NERACA
Jakarta – Mempertimbangkan kondisi pasar yang dinilai belum kondusif dan perekonomian yang masih terpuruk, menjadi pertimbangan bagi PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) untuk membatalkan rencana penjualan saham senilai Rp 3,9 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan seperti di kutip reuters di Jakarta, Senin (11/5).
Disebutkan, dalam aksi korporasinya tersebut, pemesanan oleh investor telah selesai dilakukan. Namun, pemegang saham belum mau melanjutkan transaksi. Alhasil, saat ini perseroan mengungkapkan belum ada jadwal baru yang ditetapkan untuk re-launch rencana penjualan.
Sebelumnya, dua pemegang saham Solusi Tunas yakni Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited dan PT Kharisma Indah Ekaprima berniat melepas 27,5% saham melalui private placement. Ketika itu, saham perseroan ditawarkan pada kisaran harga RP 10.500 – 12.500 per saham. Dalam transaksi ini, Deutsche Bank dan JP Morgan ditunjuk sebagai koordinator global, sedangkan CIMB sebagai bookrunners dan CLSA sebagai co-lead manager.
Di sisi lain, perusahaan penyedia menara telekomunikasi itu baru saja meraih komitmen senilai US$ 185 juta atau setara Rp 2,4 triliun. Komitmen itu berasal dari Mizuho Bank sebesar US4 40 juta, Siemens Financial US$ 37,5 juta, CTBC Bank US$ 30 juta, Cathay United Bank US$ 25 juta, Sarana dan Ta Chong Bank US$ 25 juta, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) US$ 10 juta, Chang Hwa Bank US$ 8 juta, dan Hua Nan Bank US$ 4,5 juta.
Dalam pengembangan ekspansi bisnisnya di tahun ini, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) menargetkan dapat menghimpun dana hingga sebesar Rp 8,4 triliun dari pinjaman bank dan emisi obligasi. Di sisi lain, pemegang saham Solusi Tunas akan menjual 27,5% sahamnya hingga senilai Rp 3,9 triliun.
Asal tahu saja, perseroan yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi tersebut pernah menargetkan perolehan pinjaman bank sebesar US$ 350 juta (Rp 4,5 triliun) hingga akhir Juni 2015. Sementara itu, mengenai pinjaman, Solusi Tunas baru saja meraih komitmen senilai US$ 185 juta (Rp 2,4 triliun). Kredit tersebut akan digunakan untuk melunasi (refinancing) sisa pinjaman.
Perseroan mengungkapkan, pinjaman tersebut merupakan bagian dari kredit yang terdiri dari tiga paket, antara lain pinjaman berjangka senilai US$ 315 juta bertenor 4,5 tahun, serta revolving credit facility (RCF) sebesar US$ 15 juta dan Rp 465 miliar dengan tenor masing-masing 4,5 tahun. Pinjaman ini dipimpin oleh konsorsium bank yang sama dengan bank yang menyalurkan bridging loan pada akhir tahun lalu. Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Perusahaan Solusi Tunas Juliawati Gunawan tidak merespons.
Namun, sebelumnya, Juliawati pernah mengatakan, perseroan menjajaki pinjaman senilai US$ 350 juta untuk refinancing sisa bridge loan yang kini tersisa US$ 350 juta dari semula US$ 790 juta. Pada 8 Desember 2014, BNP Paribas Singapura, HSBC cabang Jakarta, ING Bank NV cabang Singapura, JP Morgan Chase Bank cabang Singapura, dan Standard Chartered Bank mengucurkan bridging loan senilai US$ 790 juta kepada Solusi Tunas. Pinjaman itu dipakai untuk mendanai akuisisi 3.500 menara telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL). (bani)
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Perkuat struktur permdolan, PT PP Presisi Tbk (PPRE) absen membagikan dividen dan hal tersebut telah disetujui dalam rapat umum pemegang…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Perkuat struktur permdolan, PT PP Presisi Tbk (PPRE) absen membagikan dividen dan hal tersebut telah disetujui dalam rapat umum pemegang…