Rp 760,53 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Rp 176,561 triliun, bank asing Rp 135,755 triliun, bank campuran Rp 120,398 triliun, dan Bank Umum Swasta Non Devisa Rp 65,907 triliun.

Adapun jumlah kredit macet perbankan antara lain, Bank BUMN Rp 17,28 triliun, Bank Umum Swasta Nasional Devisa Rp 11,899 triliun, Bank Pembangunan Daerah Rp 3,384 triliun, Bank Asing Rp 2,762 triliun, Bank Campuran Rp 1,38 triliun,  Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa Rp 788 miliar. *cahyo

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…