KOTA SUKABUMI - Puluhan Warga Keluhkan Lalat dari Peternakan Ayam

KOTA SUKABUMI

Puluhan Warga Keluhkan Lalat dari Peternakan Ayam

NERACA

Sukabumi - Puluhan warga dari tiga kelurahan, yakni Kelurahan Situmekar, Cipanengah dan Cikundul Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi, mengadu kepada wakil rakyat adanya peternakan ayam yang berlokasi di Kampung Saluyu Kecamatan Lembursitu yang mengakibatkan mengganggu kenyamanan masyarakat, seperti adanya lalat yang berasal dari peternakan tersebut, sehingga sering hinggap ke rumah-rumah warga dan itu sangat mengganggu warga.

Selain itu warga juga mengeluhkan bau tak sedap dari tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) yang lokasinya hampir berdekatan dengan peternakan tersebut. Sehingga, warga mengancam akan  menutup peternakan dan Tempat TPSA di wilayah kampung Saluyu. Pasalnya keberadaan dua lokasi tersebut sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.

"Jelas keberadaan peternakan ayam dan TPSA itu membuat masyarakat resah, 1x24 jam bau sampah dan ayam serta adanya lalat kami rasakan. Jika ini dibiarkan tanpa ada respon, nanti kita akan hadang mobil pengangkut sampah dan menutup pertenakan ayam," tandas salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Lembursitu, Jatnika Ale saat beraudiensi di Gedung DPRD kota Sukabumi, kemarin.

Abah ale sapaan akrabnya mengatakan  tidak hanya bau, tapi juga berdampak pencemaran air bersih, yang mengakibatkan terancamnya kesehatan warga sekitar. Kondisi ini terus berlarut tanpa ada tindakan dari pemkot."Banyak warga yang terserang penyakit kulit, disentri, sesak napas dan lainnya. Selain dari air, juga banyaknya lalat hinggap di makanan yang membawa banyak penyakit," katanya.

Abah ale juga menyayangkan tidak ada tindakan dari pemerintah kota Sukabumi  untuk mengatasi permasalahan ini, padahal warga sudah mengadukan masalah ini sejak tahun 2010 lalu. Untuk itu jika dalam satu minggu tidak ada respon pihaknya mengancam akan menurunkan massa untuk melakukan aksi besar-besaran ke Balaikota."Sangat ironis, sudah 21 tahun warga disini mengalami seperti ini."Makanya kami beri deadline 1 minggu untuk pemkot bekerja, kalau tidak ada realisasi kami siap bawa massa lebih banyak lagi," tegasnya.

Bau tak sedap itu pun, tidak hanya dirasakan di TPSA saja, tapi dipicu oleh perusahaan peternakan ayam yang berada di wilayah TPSA. Makanya perwakilan kelurahan datang ke DPRD untuk mempertanyakan izin perusahaan tersebut. " Jika memang perusahaan itu memiliki izin masa pengolahannya sampai menyebarkan bau ke warga sekitar, itu patut kami pertanyakan," katanya. 

Sementara itu, Ketua RW 06 kelurahan Situmekar, Cepi mengatakan tidak sedikit warga yang sering mengeluhkan permasalahan seperti ini. Dampak negatif perusahaan peternakan dan TPSA sangat menganggu aktifitas warga, ditambah segala bentuk penyakit dirasakan oleh masyarakat."Hampir setiap hari warga mengeluhkan ini, makanya kami memberanikan diri untuk beraudiensi dengan wakil rakyat dan dinas terkait, agar permasalahan ini bisa terselesaikan," katanya.

Bahkan Cepi juga menuntut tanggung jawab dari pemkot untuk serius menanggulangi dan meminimalisir bau tak sedap ini, mengadakan pemeriksaan dan kesehatan gratis bagi warga wilayah TPSA dan peternakan ayam. Serta secara rutin memberikan obat pembasmi lalat. Selain itu juga pengelolaan sampah di TPSA itu bisa lebih baik lagi."Kami menginginkan pemerintah bukan hanya mendengar keluhan warga saja, tapi  bergerak cepat mencari solusi untuk warga kami. Jika tidak percaya datang kesini langsung dan rasakan seperti apa," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sampah Pertamanan dan Pemakaman (DPSPP) Kota Sukabumi, Adil Budiman menjelaskan, saat ini pengelolaan sampah menggunakan sistem control landfil, artinya ketika sampah masuk ke TPSA, paling lama tiga hari itu sudah ditutup dengan tanah. Jika seperti itu kata Adil dipastikan tidak akan bau, yang terjadi waktu lalu, mungkin sampah itu dibiarkan lebih dari tiga hari jadi berdampak bau kemasyarakat. Juga dulu, alat berat untuk mengeruk sampah rusak namun saat ini DPSPP sudah mempunyai alat berat baru, jadi sampah yang menumpuk sudah bisa diratakan kembali." Tapi untuk sekarang saya menjamin tidak terlalu bau karena sudah melakukan penataan pengeolaan control landfill dengan lebih baik," bebernya.

Saat ini, lanjut Adil, lahan TPSA sekitar 10,7 hektar dan yang terpakai sekitar 8 hektar. Sisanya sebanyak 2 hektar pada 2017 nanti akan menggunakan sistem sanitary landfill, dimana pengolahannya akan lebih bagus lagi. Sampah yang masuk akan ditutup dengan plastik dan tanah sehingga baunya tidak akan keluar."Tahun 2017 nanti pemkot mendapat bantuan dari provinsi, jadi pengelolaan sampah akan semakin lebih baik, masyarakat tidak akan dirugikan," jelasnya.

Ketua Komisi III DPRD Kota Sukabumi, Gagan Rachman mengaku akan mendorong kepada dinas terkait untuk menanggapi semua keluhan dari masyarakat wilayah TPSA ini. Bahkan hari ini (kemarin.red) pihak DPRD dan satuan pelaksana teknis atau dinas akan melakukan pengecekan langsung kelapangan."Apa yang dirasakan oleh masyarakat, kami akan tinjau  bersama rekan intansi sekarang juga," ujarnya.

Setelah peninjauan itu, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk menjawab apa yang menjadi masalah dari masyarakat tersebut. Tentu saja dirinya akan melakukan rekomendasi kepada intansi terkait untuk menindaklanjuti dan memberikan solusi. Arya

 

BERITA TERKAIT

PNM Tegaskan Komitmen Wujudkan Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat Program Mekaar

NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…

Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Narasi Pesimistis "Indonesia Gelap"

  NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…

Menkop Apresiasi Bupati Jombang Sudah 100% Membentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PNM Tegaskan Komitmen Wujudkan Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat Program Mekaar

NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…

Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Narasi Pesimistis "Indonesia Gelap"

  NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…

Menkop Apresiasi Bupati Jombang Sudah 100% Membentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…

Berita Terpopuler