Tumpukan Sampah Plastik Hari Raya: Audit Mengungkap 3 Produsen Penyumbang Sampah Terbesar

NERACA

Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan sampah plastik pada perayaan Idul Adha tahun ini akan mencapai 608 ton, meningkat dari 357 ton pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, jumlah hewan kurban pada 2024 mencapai 1,97 juta ekor.

 “Potensi timbulan sampah diperkirakan sejumlah 608 ton dari 121,5 juta lembar kantong keresek,” kata Direktur Pengurangan Sampah KLHK, Vinda Damayanti, Senin (17/6). Ia menegaskan bahwa kantong plastik mengandung zat karsinogen dan logam berat timbal (Pb) yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk menekan sampah plastik, KLHK menganjurkan penggunaan wadah sendiri untuk pembagian daging kurban.

Sementara itu, hasil audit jaringan gerakan Break Free From Plastic (BFFP) yang berlangsung dari Oktober 2023 hingga Februari 2024 mengungkapkan PT Sayap Mas (Wings Group), Salim Group, dan Mayora Indah sebagai tiga produsen terbesar penyumbang sampah kemasan saset di Indonesia.

Audit yang melibatkan 25 organisasi di 50 titik di empat negara—Indonesia, Filipina, Vietnam, dan India—menunjukkan bahwa PT Sayap Mas menyumbang 1.251 sampah saset, diikuti oleh Salim Group dengan 672 sampah, dan Mayora Indah dengan 629 sampah. Unilever dan PT Santos Jaya Abadi juga termasuk dalam daftar lima besar, dengan masing-masing menyumbang 603 dan 454 sampah saset.

Kemasan saset yang praktis dan murah ternyata menyumbang masalah besar bagi lingkungan. Diperkirakan sekitar 855 miliar saset terjual per tahun secara global. Namun, karakter kemasan yang terdiri dari berbagai jenis plastik dan lapisan foil membuatnya sulit didaur ulang, sering kali berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencemari lingkungan.

“Produsen yang sama terus muncul sebagai penyumbang sampah terbesar. Penting untuk mempertimbangkan langkah-langkah lebih bertanggung jawab ke depannya, termasuk tidak lagi menggunakan kemasan saset,” ujar Alaika Rahmatullah, Koordinator Audit Merek Ecoton.

Namun, sampai sekarang hanya 18 dari 42 produsen yang melaksanakan proyek percontohan untuk pengurangan sampah. Dalam penjelasannya, dari 10 produsen yang di monitor, Ibar Akbar, Plastics Project Leader Greenpeace Indonesia menyampaikan hanya Unilever dan Danone yang telah mengirimkan dokumen peta jalan pengurangan sampah, sampai sekarang hanya 18 dari 42 produsen yang melaksanakan proyek percontohan untuk pengurangan sampah.

Dalam penjelasannya, dari 10 produsen yang di monitor, Ibar Akbar, Plastics Project Leader Greenpeace Indonesia menyampaikan hanya Unilever dan Danone yang telah mengirimkan dokumen peta jalan pengurangan sampah, namun keduanya belum mengumumkan detail terkait komitmen dan progress untuk mengurangi produksi plastik sebesar 30 % di tahun 2029. Menurut Ibar tanpa transparansi dan komitmen untuk mengurangi produksi plastik, krisis saset tidak akan teratasi.

Selain mengurangi produksi kemasan saset, diperlukan dukungan untuk sistem guna ulang sebagai solusi mengatasi krisis ini. Bisnis-bisnis sistem guna ulang seperti Kecipir, Alner, dan Hepicircle mulai bermunculan, menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan. Pemerintah perlu menciptakan regulasi yang mendukung pengemasan ulang untuk produsen besar, serta mendukung bisnis refill masyarakat. “Bisnis refill dan reuse yang dikembangkan masyarakat adalah contoh nyata sistem yang dapat diadopsi oleh produsen besar. Namun, regulasi dan mekanisme perizinan saat ini tidak mendukung pengemasan ulang,” tambah Fictor Ferdinand, Peneliti di YPBB.

Laporan brand audit saset ini menekankan pentingnya tanggung jawab produsen dalam mengatasi krisis sampah plastik. PT Sayap Mas (Wings Group), Salim Group, dan Mayora Indah sebagai penyumbang sampah terbesar di Indonesia perlu segera mengambil langkah konkret untuk mengurangi dampak lingkungan dari kemasan mereka. Dengan perjanjian plastik global yang sedang dinegosiasikan, kini adalah momen penting untuk mendorong pengurangan produksi plastik dan beralih ke sistem guna ulang yang lebih berkelanjutan.  (Mohar/Iwan)

 

 

BERITA TERKAIT

PNM Tegaskan Komitmen Wujudkan Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat Program Mekaar

NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…

Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Narasi Pesimistis "Indonesia Gelap"

  NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…

Menkop Apresiasi Bupati Jombang Sudah 100% Membentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PNM Tegaskan Komitmen Wujudkan Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat Program Mekaar

NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…

Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Narasi Pesimistis "Indonesia Gelap"

  NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…

Menkop Apresiasi Bupati Jombang Sudah 100% Membentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…