BEI Gandeng Dua Securities Terbitkan ETF Syariah

NERACA

Jakarta-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku akan terus mengembangkan produk syariah di pasar modal Indonesia. Salah satu instrumen investasi berbasiskan syariah yang dicatatkan di papan bursa, yaitu Reksa Dana Bursa (exchange traded fund) berbasis saham syariah atau Reksa Dana Syariah Premier ETF Jakarta Islamic Index (XIJI). “Likuiditas ETF yang telah tercatat di BEI sudah cukup baik dan nilai rata-rata transaksinya sudah mencapai sekitar Rp3 miliar per hari, dengan adanya tambahan syariah maka akan mendorong industri juga,” kata Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Selasa (30/4).

Namun sejauh ini, kata dia, baru dua manajer investasi yang menerbitkan ETF, yaitu PT Indo Premier Investment Management dan PT Bahana TCW Investment Management. Jumlah unit penyertaan yang dicatatkan pertama kali Reksa Dana Syariah Premier ETF Jakarta Islamic Index (XIJI) adalah 24.500.000 unit penyertaan dengan harga perdana Rp677 per unit penyertaan.

Sementara total nilai awal reksa dana XIJI yang dicatatkan di BEI pertama kali adalah Rp16,59 miliar di mana jumlah maksimumnya adalah 12,5 miliar unit penyertaan. Sedang untuk reksa dana kedua adalah Reksa Dana Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC).

Jumlah unit penyertaan yang dicatatkan pertama kali adalah 23.300.000 unit penyertaan dengan harga perdana Rp1.000 per unit penyertaan. Nilai awal yang dicatatkan pertama adalah Rp23,3 miliar dengan jumlah maksimum adalah 1 miliar unit penyertaan.

Kedua reksa dana bursa ini diterbitkan oleh PT Indo Premier Investment Management sebagai manager investasinya dan Deutsche Bank AG cabang Jakarta sebagai Bank Kustodiannya. Adapun dealer partisipannya adalah PT Indo Premier Securities.

Direktur Utama Indo Premier Investment Management, John D Item, mengatakan produk ETF dapat mempermudah investor untuk berinvestasi di pasar saham karena susunan saham per satuan unit penyertaan sudah dibentuk oleh Manajer Investasi dengan hanya terdiri dari saham-saham berfundamental baik dan likuid. Karena itu, fluktuasi ETF juga tidak terlalu dalam dan aman bagi investasi investor.

Menurutnya, langkah ini juga didukung adanya permintaan dari pemerintah untuk memperkaya produk syariah. Adapun pemilihan indeks syariah, yaitu sebagai aset dasar produk ETF dikarenakan adanya permintaan dari investor terhadap produk ETF berbasis saham-saham syariah. (lia)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…