NERACA
Jakarta -Genjot kapasitas terpasang panas bumi sebesar 102,6 megawatt (MW), Star Energy Geothermal, anak usaha PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) bakal mengalokasikan dana mencapai US$346 juta atau sekitar Rp5,31 triliun (asumsi kurs Rp15.350 per dolar AS) untuk mengesekusi proyek pengembangan kapasitas energi tersebut. “Dengan melakukan retrofit dan menambah kapasitas pembangkit yang ada, kami memastikan masa depan yang berkelanjutan dan efisien untuk energi bersih di negara ini,” kata CEO Barito Renewables, Hendra Tan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Ekspansi tambahan kapasitas setrum Star Energy itu menyasar pada proyek penambahan 40 Megawatt (MW) di Salak Unit 7, bermitra dengan JO PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri. Rencanannya, bakal ada program penataan ulang injeksi di Salak. Selanjutnya, ekspansi Wayang Windu unit 3 dengan tambahan 30 MW.
Bermitra dengan PT Inti Karya Persada Teknik, Star Energy bakal mengoptimalkan fasilitas permukaan yang ada untuk meningkatkan kapasitas total. Sementara program retrofit diarahkan untuk Wayang Windu Unit 1 dan 2, dengan potensi tambahan kapasitas 18,4 megawatt (MW). Proyek itu bakal meningkatkan kapasitas setiap unit menjadi 124,5 MW. Star Energy menggandeng Konsorsium Fuji Electric Co. Ltd sebagai lead firm dan PT Wasa Mitra Engineering.
Selain itu, retrofit Salak Unit 4,5 dan 6 dengan peningkatan 7,2 MW. Proyek ini bermitra dengan PT Fuji Electric Indonesia. Lalu, retrofit Darajat Unit 3 dengan rencana peningkatan kapasitas 7 MW. Star Energy menggandeng PT Mitsubishi Power Indonesia. Darajat diharapkan memiliki kapasitas sebesar 129 MW, dari kemampuan saat ini di level 122 MW.
Disampaikan Hendra, kemitraan itu bakal meningkatkan kapasitas dan mendorong kemajuan teknologi panas bumi dari perseroan mendatang. Asal tahu saja, sejumlah proyek ekspansi itu bakal meningkatkan kapasitas dari 230,5 MW menjadi 278,9 MW di Wayang Windu, dari 381 MW menjadi 428,2 MW di Salak, dan dari 274,5 MW menjadi 281,5 MW di Darajat. Pengembangan proyek-proyek ini sesuai dengan syarat dan ketentuan Kontrak Operasi Bersama (KOB), yang memungkinkan Star Energy Geothermal untuk meningkatkan kapasitas hingga 400 MW di Wayang Windu, 495 MW di Salak, dan 330 MW di Darajat.
Di paruh pertama 2024, BREN membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 57,95 juta (sekitar Rp 951,64 miliar). Angka laba bersih tersebut meningkat 0,53% dari US$ 57,64 juta pada periode yang sama tahun 2023 lalu.
Barito Renewables membukukan pendapatan US$ 290,07 juta dalam periode Januari-Juni 2024. Menurun dari US$ 296,98 juta pada semester I-2023. Adapun laba sebelum pajak juga jadi US$ 143,06 juta di enam bulan pertama tahun ini. Dari sebelumnya US$ 152 juta pada periode yang sama tahun 2023. Per 30 Juni 2024, kas dan setara kas US$ 226,05 juta dengan total aset US$ 3,70 miliar. Adapun total liabilitas US$ 3 miliar dan total ekuitas US$ 700,21 juta.
PT Artha Mahiya Investama Tbk (AIMS) mengumumkan telah terjadi perubahan kepemilikan saham melalui proses divestasi sebagian saham oleh pemegang saham…
Genjot pertumbuhan bisnisnya, PT Bintang Toedjoe, anak perusahaan Kalbe Group secara resmi menjalin kerja sama strategis dengan HSBC Indonesia. Kolaborasi…
Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi meminta Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas) untuk mendalami empat fakta penting bukti dugaan unprofessional…
PT Artha Mahiya Investama Tbk (AIMS) mengumumkan telah terjadi perubahan kepemilikan saham melalui proses divestasi sebagian saham oleh pemegang saham…
Genjot pertumbuhan bisnisnya, PT Bintang Toedjoe, anak perusahaan Kalbe Group secara resmi menjalin kerja sama strategis dengan HSBC Indonesia. Kolaborasi…
Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi meminta Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas) untuk mendalami empat fakta penting bukti dugaan unprofessional…