BUMN Diminta Ambil Peluang Saat Krisis

NERACA

Jakarta—Perusahaan-Perusahaan BUMN sudah seharusnya berani bertarung di tingkat internasional. Bahkan ejolak perekonomian global seharusnya memberikan peluang BUMN untuk meraih kesempatan bisnis.  "Krisis dunia menjadi peluang bagi kita untuk merambah dunia lain," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN Parikesit Suprapto di Jakarta, Kamis (17/11)

 

Lebih jauh Parikesit meminta agar BUMN sigap dalam mengembangkan sayap bisnisnya. Bahkan kalau perlu BUMN harus meningkatkan dan mengubah cara kerja menuju kinerja yang berdasarkan kepercayaan. "Jadi perlu mengubah kinerja kita menjadi kinerja world class company, ini yang harus dilakukan. Selama kita bisa perform lebih bagus, saya kira customer itu akan mengikuti kita," tandasnya

 

Namun Parikesit berharap perusahaan BUMN mampu menjaga stabilitas perusahaannya ditengah kondisi carut marutnya perekonomian dunia. "BUMN diharapkan menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi dengan terus menjaga stabilitas bisnisnya," tuturnya.

 

Seperti diketahui saat ini ekonomi ditingkat global semakin bergejolak akibat hancurnya perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat. Sehingga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan di negara emerging market untuk lebih berkembang lagi.

 

Menyinggung soal banyaknya asset BUMN, Parikesit mengaku Kementrian BUMN telah menunjukan PPA guna mengelola aset BUMN yang tak terpakai dan belum dimanfaatkan secara optimal (idle).

 

Namun, kata Parikesit lagi, sebelum menyerahkan pengelolaannya kepada PPA, pihak Kementerian BUMN pun terlebih dahulu menganalisis aset-aset idle BUMN sehingga dapat dikelola oleh unit yang berbeda. "Akhirnya, alternatif yang dilakukan dengan menugaskan PPA guna mengelola aset idle tersebut," jelasnya

 

Mengenai bagaimana mekanisme pengelolaan nantinya, Parikesit menuturkan hal ini kana dibahas pada rapat pimpinan (rapim) yang akan diadakan pada pekan depan. "Dalam rapim nanti kita pun akan undang perusahaan BUMN yang mempunyai aset idle guna mengetahui bagaimana pendapat dan sarannya," paparnya.

 

Parikesit menjelaskan bahwa nantinya aset-aset tersebut akan didata dan dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan.            “Semua asset BUMN akan didata,”tegasnya

 

Sementara itu, Dirut PPA Boyke Mukijat mengatakan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) siap mengelola sekitar 7 perusahaan BUMN yang belum dimanfaatkan secara optimal (idle). "Ada tujuh perusahaan BUMN yang akan kita kelola aset idle-nya, supaya bisa ditingkatkan nilainya," ujar Boyke Mukijat

 

Tambahnya, sebelum aset idle perusahaan BUMN tersebut dikelola, pihak PPA akan di-riview terlebih dahulu. "Sebelum kita kelola aset idle-nya kita akan bikin assesment terlebih dahulu. misalnya jika asetnya berupa tanah, kita harus riview dulu apakah jalan tersebut sudah clear perizinan dan segala macamnya," paparnya.

 

Namun Boyke pun belum bersedia memberi tahu nama ketujuh perusahaan BUMN yang akan dikelola aset idlenya dengan alasan masih mengkaji hal tersebut. Sekadar informasi, PPA pernah mengelola aset idle beberapa perusahaan BUMN di antaranya PT Pertamina (Persero), PT PLN (persero), dan PT Kereta Api (KA).         

 

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan akan kedatangan tamu baru pada triwulan I-2012 mendatang. PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA/Persero) akan menempati salah satu ruangan di Kementerian BUMN. "Kantor PPA pindah ke Kementerian BUMN mungkin triwulan pertama 2012," ujar Dahlan

 

Menurutnya, perpindahan kantor itu termasuk salah satu efisiensi yang dilakukan kementerian BUMN. "PPA sekarang sewa gedung di Sampoerna. Itu kan mengeluarkan dana banyak, maka dipindah saja. Lagipula di BUMN masih ada tempat kok," tegasnya. **cahyo

 

.

 

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…