NERACA

Jakarta – Guna mendukung pembangunan pabrik amoniak di Luwuk, Sulawesi Tengah, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) akan menyuntikkan dana sebesar US$ 50 juta kepada salah satu entitas anak usahanya, yakni PT Panca Amara Utama (PAU).

Direktur Keuangan Surya Esa Perkasa, Isenta Hioe mengatakan, perseroan telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk memberikan pinjaman sebesar US$ 50 juta untuk PAU,”Nanti kami akan memberikan dana segar kepada PAU sebesar US$ 50 juta secara bertahap, bunganya 5%. Sebenarnya, pinjaman ini berlaku sejak bulan Juli lalu hingga Desember 2016," katanya di Jakarta, Senin (25/8).

Isenta menyebutkan bahwa dalam membangun pabrik berkapasitas 700 ribu metrik ton amoniak per tahun ini perseroan membutuhkan dana sebesar US$ 800 juta. Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan, sampai dengan saat ini perseroan telah memberikan suntikan dana sebesar US$ 45 juta. Dana tersebut telah digunakan untuk proses pemasangan tiang pancang (ground breaking) pabrik milik Panca Amara Utama.

Hal ini berarti perseroan akan menyuntikkan dana sebesar US$ 95 juta kepada PAU. Adapun sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk pinjaman guna pengembangan PAU berasal dari pendapatan operasional dan fasilitas kredit yang diterima oleh perusahaan dari perbankan.

Perseroan juga berencana akan mendapatkan fasilitas pinjaman dari International Finance Corporation (IFC) sebesar US$ 750 juta. Untuk itu, perseroan akan menjaminkan seluruh sahamnya dalam PAU untuk IFC. Sebagai catatan, Surya Esa Perkasa memiliki 59,98% baik secara langsung maupun tidak secara langsung melalui PT Sepchem.

Di samping itu, Surya Esa juga mencari dana lewat sumber lain, yaitu dengan menerbitkan 100 juta saham baru melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Harga private placement yang dibanderol saat ini minimal 2.800 rupiah per saham. Walhasil, total dana dari hasil private placement adalah senilai Rp 280 miliar.

Selain itu, perseroan juga menyatakan telah menandatangani perjanjian pokok jual beli gas dengan joint operating body Pertamina Medco Tomori Sulawesi senilai US$ 1,4 miliar. Kata Isenta Hioe, perseroan bersama Pertamina Medco Tomori Sulawesi menyepakati untuk memasok gas sebanyak 55 million standard cubic feet per day (mmscfd),”Pengiriman gas akan dilaksanakan mulai kuartal IV-2016 hingga tahun 2027,"ungkapnya.

Perusahaan yang bergerak di bidang LPG Refinery ini juga telah menandatangani engineering procurement contract (EPC) dengan konsorsium PT Inti karya Persada Teknik dan Toyo Engineering Corporation (Jepang) guna membangun dan mendirikan pabrik ammonia.

Sementara Presiden Direktur Surya Esa Perkasa, Garibaldi Thohir menambahkan perseroan akan mendapatkan fasilitas pinjaman dari International Finance Corporatoion (IFC) sebesar US$ 750 juta. Untuk itu, perseroan akan menjaminkan seluruh sahamnya dalam PAU untuk IFC,”Pinjaman untuk proyek raksasa ini merupakan pinjaman terbesar IFC yang dikucurkan ke Indonesia. Ini menunjukkan bahwa asing semakin percaya dengan iklim investasi di Indonesia," ujarnya.

Sebagai informasi, Surya Esa Perkasa memiliki 59,98% baik secara langsung maupun tidak secara langsung melalui PT Sepchem. (bani)