NERACA
Jakarta -Penerbitan obligasi PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak perusahaan utama PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sebesar Rp 1 triliun berhasil direspon positif pasar dengan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 1,4x. Hal ini mengindikasikan tingginya permintaan investor serta kepercayaan terhadap stabilitas keuangan dan prospek pertumbuhan BUMA. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Indra Kanoena, Presiden Direktur BUMA mengemukakan, dengan semakin banyaknya investor yang berkomitmen pada tenor jangka panjang, BUMA memperkuat kemampuannya dalam mengelola profil jatuh tempo utang secara lebih efektif. Menurutnya, obligasi II BUMA tahun 2024 diterbitkan dalam tiga seri, yaitu seri A dengan nilai nominal sebesar Rp251.035.000.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,25% per tahun, jatuh tempo dalam 370 hari kalender.
Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp332.710.000.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun, jatuh tempo dalam 3 tahun. Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp416.255.000.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,75% per tahun, jatuh tempo dalam 5 tahun. Penawaran Obligasi II BUMA Tahun 2024, dengan biaya campuran yang kompetitif, berhasil menarik minat berbagai perusahaan dana pensiun, reksa dana, perusahaan asuransi, manajer investasi, dan bank terkemuka.
Dengan lebih banyaknya investor yang berkomitmen pada tenor jangka panjang, termasuk investor utama yang berkomitmen pada tenor lima tahun, BUMA berada dalam posisi tepat untuk menyelaraskan strategi pembiayaannya dengan masa pakai peralatannya.“Tanggapan pasar yang luar biasa terhadap Penawaran Obligasi II BUMA Tahun 2024 ini mempertegas keyakinan terhadap arah strategis BUMA, manajemen arus kas yang solid, dan profil kredit yang kokoh. Penerbitan obligasi ini memungkinkan kami untuk lebih mendiversifikasi dan memperkuat fondasi keuangan kami, mendorong pertumbuhan bisnis, sekaligus memperkokoh posisi kami sebagai penyedia jasa pertambangan terkemuka dan terus berkembang menjadi perusahaan pertambangan global yang terdiversifikasi,” kata Indra.
Perolehan dana digunakan untuk mengelola profil jatuh tempo utang dan mendorong pertumbuhan masa depan. Sebanyak 42,29% dari dana yang diperoleh, senilai Rp422.910.000.000, dialokasikan untuk melunasi kewajiban Obligasi I BUMA Tahun 2023 Seri A yang jatuh tempo pada 8 Januari 2025. Langkah ini menegaskan komitmen BUMA dalam menyelaraskan jadwal jatuh tempo utang dan memastikan manajemen utang yang efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, 28,86% dari dana yang diperoleh akan digunakan untuk belanja modal, khususnya pembelian alat berat, meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional BUMA. Sisanya sebesar 28,85% digunakan untuk mendukung kegiatan operasional BUMA yang sedang berjalan, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengelola arus kas dan mengendalikan biaya secara efisien.
Dukung pemerintah dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, platform fintech lending Kredit Pintar ikut berpartisipasi dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU) aplikasi crypto all-in-one berlisensi penuh Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) terus menjalankan komitmennya dalam edukasi…
NERACA Jakarta – Perkuat investasi dan dominasi kepemilikan saham, PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) kembali agresif memborong saham PT…
Dukung pemerintah dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, platform fintech lending Kredit Pintar ikut berpartisipasi dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU) aplikasi crypto all-in-one berlisensi penuh Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) terus menjalankan komitmennya dalam edukasi…
NERACA Jakarta – Perkuat investasi dan dominasi kepemilikan saham, PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) kembali agresif memborong saham PT…