NERACA
Jakarta – Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Jon Erizal berharap PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membuka kantor cabang di wilayah Timur Tengah (Timteng) setelah berhasil masuk top 10 bank syariah global. "Ke depan, ini pasar kita besar sekali, hubungan aktivitas syariah dengan negara-negara di Timur Tengah luar biasa, kita harus bisa membuka cabang di Jeddah, Madinah dan tempat lainnya. Apalagi (jamaah) umroh dan haji (Indonesia) terus meningkat,” ucap Jon Erizal, seperti dikutip Antara, kemarin.
Ia menuturkan bahwa ia telah memprediksi bisnis BSI akan tumbuh dengan pesat sehingga dapat menjadi salah satu dari 10 bank syariah dunia dengan kapitalisasi pasar terbesar lebih cepat dari periode yang ditargetkan pemerintah, yaitu pada 2025. Pencapaian tersebut mengacu pada penutupan harga saham BSI dengan kode BRIS pada perdagangan Rabu (13/3) dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp131,47 triliun atau setara 8,44 miliar dolar AS.
Saham BRIS pada Rabu dibuka pada harga Rp2.610 dan ditutup pada Rp2.850 atau naik 9,62 persen. Berdasarkan harga penutupan tersebut, harga saham BRIS naik hingga 63,79 persen sejak awal tahun (year-to-date/ytd) atau naik 114 persen year-on-year (yoy). Jon mengatakan bahwa BSI memiliki posisi strategis dalam industri keuangan syariah nasional dengan potensi yang besar. “Pada awal aksi korporasi oleh Kementerian BUMN, saya melihatnya (program tersebut) sangat strategis, karena pasarnya di Indonesia sangat besar," ujarnya.
Menurutnya, apabila bank syariah BUMN tidak dikonsolidasikan dan tetap berjalan sendiri-sendiri, perkembangan keuangan syariah di Indonesia mungkin tidak lebih baik dari Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Ia menyatakan bahwa penggabungan bank-bank syariah BUMN menjadi BSI memberikan daya tawar yang tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun secara global. "Kalau size (bank syariah) kita kecil, jalan sendiri-sendiri, investor juga mungkin ragu. Setelah digabungkan membentuk BSI kan jadi bisa bicara di tingkat dunia," kata Jon.
Ia pun mengapresiasi jajaran direksi dan komisaris BSI atas prestasi yang dicapai. Ia menilai bahwa penempatan orang-orang kompeten di BSI menjadi faktor penting yang menunjang perusahaan tersebut dalam menciptakan terobosan dengan cepat.
Sebelumnya, Direktur BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa BRIS menjadi salah satu faktor pendorong yang turut mendorong pergerakan positif IHSG pada kisaran 7.409,67 hingga menembus rekor 7.435,81. Ia menuturkan bahwa saat ini sektor perbankan masih menjadi andalan utama investor domestik dan global di Bursa Efek Indonesia karena kinerja yang stabil. “Ketika BRIS ternyata memiliki fundamental performance yang sangat baik maka BRIS pun menjadi saham yang banyak dikoleksi investor,” ujarnya.
Tunggu Izin
Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Gunawan Arif Hartoyo menyatakan bahwa pihaknya sedang menunggu proses pemberian izin dari Saudi Central Bank untuk membuka kantor cabang BSI pertama di Arab Saudi.
“Dari OJK kita telah menerima persetujuan untuk mengembangkan di situ (Arab Saudi) dan kondisi saat ini kita sedang berusaha untuk bisa mendapatkan perizinan dari otoritas keuangan yang di sana dulu,” kata Gunawan A Hartoyo.
Ia menuturkan bahwa pihaknya menargetkan rencana pembukaan cabang baru tersebut dapat direalisasikan tahun ini. Namun, ia menyatakan bahwa target masih mungkin berubah karena tergantung pada perizinan yang sedang diproses oleh Saudi Central Bank sebagai otoritas keuangan di Arab Saudi, atau yang sebelumnya bernama Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA).
Gunawan mengatakan bahwa pihaknya belum dapat memberikan informasi terkait lokasi di mana kantor cabang tersebut akan dibuka, namun ia menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan usulan mengenai hal tersebut. “Kalau spesifik kotanya, mungkin saya belum bisa kasih tau di sini karena memang (pengurusan) regulasi (perizinan) sedang berjalan,” ucapnya.
Ia menuturkan bahwa BSI berencana untuk membuka kantor cabang di wilayah-wilayah strategis yang menjadi pusat kegiatan jemaah haji maupun umrah serta diaspora asal Indonesia dan aktivitas bisnis. “Kami mohon doa supaya perizinan yang kita urus dengan otoritas lokal itu bisa segera keluar,” ujarnya.
NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…
NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…
NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…
NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…
NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…
NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…