Renuka Targetkan Produksi 600 Ribu Ton

NERACA

Jakarta – Emiten produsen batubara, PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) menargetkan produksi dan penjualan batu bara sebesar 600 ribu ton pada 2015. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (15/9).

Dijelaskan, untuk mencapai target tersebut perusahaan akan meningkatkan penjualan dalam negeri dan melanjutkan program cost reduction (pengurangan biaya) pada tahun depan. Disebutkan, perusahaan juga memprediksikan harga batu bara akan meningkat tahun ini.

Manajemen perseroan menyebutkan, hal itu didukung oleh beberpaa faktor di antaranya pemerintah berencana membuat kebijakan pengurangan cadangan batubara, serta permintaan impor dari India yang sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap.

Tercatat sepanjang semester pertama tahun ini, Renuka mencatatkan rugi sebesar US$ 485.159. Angka ini menurun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 1,76 juta. Perusahaan memproduksi 550.000 mt (metrik ton) batubara sepanjang paruh pertama tahun ini, yang meningkat sebesar 70% year on year dan merupakan jumlah tertinggi yang pernah diraih.

Disebutkan, produksi yang meningkat membuat perusahaan mendapat impas terhadap biaya pertambangan. Selain itu, perseroan juga telah memangkas biaya produksi dari US$ 1,41 juta ke US$ 942.826 setelah dilakukan perhitungan efisiensi biaya. Meskipun ada pengurangan biaya, namun marjin usaha tetap menurun.

Pada Juli lalu, Renuka Coalindo melalui anak usahanya PT Bandargrah Mandiangin Internasional telah mengakuisisi 90% saham PT Surya Global Makmur senilai US$ 50.000. Surya Global Makmur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dan telah memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi seluas 2.600 hektar (ha) di daerah Sarolangun, Jambi.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan dapat meningkatkan volume produksi batu baranya hingga 100% menjadi 800 ribu ton dari volume produksi batubara pada 2013 sebesar 400 ribu ton. Komisaris Utama Renuka Coalindo, J Suresh Kumar pernah bilang, perseroan memiliki pasar penjualan yang cukup baik di wilayah India, selain di China. “Kami optimis volume produksi batubara perseroan dapat meningkat dua kali lipat menjadi 800 ribu ton dari 400 ribu ton,”ungkapnya.

Sebagai strategi perseroan untuk mencapai target tersebut, menurut dia, pihaknya akan lebih selektif dengan pemilihan kontraktor pertambangan yang baik. Selain itu, perseroan juga akan fokus untuk melakukan penghematan biaya produksi untuk mempertahankan marjin pada tahun ini. “Kami akan lakukan penghematan guna mempertahankan marjin,” ujarnya.

Menurut dia, perseroan tidak serta-merta mengubah rencana pertambangan demi menyesuaikan kondisi pasar batu bara global maupun domestik. Dia berharap, pihaknya akan berhasil menjual seluruh total produksi sebesar 800.000 ton yang menjadi bagian dari rencana pertambangan (mining plan) jangka panjang. Pihaknya akan terus memantau perkembangan pasar batu bara yang tercatat cukup fluktuatif. “Market sekarang soft. Kami wacthing the market,”katanya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…