Literasi Kunci Agar Bijak dan Cerdas Sikapi Keuangan

Tren banyaknya generasi muda, seperti gen Z terjerat pinjaman online dan judi online menjadi kekhawatiran bagi industri keuangan. Hal ini disebabkan tren gaya hidup, sifat konsumtif dan cara praktis serta instan untuk kaya menjadi prilaku buruk. Kondisi ini, makin diperburuk dengan  rendahnya literasi dan pentingnya perencanaan keuangan masa depan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Frederica Widyasari Dewi menyebut, rendahnya literasi keuangan Gen Z menjadi salah satu penyebabnya."Tadi usia 15 sampai 17 tahun itu rentan, tingkat literasinya rendah inklusinya rendah. Itu banyak sekali menjadi korban pinjol, anak-anak juga masuk ke judi online. Yang formal paylater, produk itu formal, benar, penggunaannya mereka tidak well literate, akhirnya anak-anak muda terjerat utang yang sangat menyusahkan masa depan mereka,"ungkapnya.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024. Disebutkan, kelompok 26-35 tahun, 36-50 tahun, dan 18-25 tahun memiliki indeks literasi keuangan komposit tertinggi yaitu masing-masing sebesar 74,82%, 71,72% dan 70,19%. Sebaliknya bila lihat untuk kelompok umur 15-17 dan juga 51-79 memiliki komposit terendah yaitu sebesar 51,70% dan 52,51%, begitu juga dengan indeks literasi keuangan syariah.

Hal ini mengambarkan bahwa anak-anak muda alias Generasi Z paling berisiko mengalami masalah keuangan karena minim literasi keuangan, namun memiliki literasi digital yang sangat tinggi, sehingga mudah mengakses layanan keuangan digital. Selain itu, fenomena dan budaya generasi Z seperti You Only Live Once (YOLO) dan Fear of Missing Out (FOMO) yang membuat mereka menempuh jalan pendek untuk memenuhi keinginannya. Tidak jarang, kata dia, fenomena ini akhirnya berujung pada banyak anak-anak yang terjerat pinjaman online (pinjol) baik yang legal maupun ilegal, bahkan terjerumus kepada judi online.

Ya, berangkat dari kekhawatiran tersebut dan juga mendorong pertumbuhan literasi serta perencanaan keuangan untuk masa depan yang lebih baik lagi, Astra Life dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya menjual produk asuransi perlindungan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun juga mengajak generasi muda untuk melek finansial, dengan memberikan pemahaman dasar mengenai pentingnya memiliki kesadaran finansial dan perencanaan keuangan. Ini dilakukan sejak di bangku Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi.

Direktur Astra Life, Cornelius Nangoi mengatakan, kepedulian perusahaan dalam meningkatkan literasi keuangan bagi generasi Z terus dilakukan dan salah satunya mengundang 220 mahasiswa dari empat kampus yakni Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad), dan Universitas Indonesia (UI).

Kunjungan mahasiswa ke kantor Astra Life ini diharapkan membuat mereka dapat mengenal Astra Life secara lebih dekat. Dan, salah satu metode untuk meningkatkan pemahaman, Astra Life mengajak para mahasiswa mendengarkan sharing session para alumni dari perwakilan kampus masing-masing yang saat ini tengah berkarier di Astra Life.“Kehadiran para alumni dari kampus masing-masing ini merupakan bagian dari upaya kami dalam memperkenalkan Astra Life dengan cara yang lebih dekat, hangat, dan menyenangkan. Hal ini juga turut mendorong pemahaman peserta akan manfaat memiliki produk perlindungan asuransi jiwa maupun kesehatan, sesuai dengan semangat literasi keuangan untuk kalangan anak muda,” ujarnya.

Sementara itu, di tingkat sekolah menengah atas, Astra Life di bawah naungan Astra Financial belum lama ini menyampaikan materi literasi dan inklusi keuangan bagi 226 pelajar SMKN 4 Padalarang, Jawa Barat. Program Sekolah Literasi dan Inklusi Keuangan di SMKN 4 Padalarang dirancang secara khusus untuk dapat meningkatkan literasi keuangan siswa, serta menyediakan dukungan infrastruktur melalui Pojok Literasi Keuangan di perpustakaan sekolah. Pelajar juga didorong untuk lebih mengenal dan dapat mengakses layanan keuangan yang dimiliki oleh bisnis unit Astra Financial.

