NERACA
Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) yang merupakan bagian dari Grup Bank Dunia yang berbasis di Amerika Serikat, sepakat memperkuat kerja sama dengan Bank investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang diprakarsai Republik Rakyat Tiongkok. "ADB akan sangat gembira membagikan pengalaman panjang dan keahlian kami di kawasan dengan AIIB," kata Presiden ADB Takehiko Nakao dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (21/9).
Menurut Takehiko Nakao, kerja sama itu juga mencakup kooperasi dan integrasi regional, pembangunan berkelanjutan dan inklusif, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kedua lembaga keuangan multilateral itu juga telah menyetujui proses guna mengidentifikasi proyek masa depan ADB yang dapat dibiayai bersama dengan AIIB. Baik ADB maupun AIIB juga sepakat bahwa salah satu permasalahan di kawasan Asia adalah adanya kesenjangan infrastruktur yang besar padahal infrastruktur berperan besar menunjang pembangunan berkelanjutan.
Sebelumnya, ADB menyatakan, berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah di kawasan Asia, termasuk Indonesia, membutuhkan adanya dorongan peningkatan modal serta kesempatan lebih besar untuk akses finansial. "Asia memiliki jutaan UMKM tetapi hanya sedikit dari mereka yang dapat berkembang ke titik di mana mereka dapat berinovasi atau menjadi bagian dari rantai suplai global," kata Penasehat Senior ADB Noritaka Akamatsu.
Untuk itu, menurut dia, UMKM membutuhkan lebih banyak lagi peningkatan modal usaha serta kesempatan guna mengakses berbagai saluran finansial untuk pembiayaan. Berdasarkan data Monitor Keuangan UMKM Asia 2014, yang menganalisis 20 negara di kawasan berkembang Asia, tercatat rata-rata 96 persen perusahaan yang terdaftar adalah UMKM.
Selain itu, data tersebut juga mengungkapkan bahwa UMKM di kawasan negara-negara Asia juga mempekerjakan sekitar 62 persen dari seluruh jumlah tenaga kerja yang ada di kawasan tersebut. Sementara integrasi kawasan dan liberalisasi perdagangan menandakan bahwa perusahaan-perusahaan perlu mengubah paradigma dari fokus kepada domestik atau dalam negeri menjadi fokus yang lebih mengglobal.
Sekedar informasi, AIIB merupakan bank pembangunan multilateral yang dirancang untuk memberikan dukungan pembiayaan bagi pembangunan sarana infrastruktur di kawasan Asia, baik kepada institusi pemerintah maupun swasta. Inisiatif pembentukan AIIB disampaikan oleh Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping pada Pertemuan Tingkat Pemimpin Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali, Indonesia pada 2 Oktober 2013.
Menurut rencana, modal yang ditanamkan Indonesia dalam AIIB adalah sebesar 672,1 juta dolar AS serta dibayarkan dalam lima tahun. Indonesia juga turut andil dalam bank tersebut karena menempati urutan pemodal terbesar kedelapan dalam bank multilateral tersebut. Modal AIIB direncanakan mencapai 100 miliar dolar AS dengan modal disetor tunai (paid-in-capital) sebesar 20 persennya. AIIB diharapkan segera memasuki entry into force pada Desember 2015 dan mulai beroperasi pada awal 2016.
Dalam rangka persiapan operasionalnya, akan dilakukan beberapa pertemuan antar Chief Negotiators sebelum Desember 2015. Pemerintah mengharapkan AIIB dapat membantu mengatasi pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…
NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…
NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…
NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…
NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…
NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…