KOTA SUKABUMI - Warga Gunungpuyuh Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

NERACA

Sukabumi - Nasib naas yang dialami oleh Husen, (93 tahun), warga Kampung Babakan Jampang RT 03/10, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, hampir 10 tahun hidup di rumah tak layak huni. Ironisnya, lokasi rumahnya dari pusat pemerintahan Kota Sukabumi hanya ditempuh perjalanan sekitar 15 menit.

Husen yang tinggal dirumahnya yang berukuran hanya sekitar 1,5 meter x 2 meter hanya beralasan papan yang dibuat seperti meja dan tanpa kasur. Husen juga didera penyakit tuberkulolis, bahkan penyakit yang dideritanya itu makin menggerogoti kondisi kesehatannya. Sudah lama istrinya meninggal dunia. Anak satu-satunya sudah berumah tangga. Di dalam rumahnya yang gelap terlihat berantakan. Piring beserakan di lantai tanah.

Sudah lama Husen tak bisa beraktivitas. Untuk makan sehari-hari, Husen mengandalkan pemberian dari anaknya."Saya tidak mau merepotkan anak. Mendingan tinggal sendirian saja di rumah ini. Kalau makan suka dikasih sama anak. Yang penting harus ada air buat berwudhu. Tapi suntuk shalat juga tidak bisa berdiri, sambil duduk saja," ungkap Husen saat ditemui oleh sejumlah media di rumahnya, Senin (9/11).

Husen mengaku sejak menderita penyakit tuberkulosis, kondisi kesehatannya makin menurun sehingga tak sanggup beraktivitas. Apalagi di usianya yang menginjak 93 tahun, tenaga Husen makin melemah."Waktu dulu saya bekerja mengurusi kebun dan sawah orang lain," terang dia.

Husen jugaa tidak menampik terkadang mendapatkan bantuan dari pemerintah. Namun uang bantuan itu digunakan memperbaiki rumahnya sedikit-sedikit."Tapi itu juga dulu. Pertama pernah dapat Rp300 ribu, kemudian Rp600 ribu. Uangnya saya pakai buat menambal bilik rumah dan genteng yang rusak," ucap dia.

Terakhir Husen menerima uang dari pihak kecamatan sebesar Rp50 ribu beberapa hari sebelum Idul Fitri. Namun untuk mengambil uang itu Husen harus menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP)."KTP-nya masih di kecamatan, belum diambil lagi," sebut dia.

Untuk mengobati penyakitnya, Husen biasa berobat ke puskesmas menggunakan kartu kesehatan dari pemerintah. Ke depan dia berharap agar pemerintah bisa memfasilitasi rumah berikut tanahnya. "Saya ingin punya rumah sendiri dan tanahnya. Sekarang suka kedinginan kalau malam, apalagi jika hujan," tandas dia. Arya

 

BERITA TERKAIT

PNM Tegaskan Komitmen Wujudkan Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat Program Mekaar

NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…

Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Narasi Pesimistis "Indonesia Gelap"

  NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…

Menkop Apresiasi Bupati Jombang Sudah 100% Membentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PNM Tegaskan Komitmen Wujudkan Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat Program Mekaar

NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…

Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Narasi Pesimistis "Indonesia Gelap"

  NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…

Menkop Apresiasi Bupati Jombang Sudah 100% Membentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…

Berita Terpopuler