 

Merdeka Finansial

Pemahaman masyarakat tentang literasi keuangan menjadi salah satu pondasi yang harus diperkuat, agar masyarakat dapat berperilaku bijak dan dapat mengambil keputusan finansial dengan tepat, terutama dalam lingkungan keuangan yang terus berubah. Bagaimanapun merdeka secara finansial tentunya menjadi harapan semua orang terutama bagi para pekerja atau pencari nafkah yang berjuang untuk memiliki keadaan finansial yang stabil, agar hidup lebihtenang dan aman di masa depan dengan keluarga tercinta.

Windy Riswantyo selaku Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life mengatakan, bagi para pekerja atau pencari nafkah perlu lebih tenang namun tidak juga mengacuhkan dalam mengatur arus keuangan keluarga. Hal ini berasal karena sebagian masyarakat mungkin memiliki pikiran bahwa merdeka finansial sulit terjadi. Namun Astra Life mengajak para pekerja untuk optimis bisa memperbaiki arus keuangan dengan disiplin mengontrol keuangan keluarga dan hal penting lainnya seperti investasi dan proteksi diri yang perlu dimulai sejak awal untuk menuju merdeka finansial versi keluarga masing-masing.

Pertama yang harus diperhatikan, merencanakan pos keuangan akan membuat alokasi dana rumah tangga semakin terarah. Hanya saja akan lebih baik pos keuangan tersebut dicek secara berkala. “Pertengahan tahun 2024 menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi pengeluaran selama semester pertama di tahun ini, dan merencanakan pos keuangan selama enam bulan kedepan. Dengan evaluasi pos keuangan, para pekerja atau pencari nafkah bisa mendeteksi kebocoran dana dan memaksimalkan pemasukanselanjutnya untuk persiapan berbagai rencana menjelang akhir tahun,”ujarnya.

Kedua, mempersiapkan keuangan masa depan lebih awal adalah langkah yang baik untuk mencapai merdeka finansial. Bagi para pekerja atau pencari nafkah yang sudah mengatur target finansial, cek kembali target finansial jangka pendek seperti cicilan rumah dan kendaraan, jangka menengah seperti menyiapkan dana pendidikan anak, biaya kesehatan keluarga, dan travelling, serta jangka panjang seperti persiapan dana pensiun dan aset warisan. “Dengan demikian, para pekerja ataupencari nafkah bisa mengalokasikan biaya yang akan disisihkan pada pos-pos keuangan tersebut,”jelasnya.

Ketiga, pastikan proteksi dan investasi aman. Kedepannya, kebutuhan hidup akan semakin bertambah di tengah biaya hidup yang semakin meningkat. Proteksi dan investasi adalah kunci agar terhindar dari tekanan finansial di masa depan dan bikin aman keuangan keluarga. “Proteksi berperan melindungi aset yang susah payah dikumpulkan oleh para pekerja atau pencari nafkah. Memproteksi diri dari berbagai risiko di masa depan adalah sebuah keharusan,”ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Windy, dana untuk risiko kesehatan, risiko kematian, bahkan untuk dana ketika sudah masuk usia pensiun harus disiapkan dari sekarang. Para pekerja atau pencari nafkah keluarga bisa memilih asuransi yang tepat untuk menjamin finansial di masa depan. Seperti di Astra Life, melalui salah satu produknya yaitu ASLI Ultimate Protection, para pekerja atau pencari nafkah dapat terproteksi dengan perlindungan jiwa seumur hidup hingga usia 99 tahun. Sudah pasti terdapat perlindungan jiwa sebesar 125% dari uang pertanggungan mulai tahun polis ke-15. Hingga adanya kepastian manfaat akhir kontrak 125% dari uang pertanggungan.

Disamping itu, investasi juga berperan untuk melawan inflasi. Jika belum berinvestasi, mulailah berinvestasi dan pilih jenis investasi yang tepat dan bijak sesuai tingkat risikonya. “Kuncinya, jangan mudah tergiur investasi bodong. Untuk itu, pelajari dan pahami lebih detail jenis investasinya. Disarankan juga untuk diversifikasi instrument investasi agar bisa meminimalisir kerugian dalam investasi,”tandasnya.

Bayangkan bila semua hal tersebut disiplin dilakukan, tentu di masa depan nanti tidak lagi khawatir perihal keuangan karena sudah memiliki dana pensiun, proteksi jiwa dan aset dari hasil investasi yang menjadi kekayaan bersih dan sumber pendapatan pasif. Jika kondisinya seperti itu, menjalani masa tua akan menyenangkan dan bahagia.

Ekosistem Astra

Meskipun Astra Life baru menginjak 10 tahun, namun dalam menjalankan bisnisnya berhasil menorehkan pencapaian positif. Bahkan perseroan optimis mampu tumbuh lebih agresif lagi dengan memanfaatkan potensi pasar dari ekosistem Astra. Tengok saja, Astra Life mencatat tercatat lebih dari 3,6 juta tertanggung dengan produknya, tumbuh 8 kali lipat sejak Astra Life berdiri pada 2014 lalu.

