NERACA
Jakarta- Sepanjang semester pertama 20224, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) masih membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar US$101,65 juta atau Rp1,54 triliun (estimasi kurs Rp15.195 per dolar AS). Rugi bersih GIAA membengkak dibandingkan dengan realisasi pada semester I/2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan diaudit di Jakarta, kemarin.
Sementara pendapatan usaha maskapai penerbangan ini meningkat 18,26% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi US$1,62 miliar atau Rp24,62 triliun pada semester I/2024. Pendapatan usaha GIAA dari penerbangan berjadwal mencapai US$1,27 miliar, naik 15,72% YoY. Sementara itu, pendapatan dari penerbangan tidak terjadwal GIAA naik 24,92% YoY menjadi US$178,96 juta.
Meski kinerja pendapatan moncer, tetapi Garuda Indonesia mencatatkan pembengkakan beban usaha dari US$1,24 miliar pada semester I/2023 menjadi US$1,53 miliar pada semester I/2024. Tercatat, beban operasional penerbangan GIAA naik dari US$729,49 juta menjadi US$839,12 juta. Lalu, beban pemeliharaan dan perbaikan naik dari US$159,49 juta menjadi US$257,57 juta.
Selain itu, beban kebandaraan naik dari US$97,15 juta menjadi US$123,05 juta dan beban pelayanan penumpang membengkak dari US$80,36 juta menjadi US$107,16 juta. Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan pihaknya menargetkan kerugian yang diderita GIAA dapat berbalik positif pada tahun ini. Perbaikan pada sisi laba bersih, lanjutnya, akan ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang ditargetkan dobel digit.
Guna mencapai target tersebut, Irfan menyebut GIAA menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) yang tidak terlalu banyak. Namun dia enggan merincikan. Sementara itu, anggaran belanja operasional (operational expenditure/opex) juga akan digunakan untuk rencana penambahan 8 armada pesawat baru sepanjang 2024. GIAA sendiri telah mencatatkan aset sebanyak US$6,54 miliar pada semester I/2024, susut 2,71% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). Adapun, liabilitas GIAA susut 0,96% ytd menjadi US$7,93 miliar pada semester I/2024. Garuda Indonesia telah mencatatkan kas dan setara kas sebesar US$229,11 juta pada semester I/2024, susut 46,48% YoY.
Dukung pemerintah dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, platform fintech lending Kredit Pintar ikut berpartisipasi dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU) aplikasi crypto all-in-one berlisensi penuh Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) terus menjalankan komitmennya dalam edukasi…
NERACA Jakarta – Perkuat investasi dan dominasi kepemilikan saham, PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) kembali agresif memborong saham PT…
Dukung pemerintah dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, platform fintech lending Kredit Pintar ikut berpartisipasi dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU) aplikasi crypto all-in-one berlisensi penuh Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) terus menjalankan komitmennya dalam edukasi…
NERACA Jakarta – Perkuat investasi dan dominasi kepemilikan saham, PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) kembali agresif memborong saham PT…