RI-Jepang Jalin Kerjasama di Bidang Ekspor

NERACA

 

Jakarta - Melihat potensi pasar Jepang, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) menjalin kerjasama dan saling menguntungkan di bidang ekspor dengan Jepang, serta memotivasi pelaku usaha Indonesia untuk selalu berinovasi dan menghasilkan produk yang berkualitas untuk pasar Jepang.

Selain itu, Kementerian Perdagangan berupaya untuk melakukan penjajakan agar pelaku usaha Jepang berinvestasi di Indonesia. “Makanya banyak konsultannya juga datang. Nanti kita harapkan mereka mau invest, karena ini skalanya menengah. Jadi kalau memang itu kan lebih murah, bisa di export processing zone, jadi tidak perlu ribut soal tanah,” terang Plh. Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Kementerian Perdagangan Gatot Prasetyo Adjie di Kantornya, Rabu (12/9).

Pasar Jepang merupakan salah satu pasar utama produk Indonesia khususnya furnitur kayu, suku cadang mobil, dan rumput laut. Oleh karena itu, akses pasar ke Jepang akan terus diperluas dan ditingkatkan secara berkelanjutan. Menurut Gatot, khusus untuk rumput laut, ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sajian masakan Jepang.

Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan kualitas olahan hasil rumput laut kita mengingat potensi bahari Indonesia yang cukup besar. “Dengan besarnya permintaan produk Indonesia di Jepang, Ditjen PEN akan senantiasa menjalin kerja sama yang lebih erat dengan pemerintah Jepang baik secara langsung atau melalui lembaga kerja sama Jepang,” ujarnya.

Ditjen PEN memfasilitasi untuk mempertemukan pelaku usaha Indonesia dengan pelaku usaha Jepang, diharapkan akan lebih memperluas akses pasar produk-produk tersebut ke Jepang, mempererat kerja sama di bidang ekspor, dan mempermudah akses promosi produk-produk Indonesia ke pasar Jepang.

Hasil dalam pertemuan ini akan diteruskan ke Atase Perdagangan di Tokyo dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka untuk dijadikan masukan dalam peningkatan promosi perdagangan di Jepang. “Pertemuan ini juga dijadikan ajang pertukaran informasi mengenai perkembangan selera pasar Jepang yang dinamis, sehingga mendorong produsen untuk senantiasa mengembangkan produk unggulannya baik dari segi desain, kualitas, bahkan hal pendukung lain seperti kemasan barang,” ujar Gatot.

Kekayaan produk hasil laut Indonesia menyimpan potensi devisa yang sangat besar bila dikembangkan dengan baik. Tidak hanya ikan, rumput laut dan mutiara pun memiliki nilai jual yang tinggi. Salah satu pengembangan pasar sumber daya alam ini adalah promosi ekspor ke berbagai negara. Tahun lalu, ekspor hasil laut mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp 32,2 triliun.

Pasar ekspor utama produk perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Ketiga pasar ini menguasai 65-70% nilai ekspor Indonesia. Sisanya 12% ekspor ke ASEAN dan Asia minus Jepang, yaitu Cina, Hongkong, Taiwan, dan Korea sebesar 11%.

 

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…