Pencapaian itu salah satunya didorong kolaborasi dan sinergi dengan unit-unit bisnis dalam ekosistem Astra Financial. Sebagai bagian dari Astra International (ASII), Astra Financial mempunyai unit bisnis di berbagai sektor. Mulai dari bank, asuransi, perusahaan pembiayaan (multifinance), fintech lending, hingga platform investasi dan jual beli kendaraan bermotor.

Presiden Direktur Astra Financial, Nico Tahir mengatakan, lebih dari 2,3 juta tertanggung adalah kontribusi produk asuransi jiwa kredit hasil kolaborasi dengan perusahaan pembiayaan dan asuransi di ekosistem Astra Financial. Astra Life berperan sebagai komplementer dalam value chain otomotif grup Astra. Asuransi yang mengusung tagline “Love Life” ini menyediakan proteksi melalui sejumlah produk.

Ambil contoh, saat masyarakat melakukan pembelian kendaraan bermotor secara kredit, biasanya akan ditawarkan proteksi asuransi jiwa. Astra Life hadir melalui produk asuransi jiwa kredit yang memberikan perlindungan atas risiko tutup usia dan/atau cacat total dan tetap yang dihadapi debitur. Jika terjadi risiko, Astra Life akan membayarkan jumlah sisa pinjaman debitur kepada perusahaan yang memberikan pinjaman.

Rentang produk yang dimiliki Astra Life memang beragam. Mulai dari perlindungan jiwa, kesehatan, penyakit kritis dan catat total hingga perlindungan syariah. Ada pula ragam produk employee benefit hingga dana pensiun. Di samping mengoptimalkan jalur distribusi Bancassurance, Digital, Direct, dan Group Business serta DPLK, Astra Life melakukan akuisisi nasabah lewat kemitraan dengan multifinance dan asuransi di bawah naungan Astra Financial.

Di usianya yang ke-10 tahun, Astra Life terus bertumbuh. Baik dari sisi jumlah nasabah, maupun kinerja keuangan. Tahun lalu misalnya, Astra Life mencatatkan pendapatan premi bruto Rp6,1 triliun, tumbuh 3% year on year (yoy). Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang justru tumbuh minus 7,1 persen. Pendaptan premi bruto Astra Life mengalami kenaikan 9 kali lipat sejak perusahaan berdiri.

Astra Life pun mampu melakukan turnaround, dari rugi Rp143,11 miliar di 2022 menjadi laba Rp15,95 miliar. Adapun total asetnya tercatat Rp7,14 triliun di akhir 2023. Rasio-rasio keuangan lainnya juga membaik. Risk based capital (RBC) 259,00%, jauh di atas threshold dari regulator, yakni minimal 120%. Rasio likuiditas juga terjaga di posisi 176%.

 

BERITA TERKAIT

Perkuat Inovasi Pengelolaan Limbah - MIND ID Buktikan Industri dan Lingkungan Bisa Berjalan Beriringan

Dari limbah menjadi berkah merupakan cara cerdas memanfaatkan limbah sampah menjadi nilai ekonomi. Oleh karena itu, ke depan pola pikir…

Setahun Genosida Israel di Palestina - Gerakan Lanjutkan Boikot Terus Berlanjut

Masyarakat menyambut antusias ajakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi-organisasi Islam yang kembali meminta masyarakat untuk tetap mendukung perjuangan kemerdekaan…

Program Gerakan Donasi Kuota - Dukungan XL Axiata Tingkatkan Digitalisasi Dunia Pendidikan

Teknologi memang telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, kesenjangan digital dalam pendidikan di Indonesia masih menjadi masalah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Perkuat Inovasi Pengelolaan Limbah - MIND ID Buktikan Industri dan Lingkungan Bisa Berjalan Beriringan

Dari limbah menjadi berkah merupakan cara cerdas memanfaatkan limbah sampah menjadi nilai ekonomi. Oleh karena itu, ke depan pola pikir…

Setahun Genosida Israel di Palestina - Gerakan Lanjutkan Boikot Terus Berlanjut

Masyarakat menyambut antusias ajakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi-organisasi Islam yang kembali meminta masyarakat untuk tetap mendukung perjuangan kemerdekaan…

Program Gerakan Donasi Kuota - Dukungan XL Axiata Tingkatkan Digitalisasi Dunia Pendidikan

Teknologi memang telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, kesenjangan digital dalam pendidikan di Indonesia masih menjadi masalah…