PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan meningkatkan jumlah penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap pertama menjadi Rp3,5 triliun dari semula Rp2,5 triliun. Hal ini dilakukan perseroan karena ada penyertaan yang harus dilakukan pada tahun ini,"Perseroan akan melakukan pemisahan atau spin off salah satu unit bisnisnya yang bergerak di bidang proyek properti berkonsep TOD. Saat ini, pihaknya tengah melakukan kajian,”kata Direktur Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Haris Gunawan di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, saat ini aset Adhi Properti sekitar Rp 1,4 triliun. Selain aksi korporasi tersebut, ADHI juga akan melebarkan sayap ke bisnis air pada tahun ini. Sumber airnya berasal dari Banten yang nantinya didistribusikan bagi masyarakat Banten dan Jakarta Barat. "Karena air dibutuhkan semua orang. Jadi kita investasi di water treatment," ujarnya.

Maka untuk merealisasikan bisnis tersebut, ADHI akan menjalin kerjasama dengan perusahaan air di wilayah tersebut serta perusahaan BUMN. Perseroan akan memiliki saham mayoritas dalam penyertaan langsung ini. “Nilai proyeknya diperkirakan sekitar Rp4-4,5 triliun," tuturnya.

Asal tahu saja, saat ini perseroan tengah mengerjakan proye kereta cepat ringan atau light rapid transit (LRT) Jabodebek. Dimana kebutuhan dana untuk proyek LRT tahap pertama tahun ini mencapai Rp 7 triliun. Selain dari penerbitan obligasi, perseroan juga akan meminjam dari perbankan dan meminta anggaran dari APBN. Dimana sebanyak Rp 5 triliun dari kebutuhan itu berasal dari sindikasi perbankan dan APBN.

Dalam pengerjaan proyek tahap pertama, Adhi Karya sudah mengeluarkan dana sekitar Rp 2,5 triliun. Pada tahun ini pemerintah akan melakukan pembayaran kepada Adhi Karya sebesar Rp 1 triliun. Pada tahap pertama yang dikerjakan Adhi Karya terdiri dari tiga lintasan dengan panjang 42,1 kilometer. Rute tersebut yakni Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, serta Cawang-Dukuh Atas. Bila sesuai target, akhir tahun ini progress pembangunannya mencapai 35-40%.