Barantin Fasilitasi Ekspor Kopi Sipirok dari Pelabuhan Sibolga

NERACA

Sibolga - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Sumatera Utara satuan pelayanan (satpel) Sibolga melayani pengajuan perdana ekspor Kopi Sipirok sebanyak 7 kg tujuan Brunei Darussalam dari Pelabuhan Sibolga. Seperti diketahui selama ini, pelabuhan tersebut hanya melayani antar kota ataupun Propinsi.

Prawira petugas Karantina Sibolga yang menerima kunjungan dari eksportir, menjelaskan persyaratan ekspor kopi dan memperkenalkan aplikasi PPK Online, agar lebih mudah dalam melapor ke Karantina.

"Kopi yang akan diekspor adalah kopiluwak yang berasal dari Pesantren Darul Mursyid Sipirok," ujar Prawira

Berdasarkan penjelasan eksportir, Sucipto, kopi yang dihasilkan oleh Pondok Darul Mursyid (PDM) merupakan hasil dari kebun sendiri dan diolah sendiri. Bahkan pemasarannya pun dilakukan sendiri ke berbagai kota.

"PDM Coffee melalui kebun kopinya ingin mensejahterakan para petani kopi lokal untuk mengedepankan kopi Indonesia, PDM tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi sudah bertransformasi menjadi Lembaga Pemberdayaan Ekonomi masyarakat," jelas Sucipto

Lebih lanjut Sucipto menjelaskan, Kopi dari daerah Sipirok Sumatera Utara yang sudah terkenal rasa dan khas  tersendiri. PDM Coffee juga telah meraih prestasi yang cukup banyak, di antaranya Juara I Green Bean Competition pada ajang Festival Kopi Sumatera Utara pada tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Disperindag Sumatera Utara, Juara III Coffee Signature pada ajang Festival Kopi dan Pameran Kuliner Nusantara (Halal Food) tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebing Tinggi.

Kepala Karantina Sumatera Utara, N Prayatno Ginting,  menyampaikan bahwa Koperasi PDM merupakan UMKM binaan klinik ekspor Karantina satpel Sibolga. 

"7 Kg Kopi biji yang akan di ekspor merupakan sampel ke negara tujuan. Semoga pengiriman ini sesuai dengan permintaan negara tujuan dan bisa berkelanjutan dan dengan volume yang lebih besar" ujar Prayatno.

Memang, Indonesia merupakan salah satu penghasil terbesar kopi di dunia. Data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyebutkan, Indonesia menjadi produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Pada 2022-2023, Indonesia memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong, yang meliputi kopi arabika sekitar 1,3 juta kantong dan kopi robusta hingga 10,5 juta kantong. Potensi ini yang perlu dioptimalkan oleh pelaku industri dalam negeri untuk memacu nilai tambah kopi sehingga dapat mendongkrak kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengungungkapkan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pertumbuhan industri pengolahan kopi, termasuk untuk skala industri kecil dan menengah (IKM).

Lebih lanjut jika berbicara kopi tidak akan pernah ada habisnya. Hal ini lantaran kopi memiliki peluang pasar yang sangat besar karena konsumsi kopi baik nasional maupun internasional terus meningkat, bahkan kini semakin marak bermunculan ragam produk olahan kopi.

Seiring dengan pengembangannya, tak dapat dipungkiri persaingan kopi di pasar global kian ketat. Tak hanya itu, petani kopi juga masih dihadapkan berbagai tantangan seperti luas lahan, produktivitas, kualitas produksi, harga, penyakit tanaman kopi bahkan ditambah dengan adanya perubahan iklim. Hal tersebut tentu dapat berdampak signifikan terhadap pendapatan petani dan perluasan kebun kopinya. 

Melihat fakta tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan, tentu tak tinggal diam, terus berupaya mencari solusi bagi petani.

Atas dasar itu jugalah Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, meminta jajarannya agar kontinyu melakukan pembinaan dan mensosialisasikan pentingnya kelembagaan yang melibatkan stakeholder terkait, demi menyiapkan petani menghadapi berbagai tantangan tersebut.

Selain itu, juga diminta jajarannya agar terus mendorong peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor perkebunan.

"Inilah saatnya petani milenial ikut terjun langsung geluti dan kembangkan komoditas perkebunan beserta produk turunannya. Optimalkan inovasi dan hasilkan produk baru yang jitu. Kita perkaya dan sinergikan bersama kekuatan komoditas kita. Tentunya disesuaikan dengan trend pasar saat ini dan teknologi yang mumpuni, dengan didukung ide kreatif, inovatif dan komitmen yang kuat, agar kualitas hasil produksi hingga produk turunannya semakin bermutu baik, berdaya saing dan berpeluang ekspor menembus pasar global," ungkap Andi Nur.

BERITA TERKAIT

Hilirisasi Pertanian Jadi Terobosan Transformasi Perdagangan

NERACA Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses  pasar secara masif dapat menjadi kunci…

Pemanfaatan Hasil Sedimentasi Morodemak Dipastikan untuk Masyarakat Nelayan

NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…

KemenKopUKM Gandeng PT Pos Perkuat dan Kengembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Hilirisasi Pertanian Jadi Terobosan Transformasi Perdagangan

NERACA Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses  pasar secara masif dapat menjadi kunci…

Pemanfaatan Hasil Sedimentasi Morodemak Dipastikan untuk Masyarakat Nelayan

NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…

KemenKopUKM Gandeng PT Pos Perkuat dan Kengembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…