Mandiri Dapat Restu Buka Kantor Cabang di Malaysia - Setelah di Shanghai, China

NERACA

Jakarta - Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM), Zeti Akhtar Aziz, menegaskan bahwa pihaknya sudah mengeluarkan izin kepada PT Bank Mandiri Tbk untuk membuka kantor cabang penuh (full branch) di Malaysia. Menurut Zeti, Bank Mandiri adalah satu-satunya bank yang membuat aplikasi untuk mendirikan kantor cabang di Negeri Jiran tersebut.

“Mereka (Bank Mandiri) sudah menerima approval dari kami. Diharapkan (Bank Mandiri) bisa mulai beroperasi di tahun 2013,” kata Zeti, ketika ditemui usai sebuah seminar di Gedung Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Rabu (19/12). Dia menambahkan, pihaknya memang sangat menunggu adanya institusi keuangan asal Indonesia yang beroperasi di sana.

Bank Negara Malaysia, kata dia, tidak pernah mengeluarkan izin pembukaan kantor cabang dari negara-negara lain sejak 30 tahun silam. “Ketika pertama kali kami melakukan lagi (memberikan izin buka cabang) untuk bank dari Indonesia, ya, Bank Mandiri satu-satunya bank dari Asean yang kami keluarkan lisensinya,” terang Zeti.

Sebelumnya, bank beraset terbesar di Indonesia ini sudah memiliki full branch di Shanghai, China pada April 2012 lalu. Kalau boleh dibilang pula, mereka merupakan satu-satunya bank asal Indonesia yang pertama memiliki kantor cabang penuh di Negeri Tirai Bambu itu.

Kehadiran Bank Mandiri di China Daratan tersebut menambah daftar kantor cabang mereka bagi jaringan kantor cabang luar negeri yang saat ini sudah ada di Hong Kong, Singapura, Timor Leste, Cayman Islands, serta Inggris. Keberadaan kantor cabang Shanghai ini diharapkan bisa menunjang perluasan jaringan bisnis perusahaan Indonesia dan berkontribusi pada program pemerintah yang mempromosikan ekspor Indonesia.

Suku bunga rendah

Zeti melanjutkan bahwa suku bunga acuan BNM jauh di bawah BI rate. Dia bilang kalau suku bunga acuan berada di level 3,5%. Sementara BI rate saat ini sebesar 5,75%. "Karena inflasi hanya dua persen, sehingga kami menetapkan tingkat suku bunga 3,5%," kata dia.

Kendati demikian, Zeti mengatakan, rendahnya suku bunga itu tidak sejalan dengan pertumbuhan di sana. Karena pertumbuhan ekonomi di Malaysia masih bergerak lambat hingga 2013 lantaran melambatnya laju ekspor yang tertekan krisis ekonomi global.

"Kami memperkirakan tidak terlalu berbeda dengan tahun ini. Ekspor kami melambat, di sisi lain permintaan kredit dalam negeri begitu penting," ujarnya. Seperti diketahui, Gubernur BI, Darmin Nasution pernah bilang kebijakan mempertahankan BI rate ini karena masih sejalan dengan tingkat inflasi akhir tahun yang diperkirakan berada di level 4,5+1 persen.

Negosiasi modal

Selain Bank Mandiri, BNM juga telah mengeluarkan empat lisensi untuk beberapa negara lain seperti dua bank dari Jepang, satu bank dari Uni Eropa, dan satu bank dari Timur Tengah. Zeti menambahkan, untuk mendirikan sebuah kantor cabang di Malaysia memerlukan persyaratan modal minimum, yakni sebesar RM 300 juta atau Rp900 miliar. Namun, Bank Mandiri mengajukan agar nilainya diturunkan menjadi RM 100 juta atau Rp300 miliar-Rp400 miliar.

“Kita sudah berdiskusi (BNM dan Bank Mandiri). Namun itu masih sangat dini untuk saya jelaskan, tapi kami sudah menyediakan fleksibilitas untuk memenuhi target (modal minimum) itu,” tuturnya. Akan tetapi, dirinya enggan menjelaskan lebih jauh soal proses negosiasi dengan Bank Mandiri dengan alasan bank tersebut belum mulai beroperasi. [ria]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…