DPK BRI Tumbuh 26 %

NERACA 

Jakarta--Dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) di Bank Rakyat Indonesia (BRI) hingga Juni tumbuh 26 % yang menandakan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank itu. “DPK kita mengalami kenaikan signifikan bila dibandingkan dengan triwulan II-2011 lalu, giro mencapai Rp45,3 triliun, tabungan Rp123,8 triliun, dan deposito Rp125,5 triliun," kata Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali di Jakarta, Kamis

Menurut Ali, peningkatan ini diharapkan dapat memperkuat komposisi dana murah dan berpengaruh pada ekspansi kredit yang semakin kompetitif. Hingga triwulan II-2012, dana pihak ketiga (DPK) BRI mencapai Rp371,1 triliun, terdiri atas giro sebesar Rp74,5 triliun, tabungan Rp155,7 triliun, dan deposito Rp140,9 miliar.

Lebih jauh Ali menambahkan kenaikan itu mempengaruhi komposisi dana murah BRI yang mencapai 62 % atau sekitar Rp311,1 triliun. "Tabungan tumbuh sebesar 25,8 % sedangkan giro tumbuh 64,3 %," tegasnya

Dikatakan Ali, peningkatan itu menyebabkan penurunan pada biaya dana (Cost of Fund/COF), dari 4,85 % di Triwulan II-2011 menjadi 3,86 % pada Triwulan II-2012. Peningkatan ini juga merupakan hasil dari ekspansi unit kerja yang dilakukan perseroan dengan peningkatan jumlah unit kerja BRI pada triwulan II-2012 mencapai 8.618, meningkat lebih dari 1.000 unit kerja dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebanyak 7.374 unit kerja.

Selain memperkuat dana murah, lanjut Ali lagi, dampak kenaikan dana tabungan juga turut menggenjot jumlah pemegang kartu debit BRI, dari 10.5 juta pada tahun 2011 lalu menjadi 13.7 juta di triwulan 2 tahun ini.

Pada tahun 2011 lalu, hanya terjadi 636 juta transaksi, naik signifikan menjadi 817 juta pada triwulan II-2012. E-channel BRI sendiri saat ini yang tersebar di seluruh Indonesia, mencapai lebih dari 11.111 unit ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan 36.664 EDC (electronic data capture).

Sebuah fakta menarik, saat ini transaksi account BRI telah mencapai 8.8 juta transaksi/hari, artinya hampir 25 % dari total nasabah BRI bertransaksi setiap hari. Dan yang lebih sensasional, setiap 5 menit terjadi 25 ribu transaksi account BRI,” imbuhnya. **cahyo

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…