Setengah Abad Semen Baturaja Berkarya - Kontribusi Membangun Negeri Lewat Inisiatif Berkelanjutan

Program pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur tidak hanya menjadi stimulus bagi perekonomian nasional tetapi juga memperhatikan memiliki dampak lingkungan yang lebih terkendali. Apalagi rekayasa dan industri bangunan telah menyumbang kerusakan lingkungan cukup signifikan. Untuk menguranginya, perlu kesadaran beralih pada produk-produk material bangunan yang ramah lingkungan, seperti penggunaan semen non OPC atau Non Ordinary Portland Cement, sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

Kata Anton Ginting, Direktur Program Bumi Hijau Mortar Utama, perusakan ekologi dimulai sejak tahap konstruksi, penggunaan material besar-besaran secara ilegal, hingga operasional bangunan modern memproduksi racun, karbon, dan limbah yang terabaikan pemeliharaannya,”Potensi kerusakan ini dapat dikurangi apabila para pelaku konstruksi dan profesi yang terkait di dalamnya memegang komitmen pada konsep arsitektur hijau,”ujarnya.

Oleh karena itu, penggunaan semen Non-OPC, yang memiliki keunggulan dari sisi teknis, ekonomi, dan lingkungan harus dioptimalkan dalam setiap proyek pembangunan di bawah Kementerian PUPR. Sementara di sektor swasta sendiri, penggunaan semen ramah lingkungan terus menunjukkan tren peningkatan. Hal ini seiring kesadaran dan kepedulian para pengembang yang terus tumbuh akan pentingnya menjalankan bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Socia Prihawantoro mengatakan, upaya pelaku produsen semen dalam mengembangkan semen hijau merupakan langkah strategis yang sangat dibutuhkan pada saat ini. Pihaknya menilai bahwa semen hijau menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global."Semen hijau adalah jawaban atas ancaman perubahan iklim dunia. Meskipun masyarakat mungkin belum sepenuhnya menyadari pentingnya penggunaan semen hijau, namun dampaknya terhadap lingkungan dinilai sangat signifikan," ujarnya.

Socia menuturkan, dampak negatif dari perubahan iklim seperti peningkatan suhu bumi dan naiknya permukaan air laut, mungkin tidak langsung terasa oleh masyarakat. Namun, seiring waktu, efek itu akan semakin dirasakan dan menjadi ancaman serius bagi kelangsungan makhluk hidup."Dengan mengurangi emisi CO2 melalui penggunaan semen hijau yang ramah lingkungan, telah mengambil langkah penting untuk melindungi bumi dari kerusakan yang lebih parah,"katanya.

Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), Suherman Yahya mengatakan, perseroan yang merupakan bagian dari anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mendukung pengembangan semen ramah lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan, meski dihadapkan tantangan bisnis semen yang cukup sengit atau kondisi pasar yang oversupply. Namun menurutnya,  peluang pertumbuhan selalu ada melalui program pemerintah yang berfokus pada pembangunan infrastruktur. “Program infrastruktur, termasuk pembangunan 3 juta rumah dan pembebasan BPHTB untuk kategori tertentu, akan menjadi pendorong utama permintaan semen pada tahun 2025,” kata dia

SMBR saat ini juga telah memproduksi Semen Portland Composite Cement (PCC), semen rendah karbon yang sudah bersertifikasi Green Label dari Green Product Council Indonesia. Produk ini diproduksi menggunakan material ramah lingkungan dengan proses yang mengurangi emisi karbon hingga 38% dibandingkan semen konvensional (OPC). Produk semen ini juga telah memperoleh sertifikasi SNI dan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam negeri mencapai 89,34%.

Menurut Suherman, kondisi ini jauh melampaui batas minimum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021, yaitu sebesar 40%.“Dengan berbagai upaya ini, Semen Baturaja yakin dapat terus berkontribusi dalam mendukung pembangunan nasional serta berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan, sambil memastikan kinerja perusahaan tetap positif ke depan,” kata dia. 

 

Berikan Nilai Tambah

Komitmen Semen Baturaja dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata tetapi membangun keberlanjutan usaha dengan praktek bisnis yang ramah lingkungan dari hulu sampai hilir. Hal ini memberikan nilai tambah perseroan bagi pemegang saham dan juga pemangku kepentingan. Tengok saja, perseroan meraih Sertifikat Manajemen Energi (SMEn) ISO 50001:2018 dari PT Sucofindo.

Sertifikat ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung efisiensi dalam penggunaan energi. Ini menjadi tanda komitmen Semen Baturaja dalam pemakaian serta pemanfaatan energi yang lebih efisien dan lebih efektif. “Sertifikat ini bukan hanya sebuah pengakuan terhadap upaya kerja keras dari seluruh Insan Semen Baturaja, namun bukti komitmen tehadap keberlanjutan, efisiensi dan inovasi,"kata Suherman.

Selain itu, lanjutnya, pencapaian ini diharapkan menjadi nilai tambah bagi perusahaan ke depannya dalam menghadapi persaingan yang kompetitif. Semen Baturaja sendiri telah melaksanakan sejumlah program untuk efisiensi energi dan pengurangan emisi, di antaranya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), menjalankan pengelolaan lingkungan hijau, pengelolaan limbah, serta peningkatan pemanfaatan alternative fuel and raw material (AFR) untuk menciptakan industri semen yang ramah lingkungan.  

