Belajar dari Asabri dan Jiwasraya, TASPEN Perkuat GRC

 

NERACA

Jakarta – Industri asuransi dalam beberapa tahun terakhir sedang mengalami masalah. Dua perusahaan asuransi yang notabene sudah puluhan tahun berdiri diterpa masalah sehingga membuatnya perlu dilikuidasi. Maka dari itu, PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) akan terus memperkuat penerapan Governance, Risk Management and Compliance (GRC). “Belajar dari pengalaman Asabri dan Jiwasraya, kami melihat bahwa institusi besar bisa bermasalah apabila tidak menerapkan GRC,” kata Dirut TASPEN, A.N.S Kosasih di Jakarta, Kamis (19/10).

Menurutnya, antara bisnis, kepatuhan dan manajemen risiko bisa berjalan secara bersamaan dan selaras. Maka dibutuhkan kerjasama tim yang bagus untuk mewujudkannya. "Ini seperti satu tim sepak bola yang tujuannya ingin menggolkan target, harus ada yang offense harus ada yang defense. Semuanya bagi-bagi tugas dengan baik supaya tidak kebobolan dan bisa membobol gawang lawan," tambahnya.

Saat ditanya mengenai langkah konkret TASPEN supaya tak mengulangi kesalahan pendahulu, Kosasih menegaskan TASPEN memiliki 3 langkah konkret, yakni meminta opini kepada 3 pilar utama, memutuskan sesuatu secara aklamasi, dan menjalankan aktivitas sesuai prosedur. "Pertama yang kami minta adalah opini dari legal, kepatuhan, dan manajemen risiko. Kita bertujuh (Direksi) kalau menerapkan keputusan investasi harus aklamasi dan menjalankan semuanya sesuai prosedur yang berlaku," ujar Kosasih seraya menambahkan bahwa pihaknya akan menerapkan sertifikasi kepada seluruh pegawai TASPEN untuk mengedepankan prinsip GRC.

Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama TASPEN Suhardi Alius menyampaikan bahwa sejak dirinya menjabat sebagai Komut TASPEN, ia langsung meminta tambahan direksi kepada Kementerian BUMN. “Saya meminta tambahan satu direksi yakni manajemen risiko. Karena aset dan dana yang dikelola TASPEN itu mencapai Rp300 triliun maka perlu direksi yang fokus untuk menangani manajemen risiko,” jelasnya.

Untuk lebih memperdalam terkait dengan GRC, TASPEN mengelar forum TASPEN GRC Insight Forum (TGIF). Menurut Kosasih, tujuan dari TGIF adalah menerapkan risk and compliance culture. Harapannya bisa ditiru oleh seluruh BUMN, khususnya di sektor asuransi dan dana pensiun. “TGIF akan menjadi awal dari acara tahunan TASPEN ke depannya. TASPEN akan menerapkan risk culture and compliance culture, kami harapkan bisa menularkan ini ke seluruh BUMN,” ujar Kosasih.

TGIF merupakan bentuk komitmen TASPEN dalam menjalankan tata kelola perusahaan yang baik, pengelolaan risiko dengan prinsip kehati-hatian, dan taat pada regulasi yang ada. Melalui TGIF, semua lini dalam perusahaan diharapkan dapat lebih aware dan menjalankan kegiatan operasional dengan prinsip Governance, Risk, and Compliance (GRC).

BERITA TERKAIT

Bank Sumut Catatkan DPK Tumbuh 12,41%

  NERACA Medan - PT Bank Sumut mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) dihimpun oleh bank pembangunan daerah (BPD) di Sumatera…

BSI Catat Transaksi Remitansi Capai Rp47 Triliun

  NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat, jumlah transaksi remitansi hingga periode Mei 2025 mencapai 700…

Transaksi QRIS di Muamalat DIN Tumbuh Double Digit

  NERACA Jakarta - Layanan QRIS di mobile banking PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Muamalat DIN, mencatatkan pertumbuhan double digit…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Sumut Catatkan DPK Tumbuh 12,41%

  NERACA Medan - PT Bank Sumut mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) dihimpun oleh bank pembangunan daerah (BPD) di Sumatera…

BSI Catat Transaksi Remitansi Capai Rp47 Triliun

  NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat, jumlah transaksi remitansi hingga periode Mei 2025 mencapai 700…

Transaksi QRIS di Muamalat DIN Tumbuh Double Digit

  NERACA Jakarta - Layanan QRIS di mobile banking PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Muamalat DIN, mencatatkan pertumbuhan double digit…

Berita Terpopuler