Dampak Kebijakan konomi Politik di Saat Perang Iran"Israel

 

Pengantar

Sebuah diskusi webinar membahas kebijakan ekonomi politik di tengah konflik Irang-Israel, yang merupakan kerjasama Indef dan Universitas Paramadina berlangsung di Jakarta, 22 April 2024. Tampil sebagai pembicara dalam diskusi tersebut: Wijayanto Samirin, M.PP. (Dosen Univ. Paramadina), Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc. (Indef), Eko Listiyanto, M.SE. (Indef) dan Dr. M. Subhi Ibrahim, M. Hum. (Dosen Univ. Paramadina). Sebagai Moderator: Septa Dinata, M.Si. -  (Dosen Universitas Paramadina)

Berikut resume diskusi oleh Prof Dr Didik J Rachbini, Rektor Universitas Paramadina:

 

Dampak perang Iran – Israel jangan dianggap enteng. Perang itu akan seperti air yang menerobos ke mana-mana dan akan lewat jalur perdagangan luar negeri dan moneter.

Timur Tengah wilayah yang memegang komoditas utama yaitu minyak bumi. Karena itu kebijakan untuk menyikapi hal itu :

a.Kebijakan perdagangan luar negeri. Pasar Indonesia masih punya kutub-kutub lain yang tidak terganggu perang di timur tengah. Mitra dagang Indonesia seperti Jepang dan China adalah pasar ekspor Indonesia yang besar. India dan benua Amerika juga sama sebagai kutub-kutub pemasaran alternatif.

b.Kebijakan BI dengan adanya tekanan pada sisi moneter saat ini. Kenaikan rate Dolar USD di atas 16 ribu menuju 17 ribu atau 18 ribu, bisa menyebabkan jatuhnya pemerintahan sekarang. Jadi harus dijaga termasuk inflasi.

c.Kebijakan Fiskal. Merupakan instrument yang langsung bisa digunakan. Tentunya tidak boleh jor-joran. Kebijakan-kebijakan anggaran terhadap IKN, makan siang gratis harus ditinjau ulang.

d. Pemerintah juga harus memantau UKM UKM di daerah agar terus produktif. Jika ada masalah kekurangan bahan baku atau kredit, itu harus diselesaikan segera.

e. Tidak bisa tidak, golongan paling rentan rakyat akan terhempas. harus ada langkah untuk melindungi ekonomi rakyat paling bawah dengan menghindari inflasi.

hal-hal di atas harus serius dicermati, kalau tidak ingin ada kejatuhan pemerintahan.

Pandangan Wijayanto Samirin:

Situasi midle east saat ini ada pergeseran, Pertama, timteng produksi 35% minyak dunia. Kedua, 30% minyak dunia itu diekspor dari timteng melalui selat Hormuz. Iran punya kontrol luarbiasa terhadap selat hormuz.

Ekspor minyak itu jika dulu dikiirm ke Eropa dan USA, sekarang lebih banyak ke Asia terutama China, India, Jepang dan Korsel. Negara-negara pengimpor ini akan terdampak jika sehat hormuz diblokade.

Rusia juga produsen minyak dan gas yang sangat dominan. Maka jika ada kenaikan harga minyak dan gas, Rusia panen. Perang Rusia vs Ukraine, rusia dapat pemasukan luarbiasa dari kenaikan harga gas.

Fenomena menarik lain, USA dulu mempertahankan kepentingannya karena dia nett importir Oil dari midle east tapi sekarang USA sudah net eksportir minyak dan ada surplus 1,64 juta barel per hari. Sama seperti total konsumsi minyak Indonesia. Transaksi minyak bumi midel east masih menggunakan mata uang USD. jadi kepentingan terutama USA sekarang di midle east bukan lagi minyak, tapi bagaiamana mata uang USD tetap digunakan sebagai alat transaksi. Hingga demand USD tetap tinggi.

Uni Eropa semakin lama tidak menggantungkan diri pada midle east untuk suplai minyak. Saat ini sekitar 8 % saja. 90% supply minyak utk EU didapt dari USA, Norway dan Kazhastan. Beda dengan masa lalu ketika kebutuhan minyak dari midle east.

Maka dari itu, jika ada konflik timteng misalnya selat hormuz di blockade, negara-negara China, Jepang, korsel, India akan terdampak, Dan kebijakan luar negeri negara USA dan Barat tentu akan mempertimbangkan aspek negara sekutu mereka jika terjadi konflik. Misalnya dengan sikap netral, karena negara sekutu seprti jepang dan korsel akan kesulitan dapatkan minyak.

Dampak pada mata uang, nampaknya akan jadi kambing hitam dari apapun masalah dalam negeri disebabkan krisis midle east. Padahal awal perang Iran vs Israel kemarin tidak ada dampak signifikan pada mata uang rupiah. rupiah melemah lebih pada adanya berbagai masalah fundamental ekonomi dalam negeri.

Prof Dr Bustanil Arifin:

Antisipasi terhadap kenaikan harga pangan yang menyebabkan inflasi. Memang tidak ada kontak langsung antara perang Iran-Israel terhadap harga pangan, tapi karena perang ini menyebabkan sistem logistic terganggu, maka kenaikan mata uang USD akan mendorong kenaikan harga pangan dan inflasi dunia.

