NERACA
Jakarta – Semangat optimisme diperlukan bagi pelaku pasar modal dalam berinvestasi ditengah berbagai faktor yang mempengaruhi dari dalam dan luar. Maka guna menyimbolkan semangat optimisme meraih cuan di pasar saham, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menempatkan patung banteng seberat sekitar 5 hingga 7 ton.”Patung ini namanya 'Banteng Wulung', cerita zaman kerajaan di Jawa Barat Banteng Wulung merupakan simbol kemakmuran, kesejahteraan, dan kejayaan," kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, kemarin.
Dia mengemukakan bahwa bahan material patung Banteng Wulung milik BEI itu terbuat dari fosil kayu yang telah menajdi batu dan didapat di daerah Serang, Banten. Pihak BEI menggandeng Institut Teknologi Bandung untuk meneliti jenis kayu dan umur fosil itu.”Biasanya patung itu terbuat dari bahan metal atau semen, belum ada yang dibuat dari kayu fosil utuh seperti ini," ujarnya.
Tito mengharapkan patung "Banteng Wulung" juga dapat menjadi kebanggaan bagi warga DKI Jakarta serta menjadi tujuan wisata. Manajemen BEI meletakkan patung Banteng Wulung itu di sisi gedung Bursa Efek Indonesia yang menghadap ke Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.”Ini ikonnya BEI dan juga ikonnya Jakarta," ucapnya.
Sementara itu, Direktur BEI Samsul Hidayat mengatakan bahwa dalam pasar saham terdapat istilah "bull market" yang menunjukan suatu keadaan yang dapat diartikan bergerak naik. Sebaliknya, "bear market" sedang menurun.”Patung banteng itu menunjukan optimisme pelaku industri pasar modal, diharapkan terus berada dalam 'bull market'," katanya.
Seniman asal Bali Made Budiasa mengatakan bahwa patung "Banteng Wulung" itu memiliki ukuran panjang sekitar 2,90 meter dengan lebar 1 meter dengan pengerjaan memakan waktu sekitar 3 bulan.”Selain saya, ada sekitar 20 seniman yang secara bergantian turut membantu mengerjakan patung itu," ujar Made Budiasa yang juga pemelik Taksu Bali Gallery.
Sedianya patung Banteng Wulung itu akan diresmikan pada tanggal 13 Agustus 2017. BEI akan mengundang Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat untuk meresmikannya. Asal tahu saja, sepintas keberadaan patung ini mengingatkan dengan patung serupa, Charging Bull yang ikonik di Wall Street, Amerika Serikat sana.
The Charging Bull hingga saat ini masih menjadi salah satu spot wisatawan untuk berfoto ria. Bahkan, muncul mitos jika orang yang mengelus bagian banteng seperti tanduk akan memperoleh keberuntungan finansial.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…