MERS CoronaVirus atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) disinyalir berasal dari Timur Tengah. Hal ini berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan dan informasi dari WHO, yang menyebutkan unta dan kelelawar di Arab Saudi positif mengidap virus ini.
Neraca
Kasus pertama terjadi di Arab Saudi pada tahun 2012 dan laporan data WHO hingga 3 Mei 2014 menyebutkan ada 489 kasus dengan 129 kematian, dimana 109 kasus kematian berasal dari Arab Saudi. Kasus MERS-CoV juga dilaporkan telah menyebar ke sedikitnya 14 negara antara lain Mesir, Jordania, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Tunisia, Malaysia, Yunani, Oman, Perancis, Inggris, Italia, Filipina bahkan Amerika Serikat.
Virus MERS-CoV dapat dikenal dengan memperhatikan beberapa gejala penyebabnya, seperti: demam, sakit dada, badan melemah, nafas pendek, batuk bersin, gagal ginjal, diare dan radang paru-paru. Meskipun dapat menyebabkan kematian, virus ini sulit berpindah antar manusia. Virus ini mudah menjangkiti orang yang sedang sakit, lansia, anak kecil, orang yang sedang kelelahan dan makan tidak teratur.
“Virus MERS-CoV tersebar melalui udara dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Penelitian sementara pun memperlihatkan bahwa MERS-CoV paling berpotensi ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak yang sangat dekat. Sebagai antisipasi untuk mengurangi paparan virus MERS-CoV, kami menyarankan masyarakat untuk menggunakan respirator, atau yang lebih awam disebut dengan masker, bersertifikasi N95,” tutur Inge Angeline Santoso selaku personal safety division product manager PT 3M Indonesia.
Menurutnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan jamaah haji dan umrah yang cukup banyak dan juga bagi mereka yang berangkat sebagai tenaga kerja (TKI) wajib mewaspadai serangan virus ini. Sekitar 5.000 orang Indonesia yang berangkat menuju Arab Saudi setiap harinya memiliki potensi terjangkit virus ini.
Sementara itu, untuk menghindar dari virus ini, masyarakat harus waspada dan tetap harus melakukan tindakan preventif, diantaranya: menjaga kondisi tubuh, memperoleh vaksin flu, menghindari kontak dekat dengan orang yang menderita sakit saat berada di kawasan Timur Tengah dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi dan tidak merokok.
Namun harus juga diperhatikan bahwa efektifitas respirator/masker N95 untuk menyaring partikel termasuk virus sangat dipengaruhi oleh cara pemakaiannya. Oleh karena itu perlu diperhatikan cara pemakaian masker N95 yang benar dengan membaca petunjuk pemakaiannya.
“Masker N95 harus dipastikan rapat di wajah pemakai untuk mencegah kebocoran yang dapat menyebabkan virus bisa lolos. Kebocoran masker N95 juga dapat dipengaruhi oleh adanya janggut atau kumis pemakai yang menghalangi kerapatan pemakaiannya. Untuk pengguna Masker N95 yang memiliki riwayat penyakit terkait pernafasan, asma, emphysema dan penyakit jantung harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu,” ungkap Zully.
Terkait dengan maraknya penyebaran virus MERS-CoV ini, Pemerintah Indonesia, terutama Dirjen Penyelenggara haji dan Umroh (PHU) mengambil beberapa langkah kebijakan, seperti tidak memberangkatkan jemaah umrah yang berusia lebih dari 65 tahun dan memiliki riwayat penyakit kronis, seperti jantung, ginjal saluran pernapasan dan diabetes. Para penyelenggara umrah juga disarankan untuk tidak memberangkatkan jemaah dengan defisiensi kekebalan tubuh, wanita hamil dan anak-anak dibawah umur 12 tahun.
“Diharapkan penularan akibat virus ini dapat berkurang dan obat penyembuhannya segara didapatkan. Lebih jauh lagi, kami juga berharap masyarakat dapat memahami bahaya dari virus ini dan mengambil langkah pencegahan seperti menjaga kesehatan tubuh, mengonsumsi vitamin jika diperlukan, serta menggunakan respirator/masker standar internasional N95 jika memang harus melakukan kontak berdekatan dengan kumpulan orang yang memiliki potensi penularan virus MERS-CoV,” tutur Zully.
Ada pepatah bijak mengatakan, mencegah lebih baik dari mengobati dan usus yang sehat adalah kunci umur panjang. Namun sayangnya belum…
Seiring dengan dinamisnya kemajuan dunia Kesehatan dan pengobatan, beragam pula penyakit baru dan termasuk neurofibromatosis tipe 1 atau penyakit langka.…
Dokter Kandungan dan Ahli Fertilitas Endokrinologi Reproduksi FKUI RSCM dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.OG, Subsp. FER mengungkapkan bahwa satu…
Ada pepatah bijak mengatakan, mencegah lebih baik dari mengobati dan usus yang sehat adalah kunci umur panjang. Namun sayangnya belum…
Seiring dengan dinamisnya kemajuan dunia Kesehatan dan pengobatan, beragam pula penyakit baru dan termasuk neurofibromatosis tipe 1 atau penyakit langka.…
Dokter Kandungan dan Ahli Fertilitas Endokrinologi Reproduksi FKUI RSCM dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.OG, Subsp. FER mengungkapkan bahwa satu…