Program MBG Tingkatkan Kegiatan Koperasi

NERACA

Jakarta - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menyatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto bakal menjadi pelecut bagi koperasi untuk meningkatkan kegiatan dan usahanya. 

Koperasi yang dapat menjadi bagian dari program MBG secara otomatis akan mengalami peningkatan skala usaha. Di sisi lain naiknya kapasitas usaha akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan anggota terutama para petani, peternak, nelayan lokal dan pelaku usaha kecil sebagai bagian penting pemasok bahan baku untuk program MBG. 

"Program MBG ini juga akan memfasilitasi konsolidasi dan agregasi bagi petani, nelayan dan peternak untuk meningkatkan usahanya baik sebagai penyedia bahan baku bagi MBG bahkan dapat menjadi bagian dari pengelola SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi)," kata Budi Arie, dalam sambutannya pada acara Launching Induk Koperasi Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas) Bersatu di Jakarta.

Sehingga dengan semakin banyaknya kegiatan usaha koperasi yang dibarengi dengan peningkatan kapasitas usahanya, Budi Arie optimis minat masyarakat untuk bergabung di dalam koperasi akan semakin besar. Hal ini akan turut mempercepat peningkatan rasio partisipasi masyarakat pada koperasi. 

Budi Arie menambahkan bahwa dalam program MBG ini pemerintah menganggarkan dana Rp71 triliun hingga akhir tahun 2025 dengan menyasar 19,47 juta orang penerima manfaat. Program ini menjadi investasi jangka panjang bagi generasi muda Indonesia untuk menuju Indonesia Emas tahun 2045 mendatang. 

"Jumlah (anggaran) akan terus ditingkatkan dan diperkirakan bisa mencapai Rp400 triliun ketika program ini menyasar pada 80 juta penerima manfaat sehingga ini merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang unggul," ucap Budi Arie.

Sehingga untuk memastikan program MBG ini berjalan dengan baik bersama koperasi - koperasi di berbagai wilayah di Indonesia, Menkop Budi Arie mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan kapasitas koperasi, melalui pelatihan dan pendampingan dalam mengelola pasokan pangan. Budi Arie juga meminta agar pengelola koperasi dan SPPG dapat menjaga kualitas produk dan mengembangkan inovasi.

"Kami juga mendorong untuk melakukan penguatan sistem rantai pasok yang efisien danterintegrasi mulai dari petani hingga konsumen untuk memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan," ujar Budi Arie.

Saat ini terdapat 1.332 koperasi sektor produksi di seluruh Indonesia yang siap untuk mensuplai kebutuhan dapur MBG dengan berbagai komoditas seperti ikan, telur, ayam, sayur, daging dan buah. KemenKop telah mengusulkan beberapa koperasi ke Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menjadi rantai pasok dalam SPPG dan telah melakukan pendampingan kepada koperasi tersebut untuk dilakukan standardisasi dapurnya bekerja sama dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). 

"Kami mendorong minimal 200 koperasi yang berperan sebagai hub dalam program MBG untuk mengkonsolidasikan produk suplai dapurMBG dari koperasi lainnya. Harapannya koperasi tersebut dapat memasokkebutuhan bahan baku sesuai kebutuhan SPPG," kata Budi Arie. 

Ketua Umum FORMAS Yohanes Handojo menegaskan bahwa Formas bersama dengan koperasi-koperasi induk yang menjadi anggotanya akan siap menyukseskan program MBG. Diakui bahwa kesuksesan program besar ini tidak dapat oleh pemerintah sendiri, melainkan harus didukung oleh semua pihak khususnya koperasi-koperasi produsen. 

"Kita diberi amanat tegas oleh Pak Hashim (Hashim Djojohadikusumo) selaku Ketua Dewan Pembina kami untuk mengawal program Pak Prabowo dan memonitor kinerjanya, kita siap bekerja-sama sebagai mitra pemerintah untuk bersama-sama untuk memperbaiki kehidupan masyarakat," kata Yohanes.

Terkait koperasi, Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono mengatakan sinergi yang erat antara Kemenkop dengan koperasi di Indonesia dibutuhkan untuk memastikan upaya pengembangan koperasi dapat berjalan dengan baik. Dengan begitu nantinya akan bermunculan koperasi besar nasional yang dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

"Di banyak negara koperasi itu bisa masuk ke sektor usaha besar bahkan bisa menjadi konglomerasi. Maka paska pemisahan nomenklatur Kementerian Koperasi dan Kementerian UMKM akan kita manfaatkan untuk menggenjot supaya koperasi di Indonesia bisa menjadi sebesar koperasi di seluruh dunia," kata Ferry.

 

 

BERITA TERKAIT

Percepatan Pembangunan Sektor Perdagangan Terus Didorong

NERACA Kebumen – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung optimalisasi peran Pasar Rakyat Pagi  Kebumen Tahap II di Kebumen, Jawa Tengah. Pasar…

Trenggono Minta Program Ekonomi Biru Diawasi Ketat

NERACA Jakarta – Dalam Rapat Kerja Pengawasan (Rakerwas) Inspektorat Jenderal Tahun 2025 di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Menteri Kelautan…

Produk Tekstil Impor Ilegal Senilai Rp8,3 Miliar Berhasil Diamankan

NERACA Jakarta – Sinergi Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Percepatan Pembangunan Sektor Perdagangan Terus Didorong

NERACA Kebumen – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung optimalisasi peran Pasar Rakyat Pagi  Kebumen Tahap II di Kebumen, Jawa Tengah. Pasar…

Trenggono Minta Program Ekonomi Biru Diawasi Ketat

NERACA Jakarta – Dalam Rapat Kerja Pengawasan (Rakerwas) Inspektorat Jenderal Tahun 2025 di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Menteri Kelautan…

Produk Tekstil Impor Ilegal Senilai Rp8,3 Miliar Berhasil Diamankan

NERACA Jakarta – Sinergi Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS…