NERACA
Jakarta- Di kuartal tiga 2024, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 397,39 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 386,32 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Pertumbuhan tersebut berbanding terbalik dengan dengan pendapatan usaha yang justru turun dari US$ 2,05 miliar menjadi US$ 2,01 miliar. Sebaliknya laba kotor naik dari US$ 826,86 juta menjadi US$ 854,44 juta. Disebutkan, peningkatan laba kotor sejalan dengan penurunan beban pokok penjualan lebih tinggi, dibandingkan pendapatan.
Alhasil perseroan berhasil mencatatkan kenaikan laba usaha dari US$ 507,17 juta menjadi US$ 533,73 juta. Kenaikan tersebut berdampak terhadap peningkatan laba sebelum pajak GEMS dari US$ 506,10 juta menjadi US$ 531,34 juta. Sebelumnya, Golden Energy telah membagikan dividen interim kedua tahun buku 2024 senilai US$ 150 juta. Nilai tersebut setara dengan US$ 0,0255 atau Rp 397,27 per saham.
Berdasarkan nilai kurs mata uang, dividen interim senilai US$ 150 juta setara Rp 2,33 triliun dengan menggunakan perhitungan kurs tengah BI per 23 Agustus Rp 15.579. Dividen tersebut telah dibayarkan kepada pemegang saham pada 13 September 2024. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) selaku pengendali 51% saham GEMS meraup dividen Rp 1,19 triliun atau lebih rendah dari peroleh dividen pertama mencapai Rp 1,23 triliun, meski total dividen sama US$ 150 juta.
Pembagian dividen tersebut mempertimbangkan torehan laba bersih perseroan senilai US$ 316,91 juta pada semester I-2024. Adapun saldo laba ditahan mencapai US$ 510,51 juta dan total ekutias mencapai US$ 745,40 juta. Sebagai informasi, tahun ini perseroan optimis target volume produksi batubara sebesar 50 juta ton dapat tercapai.
Sekretaris Perusahaan GEMS, Sudin Sudiman seperti dikutip Kontan pernah bilang, realisasi produksi batubara pada semester pertama 2024 mencapai 24,8 juta ton dan penjualan sebesar 24,8 juta ton. Disampaikannya, kondisi cuaca masih akan menjadi faktor utama dalam mencapai target produksi pada tahun ini. Pihaknya cukup optimistis dapat mencapai level kinerja operasional yang ditargetkan."Kami percaya dengan kemampuan kontraktor dengan segala fasilitas pendukung kegiatan pertambangan yang sudah tersedia dengan baik dan lengkap," jelas Sudin.
Tahun ini, GEMS menargetkan produksi batu bara sebesar 50 juta ton. Produksi batu bara ini meningkat dari target produksi 2023 yang sebesar 40 juta ton. GEMS juga menganggarkan belanja modal sebesar US$60 juta atau setara Rp942,3 miliar (kurs Jisdor Rp15.705 per dolar AS) untuk tahun ini. Belanja modal ini rencananya akan digunakan GEMS untuk mendukung kinerja operasional selama 2024. Belanja modal digunakan GEMS untuk fasilitas pelabuhan, hauling road, serta fasilitas pendukung kinerja operasional lainnya.
Menjadi negara dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah menjadi berkah dalam memacu pertumbuhan industri dan turunannya dengan memanfaatkan hilirisasi…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar BTN Properti Expo 2024 sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)…
Dukung peningkatan daya saing UMKM, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sepakat untuk meningkatkan…
Menjadi negara dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah menjadi berkah dalam memacu pertumbuhan industri dan turunannya dengan memanfaatkan hilirisasi…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar BTN Properti Expo 2024 sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)…
Dukung peningkatan daya saing UMKM, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sepakat untuk meningkatkan…