NERACA
Istanbul – Indonesia dan Mesir sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyambut baik rencana pertemuan Joint Trade Comittee (JTC) dengan Mesir yang akan dilaksanakan pada Juli mendatang di Bali.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mesir, Ahmed Samir Saleh mengungkapkan, “Saya memandang hubungan dagang Indonesia dan Mesir masih dapat lebih ditingkatkan. Kedua negara memiliki hubungan diplomatik yang panjang dan menjadi fondasi kuat dalam menjalin kerja sama perdagangan yang lebih erat.”
Pertemuan berlangsung di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ke-3 Komite Perundingan Perdagangan (TNC) Sistem Preferensi Perdagangan-Organisasi Kerja Sama Islam (TPS-OIC) dan Pertemuan Informal Tingkat Menteri D-8.
Menurut Zulkifli, bagi Indonesia, Mesir merupakan mitra dagang nontradisional yang strategis di Kawasan Afrika. “Mesir dapat memanfaatkan potensi Indonesia sebagai pintu gerbang menuju pasar ASEAN, sementara Indonesia dapat menjadikan Mesir sebagai hub menuju pasar Afrika, Eropa, dan Timur Tengah,” jelas Zulkifli, di Istanbul, Turki.
Zulkifli menambahkan, “Kami menyampaikan kepada Mesir bahwa Indonesia menyetujui dan mendukung kerja sama PTA antar negara anggota D-8.”
Pada kesempatan ini, kedua menteri juga saling menyampaikan keprihatinan atas krisis kemanusiaan yang dialami oleh rakyat Palestina. “Penguatan kerja sama di lingkup OKI juga menjadi bagian dari upaya mendukung rakyat Palestina. Negara-negara OKI harus menjadi konstelasi yang kuat dan kokoh di tengah gejolak geopolitik dunia,” imbuh Zulkifli.
Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mesir, Ahmed Samir Saleh secara khusus mengapresiasi peran dan kontribusi Indonesia dalam membantu rakyat Palestina selama ini. Kedua menteri memiliki pandangan yang sama agar negara-negara anggota OKI dapat lebih berkontribusi membantu rakyat Palestina.
Dalam hal ini Ahmed menyatakan ingin mempelajari lebih jauh tentang potensi perdagangan yang dapat digali dengan Indonesia. Selain itu, Mesir menunjukkan semangat yang sama untuk meningkatkan perdagangan bilateral hingga dua kali lipat. Adapun terkait kerja sama dalam kerangka D-8, Mesir menyambut baik komitmen Indonesia yang telah memulai implementasi D-8 PTA.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengatakan, pemerintah Indonesia saat ini sedang menyiapkan kolaborasi perdagangan antara Indonesia—Mesir di bidang minyak kelapa sawit.
“Kolaborasi ini merupakan langkah maju untuk Indonesia—Mesir. Pemerintah Indonesia di Mesir akan segera memfasilitasi kolaborasi antara Savco dengan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia tersebut,” imbuh Jerry.
Menurut Jerry, ekspor terbesar untuk komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO) ke Mesir merupakan produk hasil rafinasi dan fraksinasi (Refined, Bleached, and Deodorized atau RBD). RBD adalah minyak kelapa mentah yang telah dimurnikan, diputihkan, dan dihilangkan baunya. RBD diproses dengan tekanan tinggi dan memiliki rasa hambar. RBD memberikan kontribusi sebesar 31 persen dari total nilai ekspor Indonesia ke Mesir. Nilai ekspor RBD ke Mesir mencapi USD1,31 miliar.
Sehingga dalam hal ini Jerry menekankan pentingnya meningkatkan permintaan ekspor produk nonmigasyang bernilai tambah, termasuk produk kelapa sawit dan turunannya. Peningkatan tersebut diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas produk.
Seperti diketahui, Mesir merupakan negara tujuan ekspor ke-27 dan sumber impor Indonesia ke-56 dunia. Pada Januari–April 2024, perdagangan kedua negara mencapai USD474,3 juta. Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD408,5 juta dan impor senilai USD65,9 juta.
Sementara pada 2023, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD1,51 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD1,31 miliar, dan impor Indonesia dari Mesir sebesar USD201,4 juta. Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus perdagangan terhadap Mesir sebesar USD1,11 miliar.
Sementara itu, dalam lima tahun terakhir (2019—2023), perdagangan Indonesia dengan Mesir menunjukkan pertumbuhan positif 8,65 persen.
Pada 2023, komoditas ekspor utama Indonesia ke Mesir, yaitu minyak kelapa sawit (USD798,5 juta), kopi (USD84,5 juta), benang selain benang jahit (USD48,2 juta), papan serat kayu (USD37,4 juta), serta kopra (USD32,2 juta).
Sementara impor terbesar Indonesia dari Mesir adalah kalsium fosfat alam (USD 47,4 juta), pupuk mengandung fosfat (USD43,2 juta), kurma (USD23 juta), pupuk mengandung nitrogen (USD16 juta), dan tetes hasil dari ekstraksi atau pemurnian gula (USD13,1 juta). Pada 2023, nilai investasi Mesir di Indonesia mencapai USD1,25 juta dengan total 114 proyek investasi. Nilai tersebut meningkat 244% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar USD364,8 ribu dengan 19 proyek.
Kolaborasi Koperasi Tani dan Kopdes Merah Putih Didorong Perkuat Perekonomian Desa Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mendorong koperasi tani…
62 Tahun TASPEN Komit Sebagai Center of Excellence Jakarta– Memasuki usia ke-62 tahun di tanggal 17 April, PT TASPEN (Persero)…
Konsumen Perikanan Dalam Negeri Wajib Dilindungi Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan sejumlah aturan teknis pelaksanaan pengawasan…
Kolaborasi Koperasi Tani dan Kopdes Merah Putih Didorong Perkuat Perekonomian Desa Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mendorong koperasi tani…
62 Tahun TASPEN Komit Sebagai Center of Excellence Jakarta– Memasuki usia ke-62 tahun di tanggal 17 April, PT TASPEN (Persero)…
Konsumen Perikanan Dalam Negeri Wajib Dilindungi Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan sejumlah aturan teknis pelaksanaan pengawasan…