Perusahaan Turki Didorong Tingkatkan Investasi Manufaktur di Tanah Air

NERACA

Jakarta – Peluang investasi di Indonesia, dengan berbagai keunggulan dan fasilitas yang ditawarkan, menarik perhatian berbagai perusahaan industri asal Turki. Dalam rangkaian lawatan ke Ankara dan Istanbul, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin perusahaan industri Turki yang telah menanamkan investasi di Indonesia, mulai dari perusahaan yang bergerak di industri ban, tekstil, elektronik, hingga pengolahan hasil laut.

Total investasi Turki di Indonesia pada kurun waktu 2019 hingga 2023 mencapai USD42,758 Juta, menempatkan Turki pada urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. “Kami melihat situasi ini sebagai peluang yang masih sangat besar bagi perusahaan-perusahaan asal Turki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Karenanya, dalam kunjungan kemarin, kami mendorong perusahaan-perusahaan Turki untuk memperluas bisnisnya,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Agus mengadakan pertemuan President of Consumer Durables Arcelik, Fatih Kemal EbiçlioÄŸlu. Arcelik merupakan perusahaan alat rumah tangga asal Turki yang merupakan terbesar kedua dunia. Di Indonesia, perusahaan tersebut bermitra dengan Hitachi untuk memproduksi mesin cuci di pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Arcelik juga merencanakan pengembangan kapasitas produksinya di Indonesia dengan mendirikan pabrik baru untuk produk pendingin udara dan lemari es di Semarang.

Sementara itu, Koc Holding yang merupakan perusahaan induk dari Arcelik melakukan akuisisi dan joint venture dengan berbagai mitra, termasuk dengan Hitachi untuk pasar Asia Pasifik, untuk meningkatkan usahanya. “Kami mengajak Arcelik untuk menjajaki peluang kerja sama baru dengan perusahaan elektronik Indonesia seperti Polytron,” tutur Agus.

Pada pertemuan dengan CEO Kordsa,Mr. Ä°brahim Özgür Yıldırım, Agus membahas peluang kerja sama dalam produk ban dan industri tekstil, mengingat investasi Kordsa di Indonesia mencapai USD21 juta. Kordsa saat ini memiliki fasilitas pabrik di di Bogor Indonesia untuk memproduksi nilon, benang, dan olahan industri karet lainnya yang berorientasi ekspor.

Kordsa menyampaikan bahwa di pasar Amerika Utara, perusahaan mendapatkan persaingan dari China dan Vietnam. Terkait hal ini, Agus juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia memberikan insentif berupa super tax deduction hingga 300% dan Indokordsa (perusahaan Kordsa di Indonesia) dapat mengajukan hal ini. Sedangkan untuk insentif lainnya akan dibahas lebih lanjut.

“Kebijakan industri di Indonesia berfokus pada peningkatan nilai tambah dan pengintegrasian sektor industri Indonesia dalam rantai pasok global. Hal ini juga ditujukan untuk melindungi investasi asing di Indonesia, khususnya di sektor manufaktur,” jelas Agus.

Pemerintah menyambut baik apabila Kordsa berminat mengembangkan produk selain yang telah diproduksi di Indonesia. Produk-produk yang dapat dikembangkan antara lain composite concentrate, kantong udara untuk kendaraan, dan composite fiber untuk penguatan struktur bangunan.

“Kami mendukung rencana tersebut dan pembahasan lebih lanjut secara teknis akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya,” jelas Agus. 

Terkait dengan Turki, sebelumnya Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah menandatangani nota Confidentiality Agreement (CA) dengan perusahaan energi asal Turki, KipaÅŸ Holding. Kedua perusahaan energi tersebut sepakat untuk memulai kerja sama sektor energi di bidang panas bumi.

Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Julfi Hadi selaku Direktur Utama PGE dan Mehmet Sisman dari GM KipaÅŸ Holding, yang disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama di Istanbul.

"Syukur, ALHAMDULILLAH, sore ini PGE dan KipaÅŸ Holding telah sepakat memulai kerja sama panas bumi. Selama hampir empat bulan kita serius menjajaki peluang kerja sama ekonomi di bidang energi, dan hari ini kerja keras itu membuahkan hasil" ungkap Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama mengutip sumber KBRI Ankara

Rizal pun menjelas bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara telah memfasilitasi upaya PGE untuk mencari potensi kerja sama eksplorasi dan operasi panas bumi dengan beberapa perusahaan energi di Turki. Berbagai pertemuan telah dilakukan guna menemukan calon mitra yang tepat. Dalam pertemuan awal sebelumnya, PGE dan KipaÅŸ Holding tertarik untuk melakukan kerja sama eksplorasi baik di Turki dan di Indonesia bahkan membuka kemungkinan untuk joint investment di negara ketiga.

Rizal yang baru menyerahkan surat kepercayaan pada pertengahan Januari lalu juga menggarisbawahi kerja sama energi sebagai unsur dari 4 +1 prioritas misinya sebagai Duta Besar RI kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yaitu Pertahanan, Energi, Konstruksi dan Kesehatan, serta Perdagangan. Hal ini disambut baik oleh Presiden Erdogan dengan menugaskan pejabat utamanya untuk mengawal proyek-proyek kerja sama Indonesia Turki.​

 

BERITA TERKAIT

Potensi Kearifan Lokal di Sentra IKM Terus Diangkat

NERACA Jakarta – Program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) di sentra IKM merupakan strategi…

Dorong Implementasi Making Indonesia 4.0

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian terus menggencarkan implementasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0 di sektor industri manufaktur untuk mendorong perusahaan-perusahaan…

Pasar Komoditas Perkebunan dan Hortikultura di Jepang Cukup Tinggi

NERACA Jepang - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menilai, kebutuhan untuk komoditas perkebunan maupun hortikultura di Jepang cukup tinggi. Oleh…

BERITA LAINNYA DI Industri

Potensi Kearifan Lokal di Sentra IKM Terus Diangkat

NERACA Jakarta – Program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) di sentra IKM merupakan strategi…

Dorong Implementasi Making Indonesia 4.0

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian terus menggencarkan implementasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0 di sektor industri manufaktur untuk mendorong perusahaan-perusahaan…

Pasar Komoditas Perkebunan dan Hortikultura di Jepang Cukup Tinggi

NERACA Jepang - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menilai, kebutuhan untuk komoditas perkebunan maupun hortikultura di Jepang cukup tinggi. Oleh…