Pencegahan Radikalisme Tak Boleh Kendur

NERACA

Jakarta - Pencegahan radikalisme dan terorisme tidak boleh kendur dan lengah walaupun kini tindak kejahatan terorisme menurun, agar Indonesia pada tahun 2025 kembali berstatus zero terrorist attack, kata Guru Besar UIN Alauddin Makassar Prof Muammar Bakry.

Menurut dia, Indonesia selama dua tahun terakhir tidak ada aksi terorisme atau zero terrorist attack. Catatan tersebut menjadi tantangan besar, apalagi di awal tahun ini kelompok-kelompok anti-Pancasila seperti biasa menyebarkan narasi-narasi terorisme yang mengancam persatuan dan perdamaian bangsa.

"Memasuki tahun 2025 juga menjadi suatu capaian bahwa telah dua tahun berselang Indonesia mengalami nol serangan teroris, atau yang juga biasa disebut sebagai zero terrorist attack. Hal ini dapat dianggap sebagai prestasi tersendiri bahwa sentimen negatif terhadap perbedaan SARA semakin menurun," kata Bakry dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (8/1).

Dia menilai, semakin terbukanya pemahaman agama yang inklusif dan toleran menjadi faktor pendukung menurunnya angka kejadian tindakan kejahatan atas nama agama. Hal itu menjadi indikator yang baik atas capaian kerja pemerintah melalui berbagai instansi dalam menjembatani, bahkan mempertemukan berbagai kelompok dan golongan yang berbeda.

"Saya kira, upaya Pemerintah untuk menghilangkan sekat-sekat perbedaan yang masih tersisa pada bangsa Indonesia adalah hal yang sangat baik dan konstruktif bagi penguatan kemajemukan dan heterogenitas bangsa kita," kata dia yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.

Menurut dia, jangan ada perbedaan-perbedaan dengan latar belakang yang macam-macam, termasuk agama, sehingga menjadi alasan dan pembenaran untuk melakukan tindakan-tindakan kekerasan serta teror, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama yang bangsa Indonesia sangat hargai.

Dia pun berharap agar Indonesia bisa selalu konsisten menjaga kerukunan antar golongan, sehingga kembali mampu mempertahankan nihilnya serangan teroris yang didasarkan atas nama agama. Untuk itu, dia menyerukan agar rakyat Indonesia kembali memahami agamanya dengan benar agar keutuhan Indonesia sebagai sebuah bangsa terus terjaga.

“Ajaran agama kita itu mengajarkan kita untuk menjaga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), menjaga ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan), dan menjaga ukhuwah islamiyah. Kalau kita lebih kembangkan lagi menjadi ukhuwah imaniyah, yang dimaknai bahwa semua anak bangsa yang beriman itu tetap saudara kita," katanya. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Kiat Mengatur Pengeluaran Uang Secara Bijak

NERACA Jakarta - Tren No Buy Challenge 2025 untuk mendorong penerapan gaya hidup hemat dan mencegah konsumsi berlebihan menjadi perbincangan…

Pemodelan Spasial Dukung Pembangunan Berkelanjutan

NERACA Depok - Guru Besar Tetap Bidang Pemodelan Spasial Penggunaan Lahan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia…

Islam Aswaja Rangkul Perbedaan Budaya

NERACA Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi menjelaskan tentang pentingnya kehadiran agama Islam…

BERITA LAINNYA DI

Kiat Mengatur Pengeluaran Uang Secara Bijak

NERACA Jakarta - Tren No Buy Challenge 2025 untuk mendorong penerapan gaya hidup hemat dan mencegah konsumsi berlebihan menjadi perbincangan…

Pemodelan Spasial Dukung Pembangunan Berkelanjutan

NERACA Depok - Guru Besar Tetap Bidang Pemodelan Spasial Penggunaan Lahan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia…

Islam Aswaja Rangkul Perbedaan Budaya

NERACA Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi menjelaskan tentang pentingnya kehadiran agama Islam…