NERACA
Jakarta – PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengemukakan, menurunnya nilai transaksi pinjam meminjam efek (PME) dipicu minimnya "supply" dari "lender" (pihak yang meminjamkan).
Direktur Utama KPEI Hasan Fawzi mengatakan, salah satu faktor yang menyebakan penurunan nilai transaksi pinjam meminjam efek, yakni "supply" dari "lender" yang masih langka, “Saat ini masih banyak nasabah atau investor ritel yang tidak aktif bertransaksi meminjamkan efek, padahal nasabah bisa mendapatkan 'fee' dalam meminjamkan efek," katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.
Dia mengharapkan investor institusi yang biasanya memegang saham dalam jangka panjang untuk menjadi lender. Dalam data KPEI, nilai transaksi pinjam meminjam efek pada kuartal III 2012 menjadi Rp89 miliar dari Rp373 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah saham yang ditransaksikan juga turun menjadi 22,6 juta saham dari 135,5 juta saham.
Sementara Direktur PT Valbury Securities, Johanes Sutikno mengatakan, kecenderungan indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI terkoreksi membuat investor enggan melakukan transaksi pinjam-meminjam efek dalam jumlah besar.
Dia menambahkan, kecenderungan IHSG yang volatile tersebut sangat berisiko terhadap penurunan harga saham sehingga pelaku pasar cenderung menahan diri. Kondisi sebaliknya, lanjut dia, apabila terjadi peningkatan transaksi pinjam meminjam efek juga disebabkan maraknya transaksi harian IHSG. Kondisi itu menyebabkan kebutuhan efek meningkat, terutama perusahaan efek yang ingin meningkatkan jumlah transaksinya.
Transaksi PME merupakan kegiatan pinjam-meminjam suatu efek antara pihak pemilik sebagai pemberi pinjaman dengan KPEI sebagai penerima pinjaman atau antara KPEI sebagai pemberi pinjaman dengan pihak yang membutuhkan sebagai penerima pinjaman dengan menyerahkan agunan sebagai jaminan, dalam rangka mendukung aktivitas transaksi bursa. (bani)
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…