Di INDEX Dubai 2024, Furnitur Indonesia Catat Transaksi USD6,11 Juta

NERACA

Jakarta – Furnitur Indonesia masih menjadi primadona di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Hal ini terlihat dari capaian transaksi yang berhasil dibukukan selama tiga hari pameran sebesar USD6,11juta atau senilai Rp99,46 miliar pada pameran internasional INDEX 2024, di Dubai World Trade Centre (DWTC), Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA).

INDEX 2024 merupakan salah satu pameran tahunan terbesar di sektor furnitur, dekorasi rumah, dan perhotelan di kawasan Timur Tengah dan Afrika.

“Daya tarik produk furnitur Indonesia masih sangat besar. Partisipasi produk furnitur Indonesia berhasil mencatatkan transaksi sebesar USD6,11 juta atau sekitar Rp99,46 miliar. Capaian ini meningkat 454 persen dibandingkan transaksi INDEX 2023 yang tercatat sebesar USD1,1  juta,” ungkap Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Dewi Rokhayati.

Adapun produk-produk yang diminati, lanjut Dewi, antara lain console table, kursi dan stool dari kayu dan rotan, keranjang rotan, dekorasi dinding, furnitureluar ruang dari kayu, aksesori dekoratif, dan peralatan dapur.

Dewi juga menyampaikan, pada hari pertama pameran, tercatat dua kesepakatan dagang antara peserta Paviliun Indonesia dengan buyers PEA bernilai USD648 ribu atau sekitar Rp10,51 miliar untuk produk stool, meja, dan dekorasi berbahan kayu jati; furnitur luar ruang; furnitur dari rotan, serta lampu gantung.

Di sela-sela pameran, Dewi juga melakukan pertemuan dengan Kamar Dagang dan Industri (Chambers of Commerce) Dubai. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk mendorong keikutsertaan buyers Dubai dipameran business to business (B2B) terbesar untuk multiproduk yakni Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan diselenggarakan pada 9 — 12 Oktober 2024 mendatang di ICE BSD, Tangerang, Banten.

“Peningkatan hubungan dagang para pelaku usaha kedua negara diharapkan akan terus berjalan sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke PEA,” jelas Dewi.

Menurut Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai Widy Haryono, peluang ekspor furnitur Indonesia ke PEA masih dapat terus ditingkatkan. Pada Januari – Maret 2024, ekspor produk furnitur Indonesia ke PEA mencapai USD3,06 juta.

Sementara itu, dalam lima tahun terakhir (2019 – 2023), tren ekspor furnitur Indonesia ke PEA tumbuh positif sebesar 15,35 persen.

Widy menambahkan, keikutsertaan Indonesia pada INDEX 2024 juga bertujuan untuk memperkuat hubungan perdagangan bilateral Indonesia dan PEA, memperluas jangkauan pasar, serta meningkatkan branding produk furnitur Indonesia yang berkualitas.

“Kami memandang partisipasi Indonesia pada INDEX 2024 merupakan salah satu upaya memanfaatkan perjanjian dagang Indonesia-UAE CEPA serta memanfaatkan Dubai sebagai hub untuk perdagangan di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan,” imbuh Widy.

“Kehadiran Indonesia pada INDEX 2024 sangat tepat seiring dengan tren peningkatan proyek pembangunan tempat tinggal di PEA,khususnya proyek hotel di Dubai,” urai Widy.

Terkait furnitur, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan produktivitas dan daya saing industri furnitur. Kinerja ekspor sektor ini sepanjang tahun 2023 tercatat sebesar USD1,8 Miliar. Selain itu, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) industri furnitur pada Januari 2024 mencapai nilai 52,38 atau berada pada level ekspansi, menandakan para pelaku usaha furnitur percaya terhadap kondisi usahanya.  

Diharapkan, industri furnitur dalam negeri dapat terus meningkat dan berhasil memaksimalkan potensi pasar furnitur global yang nilainya mencapai USD629 Miliar (berdasarkan data Expert Market Research) dan diproyeksikan tumbuh 5 persen pada 2024.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemenperin adalah dengan melanjutkan program restrukturisasi mesin dan/atau alat peralatan industri pengolahan kayu dan furnitur.

 “Kami telah dan sedang melaksanakan program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan industri pengolahan kayu, berupa pemberian reimburse penggantian sebagian pembelian sesuai kriteria,” papar Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika.

Total perdagangan bilateral Indonesia dan PEA pada Januari—April  2024 tercatat mencapai USD1,60 miliar, atau meningkat 9,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sedangkan pada 2023, total perdagangan Indonesia dan PEA mencapai USD 5 miliar, dengan ekspor Indonesia ke PEA sebesar USD2,65 miliar dan impor Indonesia dari PEA sebesar USD2,35 miliar. Dengan demikian, Indonesia  menikmati surplus perdagangan sebesar USD297,40 juta.

 

 

BERITA TERKAIT

Hilirisasi Pertanian Jadi Terobosan Transformasi Perdagangan

NERACA Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses  pasar secara masif dapat menjadi kunci…

Pemanfaatan Hasil Sedimentasi Morodemak Dipastikan untuk Masyarakat Nelayan

NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…

KemenKopUKM Gandeng PT Pos Perkuat dan Kengembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Hilirisasi Pertanian Jadi Terobosan Transformasi Perdagangan

NERACA Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses  pasar secara masif dapat menjadi kunci…

Pemanfaatan Hasil Sedimentasi Morodemak Dipastikan untuk Masyarakat Nelayan

NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…

KemenKopUKM Gandeng PT Pos Perkuat dan Kengembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…