Perluas Pasar, Produk Ekraf Terus Dipromosikan

NERACA

Tanjungpinang – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menginginkan produk-produk dari pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Tanjungpinang dan Provinsi Kepulauan Riau pada umumnya dapat dikenal semakin luas.

"Hari ini saya memakai outer batik dengan motif gonggong, ini luar biasa dan saya sangat menyukai ini," kata Sandiaga di Kota Tanjungpinang.

Sandiaga mengapresiasi produk dari jenama lokal "Lawana" ini karena dinilainya telah berhasil melakukan inovasi dan adaptasi dengan mengaplikasikan batik motif gonggong atau sejenis siput laut yang banyak hidup di perairan Kepulauan Riau.

"Ini adalah bagian dari adaptasi yang disesuaikan dengan model kekinian, yang diminati oleh para milenial," kata Sandiaga.

Workshop KaTa Kreatif merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) yang menjadi bagian dari program pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa) Kreatif juga memperkuat ekosistem ekraf di berbagai daerah di Indonesia. Program KaTa Kreatif berfokus pada peningkatan inovasi dan kewirausahaan pelaku ekonomi kreatif di daerah.

Sandiaga juga pernah mengungkapkan harapannya KaTa Kreatif ini akan semakin kuat. Dan kita punya program-program yang bisa kita kolaborasikan seperti AKI, ADWI. “Melalui KaTa Kreatif ini diharapkan bisa menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru yang berkualitas dan berkelanjutan,” harap Sandiaga. 

Selain pemberian materi penguatan inovasi dan kewirausahaan, para pelaku ekraf juga akan mendapatkan pendampingan untuk memperoleh akses promosi dan permodalan secara lebih mudah.

"Karenanya workshop ini kita hadirkan agar ekosistem ekonomi kreatif di Kepri dan di Tanjungpinang ini semakin kuat," ujar Sandiaga.

Dalam workshop KaTa Kreatif Tanjungpinang, Sandiaga juga berkesempatan mendengar aspirasi juga kendala yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif di Kota Tanjungpinang. Salah satunya tentang cara menarik minat anak muda berpartisipasi dalam sebuah event.

Menurut Sandiaga, pelaku ekraf harus betul-betul memahami apa yang sedang menjadi tren dan keinginan anak muda. Melibatkan unsur-unsur seperti musik juga kuliner menjadi salah satu yang memiliki daya tarik kuat.

Selain itu, saluran promosi juga harus dimaksimalkan dengan baik khususnya promosi digital menggunakan media sosial.

"Proses kreatif juga bisa melibatkan mereka di antaranya dengan melakukan sayembara dan upaya lainnya," ujar Menparekraf Sandiaga.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, mengatakan bahwa ekraf merupakan salah satu penunjang bagi Provinsi Kepulauan Riau dalam mengembangkan daya tarik bagi wisatawan. Karenanya Pemerintah Provinsi Kepri terus berupaya memperkuat pengembangan ekonomi kreatif dengan menghadirkan kebijakan dan program yang ditujukan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Seperti berbagai bantuan modal untuk UMKM tanpa bunga yang bekerja sama dengan Bank Riau Syariah. Di tahun 2024 ini sudah ada 400 UMKM yang mendapatkan program dengan plafon sebesar Rp40 juta. Mulai September 2024 akan dibuka kembali program bagi 200 UMKM," kata Ansar.

Pemprov Kepri juga telah meresmikan gedung Dekranasda yang menjadi etalase bagi produk-produk dari pelaku ekonomi kreatif di Kepulauan Riau.

"Semoga nanti teman-teman juga bisa berkolaborasi agar produk UMKM bisa kita pasarkan dan perluas. Tidak hanya untuk kebutuhan domestik tapi tentu untuk menembus pasar luar negeri. Maka kehadiran Pak Menteri tentu membangun semangat kita semua," ujar Ansar.

Mengenai batik gonggong, pemilik showroom Batik Gonggong Lawana, Onny Kay,  mengatakan dirinya sengaja mengaplikasikan motif gonggong ke dalam kain batik sebagai salah satu upaya untuk menghadirkan produk khas Kepulauan Riau. Ia pertama kali mengembangkan motif tersebut 14 tahun lalu.

"Saya bekerja sama dengan perajin batik di Pekalongan. Awalnya masih ada unsur-unsur batik Jawa dan kita terus coba match dengan budaya Melayu. Dan setelah tiga bulan, dapat yang sesuai dan saya kunci dengan HKI (hak kekayaan intelektual)," kata Onny.

Saat ini batik gonggong miliknya telah banyak dikenal wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. "Acara-acara seperti ini tentu memberikan dampak dengan terpromosikan dan tersosialisasikannya produk kami lebih luas," ujar Onny.

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Industri LPG Nasional Akan Tekan Ketergantungan Impor

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum…

Paradigma Bisnis Berkelanjutan di Era Transformasi Digital 5.0 - BIEMA 7th - ESGRC:

NERACA Jakarta – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dengan bangga telah menyelenggarakan acara Business, Management, Economics,…

DPR Setujui Pagu Definitif Kemenparekraf 2025 Sebesar Rp1,7 Triliun

NERACA Jakarta – Komisi X DPR RI menyetujui pagu definitif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf)…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pembangunan Industri LPG Nasional Akan Tekan Ketergantungan Impor

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum…

Paradigma Bisnis Berkelanjutan di Era Transformasi Digital 5.0 - BIEMA 7th - ESGRC:

NERACA Jakarta – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dengan bangga telah menyelenggarakan acara Business, Management, Economics,…

DPR Setujui Pagu Definitif Kemenparekraf 2025 Sebesar Rp1,7 Triliun

NERACA Jakarta – Komisi X DPR RI menyetujui pagu definitif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf)…