Ancaman BPA itu Nyata - Industri Wajib Patuhi PerBPOM Label Bahaya BPA

Paparan senyawa kimia Bisfenol A (BPA) yang bersumber bahan kemasan pangan, semisal pada botol dan peralatan makan bayi, galon air minum dan makanan kaleng, menghadirkan risiko kesehatan yang tak terbantahkan pada kesehatan masyarakat.

Karena itu, semua pihak, utamanya pelaku usaha, perlu mendukung pelaksanaan regulasi pelabelan BPA yang saat ini telah khusus diberlakukan pada galon isi ulang berbahan plastik polikarbonat, jenis plastik keras pada umumnya galon air minum bermerek. "Saya kira polemik seputar risiko BPA dan pelabelannya tak perlu lagi diteruskan. Ini karena pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terobosan berupa pencantuman label peringatan risiko BPA pada kemasan pangan," kata pendiri MedicarePro Asia, sebuah lembaga riset dan promosi kesehatan, dr. Dien Kurtanty di Jakarta, kemarin.

Pada 5 April 2024, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengesahkan peraturan yang mewajibkan produsen air minum yang menggunakan kemasan polikarbonat, jenis plastik keras dengan kode daur ulang "7", menerakan label peringatan berbunyi: "Dalam kondisi tertentu, kemasan polikarbonat dapat melepaskan BPA pada air minum dalam kemasan". 

Kerap digunakan sebagai bahan baku produksi plastik polikarbonat dan zat kimia resin epoksi, BPA dapat berpindah (bermigrasi) dari kemasan ke produk pangan dan terkonsumsi oleh masyarakat.  Menurut dr. Dien, poin penting dari pelabelan tersebut adalah pemerintah menaruh perhatian serius pada perlindungan konsumen. "Uji toksikologi di berbagai negara menunjukkan BPA membawa risiko tersendiri terhadap perkembangan dan kesehatan tubuh, bisa memicu berbagai penyakit jika terpapar secara akumulatif selama bertahun-tahun sehingga para pelaku usaha, kalangan ahli dan peneliti diharapkan untuk memberikan informasi yang jujur dan transparan kepada konsumen terkait risiko BPA," ujar dr. Dien.

Sementara Ketua Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Bali, dr. Oka Negara, menilai regulasi BPOM tentang pelabelan BPA sebagai langkah terobosan dalam perlindungan kesehatan masyarakat.“Konsumen berhak untuk mendapatkan informasi yang jelas atas produk yang dijual di pasaran, utamanya pada yang telah mengantongi izin edar BPOM. Dengan adanya pelabelan, konsumen bisa mengenal dan mewaspadai risiko paparan BPA pada kesehatan,” kata dr. Oka.

Menurut dr. Oka, bisa memicu gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama berkaitan dengan kesehatan reproduksi termasuk risiko pubertas dini dan gangguan menstruasi pada perempuan."BPA itu risikonya akumulatif, tidak terjadi dalam jangka pendek, tetapi jika terpapar/migrasi di tubuh secara terus menerus. Oleh karena itu, jika ingin menuju negara sehat, maka kemasan pangan yang bebas BPA (BPA Free) harus menjadi prioritas," tandasnya. 

Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Yeni Restiani menjelaskan, kebijakan pelabelan BPA saat ini hanya khusus berlaku pada galon isi ulang bermerek yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat. Dia menegaskan, pemerintah mendorong produsen air minum bermerek untuk ikut berkontribusi dalam mencerdaskan konsumen dengan penyedian informasi yang valid terkait risiko BPA.

BERITA TERKAIT

Meminimalisir Dampak Penyakit Kritis dengan Persiapan Lebih Awal

  NERACA Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus penyakit kritis. Pada tahun 2023,…

Persiapkan Lebih Awal Minimalisir Dampak Penyakit Kritis

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus penyakit kritis. Pada tahun 2023, penyakit jantung, kanker, stroke,…

Perawatan Preventif Kunci Kesehatan Masyarakat Lebih Baik

Hidup sehat dan terbebas dari penyakit merupakan keinginan setiap individu. Kondisi fisik dan mental yang baik tidak hanya meningkatkan produktivitas,…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Meminimalisir Dampak Penyakit Kritis dengan Persiapan Lebih Awal

  NERACA Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus penyakit kritis. Pada tahun 2023,…

Persiapkan Lebih Awal Minimalisir Dampak Penyakit Kritis

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus penyakit kritis. Pada tahun 2023, penyakit jantung, kanker, stroke,…

Perawatan Preventif Kunci Kesehatan Masyarakat Lebih Baik

Hidup sehat dan terbebas dari penyakit merupakan keinginan setiap individu. Kondisi fisik dan mental yang baik tidak hanya meningkatkan produktivitas,…