Untuk pemanfaatan limbah seperti limbah batu bara atau fly ash dan bottom ash (FABA) untuk bahan baku ketiga produksi semen, SMBR terus mencatatkan peningkatan pemanfaatan FABA dari tahun ke tahun. VP Corporate Secretary Semen Baturaja, Hari Liandu mengatakan, perseroan telah memanfaatkan Fly Ash sejak Juli 2006 dan Bottom Ash sejak tahun 2016 hingga saat ini.

Sejak tahun 2017 FABA yang dimanfaatkan oleh Semen Baturaja merupakan limbah yang dihasilkan dari beberapa perusahaan disekitar wilayah kerja. Doddy mengungkapkan, setiap tahunnya penerimaan FABA  terus meningkat. Pada tahun 2020 lalu Semen Baturaja telah menerima 149.172 ton Fly Ash dan 79.057 ton bottom ash.

Menurutnya, kelebihan Fly Ash dan Bottom Ash karena memiliki kandungan total oksida CaO, SiO2, AlO3, dan Fe203 sampai dengan 50%, sehingga hasil residu dari pembakaran batu bara ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk mengurangi pemakaian sumber daya mineral alami seperti batu kapur dan tanah liat yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam proses produksi semen.

Volume abu batubara yang dihasilkan tiap tahunnya sangatlah banyak sehingga pemanfaatan FABA di industri semen dinilai sebagai kerjasama yang saling menguntungkan antara penghasil FABA dengan perusahaan semen. "FABA dimanfaatkan sebagai bahan adiktif pada proses pembuatan semen dan dapat menurunkan harga pokok produksi industri semen," kata Hari. 

Adapun pemanfaatan fly ash membuat biaya produksi menjadi lebih efisien dan pemanfaatan bottom ash dari aspek nilai ekonomis karena adanya nilai kompensasi. Melalui program - program tersebut, pada tahun 2023 SMBR berhasil menurunkan intensitas emisi karbon (cakupan 1) dari 587 kg CO2/ton cem ekuivalen tahun 2022 menjadi 577 kg CO2/ton cem ekuivalen karena perusahaan berhasil menurunkan faktor klinker dari 69,4% menjadi 68,6% dan menaikkan nilai thermal substitution rate (TSR)  dari 2,62% menjadi 3,01%.

Sementara di awal tahun 2024, dia menyatakan, SMBR berhasil mengantongi sertifikat Green Label Indonesia dengan predikat Gold dari Lembaga Green Product Council Indonesia (GPCI) dan meraih Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal ini membuktikan komitmen kuat perusahaan untuk terus mendorong program–program yang berdampak langsung pada capaian Sustainanble Development Goals (SDGs).“Semua langkah tersebut sejalan dengan implementasi environmental, social & governance (ESG) di setiap aspek operasional perusahaan dan kami berharap bisa meraih penghargaan yang lebih tinggi, yaitu Proper Emas dengan berbagai inovasi yang dihasilkan secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Di usianya yang masuki setengah Abad, Semen Baturaja tidak saja mengembangkan aspek bisnis semata namun juga turut berkontribusi aktif dalam mendukung UMKM dan peningkatan ekonomi lokal melalui Rumah BUMN Baturaja. Rumah BUMN Baturaja secara rutin memberikan pelatihan pelatihan seperti digital marketing, peningkatan kualitas packaging product, peningkatan mutu produk hingga menghasilkan UMK Naik Kelas di berbagai bidang. SMBR juga memfasilitasi UMKM lokal untuk meng-upgrade kualitas usaha dengan berbagai metode seperti pembuatan NIB Usaha, sertifikasi halal, serta membantu berjualan lewat market place sehingga berdaya saing.

Selain Rumah BUMN Baturaja, SMBR juga memiliki program anggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) lain, antara lain: SMBR Eco Cafe “Ngopi Bayar Pakai Sampah”, SMBR Economic and Education Bee Farm, serta Geber SMBR (Gerakan Berbagi SMBR). Komitmen SMBR ini kemudian membuahkan penghargaan Platinum Social Innovation dalam Environmental and Social Innovation Awards (ENSIA) 2023 pada 10 Agustus 2023 lewat Program SMBR Economic and Education Bee Farm. Program ini menggabungkan inovasi sosial dan ekonomi dengan pelestarian lingkungan melalui budidaya lebah trigona di lahan reklamasi pasca tambang.

SMBR bekerja sama dengan desa binaan CSR untuk mengelola budidaya lebah trigona dan bisnis madu, memberikan pengetahuan kepada masyarakat, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

 

 

BERITA TERKAIT

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kerjasama Perusahaan Teknologi Global - BREN Percepat Pengembangan Aset Panas Bumi

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kurangi Bahaya Rokok - Dokter : Selamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia

Prevalensi perokok Indonesia masih terus menunjukkan angka kenaikan. Data World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok…

Kerjasama Perusahaan Teknologi Global - BREN Percepat Pengembangan Aset Panas Bumi

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…