Fluktuasi Rupiah Lebih "Ngena" Ketimbang TDL

NERACA

Jakarta - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi Lukman mengatakan, fluktuasi rupiah lebih mempengaruhi industri makanan dan minuman daripada kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang baru saja ditetapkan oleh pemerintah.

"Tentu kenaikan TDL akan berpengaruh pada industri. Tapi kami tidak menaikkan harga sampai lebaran ini dan tentu kami akan melihat perkembangan pasar. Ancaman seriusnya adalah kurs rupiah yang fluktuatif. Jika rupiah terus melemah terhadap dolar AS maka kami akan mengalami selisih yang signifikan karena banyak bahan baku makanan dan minuman harus diimpor," kata Adhi di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan sejauh ini kurs rupiah masih cenderung stabil. Akan tetapi, jika rupiah melemah tentu akan mengganggu pasokan bahan baku impor. GAPMMI sendiri banyak membuat produk-produk manis, sirup dan nata de coco.

"Hal yang menjadi ancaman adalah kurs rupiah yang melemah, untungnya kemarin kembali di Rp12 ribu per dolar AS. Kalau naik terus lebih dari itu, bisa bahaya. Kami bersyukur ada di angka Rp12 ribu, karena bisa meredam kenaikkan biaya-biaya. Kami akan tetap menjaga agar produk-produk kami tidak ada kenaikan. Setelah lebaran nanti kami evaluasi dan mudah-mudahan tidak ada gejolak harga yang tajam," jelasnya.

Sebagaimana diberitakan, kenaikan tarif listrik untuk golongan industri I3 dan I4 berlaku mulai 1 Mei 2014. Sementara golongan lain yaitu industri dan rumah tangga pada 1 Juli 2014. Kenaikan itu sedikit banyak memberikan efek kepada dunia usaha.

Sementara itu, Adhi mengatakan industri makanan dan minuman selama bulan puasa ini mengalami kenaikan permintaan sebesar 30%. ecara umum permintaan meningkat 30% dibandingkan hari biasa. Tetapi secara khusus ada yang 100%-150% eningkat permintaannya karena dipakai untuk lebaran dan buka puasa.

"Menjelang Lebaran tahun ini permintaan sudah mulai meningkat, terutama dalam dua pekan ini signifikan. Tadinya saya pikir sepi permintaan tapi yang terjadi sebaliknya. Berkaca dari tahun lalu akan terus terjadi peningkatan dan belanjut sampai lebaran selesai," tukas Adhi. [agus]

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…