NERACA
Jakarta – Tim dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) dijadwalkan bertemu dengan pelaku usaha sektor kakao pada Kamis, (12/9), di Singapura. Beberapa di antaranya, yaitu Chairman Cocoa Association of Asia (CCA) Elie Fouché, Direktur Eksekutif International Cocoa Organization Michel Arrion, Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) Soetanto Abdoellah, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Arief Susanto, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan serta pelaku usaha terkait.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, “dalam pertemuan tersebut, kami akan berdiskusi mengenai kebijakan nasional dalam mendukung pertumbuhan sektor kakao di Indonesia. Selain itu, kami akan mendengarkan program dan kegiatan CAA yang dapat dikolaborasikan dengan pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia.”
Pada pertemuan tersebut, Zulkifli akan didampingi Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Khrisna Hasibuan, Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Reza Pahlevi Chairul, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Muhammad Rivai Abbas, serta Atase Perdagangan Singapura Billy Anugrah.
Setelah pertemuan, Zulkifli dijadwalkan meresmikan area pameran Cocoa Village dan berdiskusi dengan petani kakao Indonesia.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Khrisna Hasibuan dijadwalkan memberikan sambutan, pembukaan Cocoa Association of Asia-International Cocoa Conference Exhibition (CAA-ICCE) 2024.
Konferensi kakao internasional ini berlangsung pada 12—13 September 2024 di Raffles City Convention Center, Singapura. Mengusung tema “A Confluence for Positive Change”, konferensi ini mengangkat pentingnya kolaborasi dalam memberikan dampak positif pada industri kakao dan cokelat terhadap tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Sedikitnya 500 peserta yang terdiri atas pimpinan perusahaan, asosiasi, industri, peneliti, dan pembuat kebijakan akan menghadiri CAA-ICCE 2024. CAA-ICCE 2024 bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi pelaku industri sektor kakao.
Forum ini membahas strategi dalam mendukung perkembangan sektor industri kakao yang berkelanjutan, kemajuan teknologi, perubahan iklim global, serta tren pemasaran di sektor kakao.
“Konferensi ini diharapkan dapat membantu berkontribusi mengatasi permasalahan serta memperkuat sektor kakao berkelanjutan dan inklusif,” ujar Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Reza Pahlevi Chairul.
CAA-ICCE merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Konferensi ini berfokus pada topik yang paling relevan dengan para pakar lintas industri yang diselenggarakan CAA.
Sementara CAA adalah asosiasi pedagang dan pemroses biji kakao di Asia yang bertujuan mempercepat pertumbuhan industri kakao dan cokelat, mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam budidaya dan pengolahan kakao, serta menciptakan dampak positif bagi petani kakao.
Wakil Indonesia yang menjadi anggota CCA antara lain Asosiasi Kakao Indonesia, Barry Callebaut Indonesia, Cargill Indonesia, Ceres, Glico Indonesia, JB Cocoa, Mondelez Indonesia, serta Nestle.
Pada 2023, ekspor produk kakao Indonesia ke dunia tercatat sebesar 340,14 ribu ton dengan nilai mencapai USD1,2 miliar. Pada tahun tersebut, impor Indonesia untuk produk kakao tercatat sebesar 340,45 ribu ton dengan nilai USD979 juta.
Lebih lanjut, pemerintah terus mendorong hilirisasi dengan harapan bisa memberikan nilai tambah, salah satunya yakni kakao. Hilirisasi produk kakao menjadi sumber ekonomi baru dengan cara diolah menjadi produk bernilai tinggi (high end product), terlebih Indonesia merupakan salah satu produsen utama kakao di dunia.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, “Saya kira ini bentuk nyata ekonomi baru karena ada produk baru. Kita punya potensi besar dari sini (kakao) karena sebelumnya kita hanya jual bahan baku mentahnya tapi karena hilirisasi yang dilakukan Pipiltin maka bisa menciptakan produk baru."
Adapun untuk menjadikan sumber ekonomi baru, perlu dilakukan pembenahan ekosistem atau rantai pasoknya agar permasalahan dari hulu - hilir dapat dituntaskan. Pasalnya banyak produk pertanian dan perkebunan menghadapi hambatan dalam pengembangannya karena ekosistem yang belum sempurna.
Berdasarkan data International Cocoa Organization, Indonesia merupakan negara produsen biji kakao terbesar di kawasan Asia dengan pangsa produksi sebesar 62,3 persen. Daerah dengan penghasil biji kakao terbesar di Indonesia yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
Adapun ekspor kakao Indonesia didominasi oleh produk dengan kode HS 1804 (mentega, lemak, dan minyak kakao) dengan pangsa lebih dari 50 persen. Sementara tujuan utama ekspor Indonesia di antaranya, India dengan pangsa 17 persen, Uni Eropa (16 persen), dan Amerika Serikat (15 persen).
NERACA Tangerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney bekerja sama dengan Indonesia Business Council (IBC)…
NERACA Tangerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis Indonesia dan Singapura bersama-sama dapat mengubah tantangan regional menjadi peluang untuk kolaborasi ekonomi…
NERACA Jakarta – Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Jend TNI (Purn) Dr Moeldoko secara resmi melantik…
NERACA Tangerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney bekerja sama dengan Indonesia Business Council (IBC)…
NERACA Tangerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis Indonesia dan Singapura bersama-sama dapat mengubah tantangan regional menjadi peluang untuk kolaborasi ekonomi…
NERACA Jakarta – Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Jend TNI (Purn) Dr Moeldoko secara resmi melantik…