Kondisi pertanian dalam negeri harus menjadi fokus perhatian karena hanya tumbuh rendah 1,3%, jadi pasti ada persoalan di produksi. Meski kemarin ada El Nino tapi ketika melihat angka kemiskinan yang tetap ada di pertanian dan perdesaan, serta ketimpangan yang memburuk, maka hal-hal itu harus jadi ekstra perhatian.

Soal inflasi, data hingga 15 April 2024, terdapat volatile food yang menyebabkan inflasi. Harga pangan yang bergolak. Imported inflation ada, tapi sedikit. Jadi kerentanan karena soal-soal eksternal di bidang logistik bisa menyebabkan lompatan inflasi yang mengkhawatirkan.

Dalam dua tahun terakhir memang terjadi volatile food yang juga tinggi sebesar 10,33% komponen inflasi dari volatile food. Itu tinggi sekali. Misalnya harga telur ayam yang juga bisa sebabkan inflasi.

Khusus untuk harga beras, merupakan komoditas yang sangat sensitif terhadap anomali global. ketika India melarang ekspor beras, tapi ternyata harga beras domestiknya juga ikut naik, dan India kewalahan. Jadi harga beras global memang amat sensitif terhadap tingkah laku anomali.

Ketika El Nino kemarin terjadi, harga beras 630 USD/ton, maka itu lebih tinggi ketika terjadi krisis pangan global 2008. Itulah dampak ke dalam negeri Indonesia sewaktu harga beras naik tinggi sebelum hari raya. Terlebih impor beras.

Untuk harga minyak sawit global, per April 2024 terlihat agak membaik. Ada windfall profit di situ. Jadi mungkin saja dampak perang Iran Israel Indonesia akan dapat windfall profit dari sawit.

Untuk empat komoditas penting; daging sapi, minyak goreng, gula putih, beras. Amat sensitif thd kondisi eksternal dan internal negeri.  Pada Akhir April harus diwaspadai adanya kenaikan harga. Itu yang harus diperhatikan karena bisa menyebabkan krisis.

Angkutan logistik juga harus diperhatikan agar tidak terkena dampak buruk.

Saran : Daerah perlu bekerjasama mengendalikan laju inflasi. Buat KAD (Kerjasama antar daerah) antar Pemda. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Daerah surplus dan daerah defisit perlu bekerjasama. Jangan anggap enteng masalah ini. Kalau perlu buat kontrak farming antar daerah produsen dengan daerah konsumen atau defisit.

Onfarm sektor swasta atau pembeli lain harus lakukan pendampingan petani. Smart farming, digitilisasi dimasukkan. plus adanya standby buyer. Standby buyer menjadi salah satu kunci untuk antisipasi krisis pangan. Kalau perlu pergudangan perbaiki, gudang biasa tau Sistem Resi Gudang (SRI).

Eko Listiyanto:

-Bagaimana ekonomi, sebelum jadi perang terbuka sudah tidak baik-baik saja. Semenjak konflik ini Meletus, semakin terlihat bahwa semakin tipis atau minim akan baik-baik  saja.

-Nilai tukar Indonesia sangat lemah, dengan cepat menembus Rp16.000/US$, jika tidak bisa di eskalasi maka nilai tukar akan makin melemah dan harus diantisipasi ke depan.

-Pertama, aspek dari penguatan dolar yang sangat signifikan karena naik 4,7% sebagai mata uang yang paling di cari di global. Kedua, dari adanya konflik iran – Israel memupus suku bunga global mengambarkan ketidakpastian semakin tinggi.

-Selain nilai tukar sendiri adalah, bagaimana bisa menyediakan energi atau BBM dimana flow perdagangan minyak yang katanya 21% melalui selat hormuz dimana lokasinya sangat rentan dan akan berimplikasi pada harga minyak.

-Harga minyak akan mengacu pada sisi fundamental, bahkan jika menyentuh 100 US$/barel tidak akan bertahan lama. Dugaan tidak akan terjadi resesi jika pemerintah dapat mengendalikan dengan baik.

BERITA TERKAIT

Langkah Preventif Apkam Pasca Penetapan Hasil Pemilu

  Oleh: Diani Wulandari, Pemerhati Sosial Politik    Aparat keamanan (Apkam) menjalankan langkah preventif guna menjaga kondusivitas di tengah masyarakat…

UU Ciptaker Dukung Kepentingan Buruh untuk Perluasan Lapangan Kerja

  Oleh : Nana Gunawan, Pengamat Ekonomi   Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dinilai telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi…

Inflasi Pangan dan Kesejahteraan Petani Aceh

  Oleh: Agung Yudi Akbar dan Mahpud Sujai, Staf Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Aceh   Kenaikan harga beras menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI Opini

Langkah Preventif Apkam Pasca Penetapan Hasil Pemilu

  Oleh: Diani Wulandari, Pemerhati Sosial Politik    Aparat keamanan (Apkam) menjalankan langkah preventif guna menjaga kondusivitas di tengah masyarakat…

UU Ciptaker Dukung Kepentingan Buruh untuk Perluasan Lapangan Kerja

  Oleh : Nana Gunawan, Pengamat Ekonomi   Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dinilai telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi…

Inflasi Pangan dan Kesejahteraan Petani Aceh

  Oleh: Agung Yudi Akbar dan Mahpud Sujai, Staf Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Aceh   Kenaikan harga beras menjadi fenomena…