Mode Survival Kelas Menengah, Menjaga Keberlanjutan di Tengah Tekanan Ekonomi

 

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom UPN Veteran Jakarta

 

Kelas menengah selama ini dianggap sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Mereka bukan hanya konsumen aktif, tetapi juga penyokong utama dalam mendorong pertumbuhan melalui konsumsi barang dan jasa. Namun, dalam data terakhir oleh LPS dan Riset Bank Mandiri, menunjukan tabungan masyarakat menurun disertai daya beli masyakarat menurun. Ini menunjukan kelas menengah Indonesia tampaknya mulai beralih ke mode survival.

Fenomena yang sering dijuluki sebagai “makan tabungan” bukan hanya dialami oleh masyarakat kelas bawah, tetapi juga mulai menjalar ke kelas menengah. 

Tekanan inflasi pada barang-barang kebutuhan pokok dan energi, ditambah dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor, membuat kelas menengah semakin bergantung pada tabungan mereka untuk bertahan hidup. Riset menunjukkan bahwa tabungan kelas menengah menurun, sementara pengeluaran relatif stabil, terutama untuk kebutuhan pokok.

Meskipun demikian, penurunan tabungan di kelas menengah belum sebesar di kalangan bawah. Namun, dalam jangka panjang, pola ini dapat menjadi sinyal awal bahwa kelas menengah sedang berjuang untuk mempertahankan gaya hidup mereka. Mereka tidak lagi fokus pada konsumsi barang sekunder atau tersier seperti rekreasi atau hiburan, melainkan mengalihkan anggaran ke barang-barang esensial. Ini menjadi indikasi jelas bahwa mereka sedang berada dalam mode survival.

Ancaman Kemiskinan Baru

Salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari mode survival kelas menengah adalah ancaman bahwa mereka bisa turun ke kelompok rentan miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jutaan orang telah turun kasta dari kelas menengah ke kelas bawah dalam beberapa tahun terakhir. 

Jika tren ini terus berlanjut tanpa intervensi kebijakan yang signifikan, kita akan menyaksikan kemunduran ekonomi besar-besaran, yang tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Kelas menengah memainkan peran penting sebagai penggerak utama konsumsi domestik. Jika daya beli mereka terus menurun, sektor-sektor yang bergantung pada konsumsi, seperti ritel, properti, dan jasa, akan merasakan dampak serius. Pada akhirnya, ini dapat menghambat pemulihan ekonomi yang seharusnya mulai terlihat pasca-pandemi.

Untuk menghindari potensi krisis lebih lanjut, beberapa langkah harus diambil pemerintah yang akan datang diantaranya adalah:

Pertama, Kebijakan Perlindungan Sosial yang Tepat Sasaran: Perlindungan sosial tidak hanya penting bagi masyarakat kelas bawah, tetapi juga bagi kelas menengah yang terancam turun kelas. Bantuan berupa subsidi pendidikan, kesehatan, dan energi yang lebih terjangkau dapat memberikan ruang bagi mereka untuk menjaga tabungan dan menghindari kondisi yang lebih buruk.

Kedua, Dukungan Lapangan Kerja: Pemerintah perlu mendorong kebijakan yang menciptakan lapangan kerja lebih banyak di sektor-sektor yang tumbuh, seperti teknologi dan ekonomi hijau. Ini akan mengurangi ketergantungan pada pekerjaan tradisional yang mungkin sedang mengalami penurunan.

Ketiga, Program yang mendukung Inovasi dan Diversifikasi Penghasilan: Di era digital ini, kelas menengah harus didorong untuk memanfaatkan peluang baru, seperti kewirausahaan digital dan pekerjaan lepas, yang dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian.

Mode survival yang kini dirasakan kelas menengah adalah alarm bagi kita semua. Meskipun belum sebesar dampak yang dialami oleh kelas bawah, jika tidak ditangani dengan baik, kelas menengah bisa beralih menjadi kelompok rentan, yang pada akhirnya memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia. Kebijakan yang tepat dan terukur perlu diambil untuk memastikan bahwa kelas menengah dapat kembali berkontribusi secara optimal terhadap perekonomian, bukan sekadar bertahan hidup.

 

BERITA TERKAIT

UMKM Pilar Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

    Oleh: Sarifuddin Hidayat, Pemerhati Ekonomi Kerakyatan    Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah lama menjadi tulang punggung…

Program Asta Cita Prabowo Subianto: Komitmen Pemberantasan Narkoba

Oleh : Dirandra Falguni, Pengamat Sosial Politik   Pemerintah melakukan berbagai upaya massif dalam memberantas peredaran narkoba. Berbagai tempat yang…

Membangun dari Desa: Strategi Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Oleh : Dzul Ilmi Muis, Alumni Fisip Unair   Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya…

BERITA LAINNYA DI Opini

UMKM Pilar Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

    Oleh: Sarifuddin Hidayat, Pemerhati Ekonomi Kerakyatan    Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah lama menjadi tulang punggung…

Program Asta Cita Prabowo Subianto: Komitmen Pemberantasan Narkoba

Oleh : Dirandra Falguni, Pengamat Sosial Politik   Pemerintah melakukan berbagai upaya massif dalam memberantas peredaran narkoba. Berbagai tempat yang…

Membangun dari Desa: Strategi Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Oleh : Dzul Ilmi Muis, Alumni Fisip Unair   Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya…