Pinjaman Online Miliki Peluang Ekonomi Besar

Pinjaman Online Miliki Peluang Ekonomi Besar
NERACA
Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah menyampaikan bahwa industri pinjaman online (pinjol) legal memiliki peluang ekonomi yang besar, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital. “Begitu ngomong pinjaman online, yang terbayang tidak ada positifnya. Padahal, banyak positifnya di sana, padahal peluang ekonominya besar sekali,” ujar Piter, seperti dikutip Antara, kemarin. 
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan pesat layanan pinjaman online dikarenakan kemudahan akses, ditambah dengan bantuan teknologi digital. “Dari data kita bisa melihat pertumbuhan dari lending pinjol, karena pinjol itu memang menjadi antitesisnya perbankan. Kalau perbankan itu super ketat, pinjol ini super mudah,” ujar Piter.
Piter mengatakan bahwa masyarakat yang menggunakan layanan pinjaman online legal perlu dilindungi dan diberikan keamanan, sebagai upaya menjaga kepercayaan mereka. “Kita membutuhkan regulasi, kita membutuhkan komitmen, kita membutuhkan semacam kerja sama dari berbagai pihak, agar supaya hal ini bisa kita kolaborasi. Ini menjadi penting,” ujar Piter.
Dalam kesempatan ini, Ia mengusulkan untuk diberikan garis batas yang tegas antara pinjaman online yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan aksi penipuan melalui layanan digital atau aplikasi online. Sehingga, lanjutnya, dengan batas tegas itu masyarakat akan bisa membedakan dengan pasti antara pinjaman online legal dengan aksi penipuan melalui layanan digital. “Ini definisinya harus jelas dulu. Agar supaya dalam bayangan orang, setiap dia mendapatkan penawaran, mereka sudah memilah, oh yang ini adalah fintech lending (pinjol). Sementara yang ini adalah layanan yang berpotensi menjadi bentuk kriminal,” ujar Piter.
Merujuk laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Piter menjelaskan bahwa ekonomi digital Indonesia terus berkembang pesat dan diprediksi akan mencapai senilai 90 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir 2024. “Dan kalau kita bicara ekonomi digital di Indonesia, kita bisa lihat angka pertumbuhannya dari tahun ke tahun sangat besar. Terutama kalau kita lihat di tahun 2030, saya merujuk pada data e-Conomy SEA 2024 dari Google, Temasek dan Bain & Company bisa mencapai USD 200 - 360 miliar. Jika bicara sektor, benar-benar terasa dominasi dari E-commerce karena relevan dengan kehidupan sehari-hari saat ini,” ujat Piter.

 

 

 

 

NERACA

Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah menyampaikan bahwa industri pinjaman online (pinjol) legal memiliki peluang ekonomi yang besar, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital. “Begitu ngomong pinjaman online, yang terbayang tidak ada positifnya. Padahal, banyak positifnya di sana, padahal peluang ekonominya besar sekali,” ujar Piter, seperti dikutip Antara, kemarin. 

Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan pesat layanan pinjaman online dikarenakan kemudahan akses, ditambah dengan bantuan teknologi digital. “Dari data kita bisa melihat pertumbuhan dari lending pinjol, karena pinjol itu memang menjadi antitesisnya perbankan. Kalau perbankan itu super ketat, pinjol ini super mudah,” ujar Piter.

Piter mengatakan bahwa masyarakat yang menggunakan layanan pinjaman online legal perlu dilindungi dan diberikan keamanan, sebagai upaya menjaga kepercayaan mereka. “Kita membutuhkan regulasi, kita membutuhkan komitmen, kita membutuhkan semacam kerja sama dari berbagai pihak, agar supaya hal ini bisa kita kolaborasi. Ini menjadi penting,” ujar Piter.

Dalam kesempatan ini, Ia mengusulkan untuk diberikan garis batas yang tegas antara pinjaman online yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan aksi penipuan melalui layanan digital atau aplikasi online. Sehingga, lanjutnya, dengan batas tegas itu masyarakat akan bisa membedakan dengan pasti antara pinjaman online legal dengan aksi penipuan melalui layanan digital. “Ini definisinya harus jelas dulu. Agar supaya dalam bayangan orang, setiap dia mendapatkan penawaran, mereka sudah memilah, oh yang ini adalah fintech lending (pinjol). Sementara yang ini adalah layanan yang berpotensi menjadi bentuk kriminal,” ujar Piter.

Merujuk laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Piter menjelaskan bahwa ekonomi digital Indonesia terus berkembang pesat dan diprediksi akan mencapai senilai 90 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir 2024. “Dan kalau kita bicara ekonomi digital di Indonesia, kita bisa lihat angka pertumbuhannya dari tahun ke tahun sangat besar. Terutama kalau kita lihat di tahun 2030, saya merujuk pada data e-Conomy SEA 2024 dari Google, Temasek dan Bain & Company bisa mencapai USD 200 - 360 miliar. Jika bicara sektor, benar-benar terasa dominasi dari E-commerce karena relevan dengan kehidupan sehari-hari saat ini,” ujat Piter.

BERITA TERKAIT

Bank Muamalat Dinobatkan sebagai Best Public Relations 2025

  NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk kembali menorehkan prestasi dengan menyabet predikat sebagai Best Public Relations 2025…

CIMB Niaga Syariah dan Perumda Pasar Pakuan Jaya Kerja Sama Kembangkan Ekosistem Digital Pasar di Kota Bogor

  NERACA Jakarta - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) dan Perusahaan Umum Daerah…

Tahan Bunga Penjaminan, LPS Ungkap Alasannya

  NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkap alasan masih dipertahankannya tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan di bank umum…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Muamalat Dinobatkan sebagai Best Public Relations 2025

  NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk kembali menorehkan prestasi dengan menyabet predikat sebagai Best Public Relations 2025…

CIMB Niaga Syariah dan Perumda Pasar Pakuan Jaya Kerja Sama Kembangkan Ekosistem Digital Pasar di Kota Bogor

  NERACA Jakarta - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) dan Perusahaan Umum Daerah…

Tahan Bunga Penjaminan, LPS Ungkap Alasannya

  NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkap alasan masih dipertahankannya tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan di bank umum…