NERACA
Jakarta – Bank OCBC NISP berhasil mengumpulkan dana repatriasi dari program pengampunan pajak mencapai Rp8,44 triliun, sementara itu uang tebusan mencapai Rp2,2 triliun dari 13 ribu costumer. Direktur OCBC NISP Hartati menyampaikan bahwa dana tersebut sebagian besar masuk ke deposito berjangka. “Sebagian besar masuknya ke DPK, deposito berjangka,” ungkap Hartati usai RUPS Bank OCBC NISP di kantornya, Jakarta, Kamis (30/3).
OCBC NISP telah menyiapkan beberapa insturmen investasi yang ditawarkan bagi yang mengikuti program pengampunan pajak dari pemerintah diantaranya berupa Simpanan (Tabungan, Giro, Deposito), Asuransi (Asuransi Terkait Investasi), Investasi (Reksa Dana, Obligasi Pemerintah), Treasury (FX Derivatives, Interest Rate Derivatives, Structured Product) serta Pinjaman (Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Multi Guna, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi).
Bahkan OCBC NISP juga menawarkan layanan Trust. Yang mana layanan tersebut merupakan kegiatan usaha penitipan dengan pengelolaan atas harta milik penitip harta Trust (settlor) berdasarkan perjanjian tertulis antara Bank sebagai penerima dan pengelola harta Trust (trustee) dengan settlor untuk kepentingan penerima manfaat (beneficiary).
Laba Tumbuh 19%
Disamping itu, OCBC NISP juga mencatat laba bersih 2016 sebesar Rp 1,8 triliun, tumbuh 19 persen dibandingkan tahun 2015 yang senilai Rp 1,5 triliun. Sementara itu, total aset OCBC NISP tercatat tumbuh 15 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 120,5 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi Rp 138,2 triliun. Kenaikan aset ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 9 persen (yoy) dari Rp 85,9 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi Rp 93,4 triliun pada akhir tahun 2016. "Pertumbuhan kredit tersebut seiring dengan strategi manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian," kata Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
Parwati menjelaskan, OCBC NISP menjaga kualitas kreditnya dengan mencatatkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 1,9 persen dan nett sebesar 0,8 persen. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tumbuh 19 persen (yoy) dari Rp 87 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi Rp 104 triliun pada akhir tahun 2016. Pertumbuhan dana murah yang dihasilkan dari tabungan maupun giro ditambah dengan perolehan dana deposito menjadi salah satu katalis positif bagi kinerja DPK perseroan. Komposisi simpanan nasabah terdiri dari 60 persen pada portfolio deposito, 24 persen pada giro, serta 16 persen pada tabungan.
“Pertumbuhan dana pihak ketiga tidak lepas dari kualitas yang dijaga dengan fokus utama pada Current Account Saving Account (CASA). Upaya untuk menggenjot pertumbuhan CASA yang positif terus dilakukan melalui peningkatan kualitas produk dan layanan serta mengembangkan program-program yang dapat memberikan nilai tambah serta sesuai dengan kebutuhan nasabah. Insiatif pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Indonesia membuat kami optimis di tahun 2017. OCBC NISP akan terus melakukan inovasi produk dan layanan keuangan sebagai pilar pertumbuhan bank," tutur Parwati.
Bank Mandiri Dukung Pertumbuhan Sektor Maritim NERACA Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menegaskan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan sektor…
Program Penjaminan Polis Masih Sesuai Target NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyampaikan, Program Penjaminan Polis (PPP) asuransi saat…
BSI Catat Dana Kelolaan Ziswaf Capai Rp2,03 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat, jumlah dana…
Bank Mandiri Dukung Pertumbuhan Sektor Maritim NERACA Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menegaskan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan sektor…
Program Penjaminan Polis Masih Sesuai Target NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyampaikan, Program Penjaminan Polis (PPP) asuransi saat…
BSI Catat Dana Kelolaan Ziswaf Capai Rp2,03 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat, jumlah dana…