Dolar Menguat Lagi Tujuh Poin

NERACA

Jakarta--Mata uang dolar AS bergerak menguat sebesar tujuh poin pada selasa sore. Hal ini karena didorong pelaku pasar yang kembali khawatir terhadap Yunani. Nilai tukar mata uang rupiah menjadi Rp9.570 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.563 per dolar AS.  “Yunani lagi-lagi membuat kekawatiran. Pemerintah koalisi Yunani tidak mencapai kesepakatan untuk memutuskan besarnya pengetatan anggaran," kata analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa

Menurut Lana, sentimen pasar kembali negatif dipicu kekhawatiran investor terhadap Yunani yang tidak memenuhi target ditengah harapan pengumuman "quantitative easing" (QE) oleh the Fed. Padahal sebelumnya Yunani menjanjikan akan mengurangi defisit anggaran sebesar 11,5 miliar euro dalam dua tahun 2013 dan 2014 untuk memuluskan pencairan dana talangan berikutnya. "Kendati isu Yunani telah berlangsung dalam 2 tahun terakhir ini, tetap saja sentimen investor masih dipengaruhi oleh isu Yunani. Isu Yunani dan solusi krisis utang di UE masih akan terus menjadi kekawatiran investor," tambahnya

Dalam jangka pendek, sambung Lana, spekulasi terhadap kemungkinan keputusan the Fed untuk memberikan stimulus baru (QE) pada pertemuan 12-13 September mendatang diharapkan dapat mengurangi sentimen negatif Yunani.

Sementara itu, Pengamat pasar uang Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, minimnya berita dari Eropa dan AS mendorong mata uang rupiah masih berada dalam area negatif.

Ariston menambahkan belum adanya optimisme pasar terhadap stimulus oleh The Fed pada pertemuan 'Federal Open Market Committee' (FOMC) serta 'rally' mata uang euro yang masih konsolidasi menjadi katalis tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Investor masih cenderung memegang dolar AS karena dinilai masih aman dalam menjaga nilai," ujarnya

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Selasa (11/9) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp9.589 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.583 per dolar AS.

Dari Tokyo, dilaporkan kurs dolar melemah di Asia pada Selasa, karena pasar menunggu pertemuan Federal Reserve pekan ini, sementara euro menguat karena sentimen risiko naik didorong data China yang menggembirakan. Dolar dikutip pada 78,20 yen dalam perdagangan sore di Tokyo, dari 78,27 yen di New York pada akhir Senin.

Euro dibeli 1,2772 dolar dari 1,2758 dolar, sementara terhadap mata uang Jepang di 99,90 yen dari 99,86 yen di perdagangan AS. Perdagangan dolar-yen kemungkinan akan tetap dalam kisaran sempit karena pasar berspekulasi tentang apakah pertemuan bank sentral AS pada Rabu dan Kamis akan memperlihatkan putaran ketiga pembelian obligasi, atau pelonggaran kuantitatif, untuk memperkuat ekonomi terbesar dunia itu. "Opini bervariasi ke arah apakah Fed akan memulai QE3 (putaran ketiga pelonggaran kuantitatif), dan pasar telah memfaktorkan kesulitan itu dalam hasil yang mungkin," kata Kengo Suzuki, analis valas di Mizuho Securities di Tokyo. **cahyo

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…