NERACA
Jakarta – Honeywell siap mendukung industri-industri beremisi tinggi dengan serangkaian teknologi dan solusi terkait penangkapan karbon, atau CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage). Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan kerangka peraturan pemerintah untuk mendorong penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida hingga pengunaannya.
“Hari ini saya umumkan, Honeywell siap mendukung industri-industri di Indonesia untuk menurunkan emisi CO2 mereka dengan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon) yang telah teruji,” ujar Steven Lien, Presiden Honeywell Asia Tenggara dan Chief Commercial Officer High Growth Regions, saat melakukan diskusi bareng wartawan di Jakarta.
Lebih jauh Steven mernjelaskan, teknologi dan solusi CCUS yang dihadirkan Honeywell termasuk manajemen emisi dari hulu hingga hilir bagi industri-industri beremisi tinggi seperti minyak dan gas, energi, baja, semen, kilang, bahan kimia, dan petrokimia. Dengan teknologi Honeywell CCUS tersebut, pelaku industri dapat mendeteksi, mengukur, memantau, dan memitigasi lebih dari 20 gas rumah kaca.
Dimana, saat ini, perusahaan-perusahaan mancanegara yang menggunakan teknologi CCUS Honeywell sanggup menangkap 40 juta ton CO2 per tahun, atau setara dengan emisi lebih dari 8,6 juta mobil. Teknologi dan solusi CCUS dari Honeywell termasuk:
Pelarut kimia seperti AmineGuard™ Process, AmineGuard™ FS Process, and Benfield ACT-1: Teknologi ini menggunakan beragam pelarut seperti monoethanolamine yang mampu menangkap CO2.
Pelarut seperti Selexol™ Process: Teknologi ini menangkap CO2 dengan menggunakan material penyerap (adsorbent).
Cryogenics & membranes such as Separex™ Membrane Systems and Ortloff COâ‚‚ Fractionation: The cryogenic technology cools and dries flue gas to capture CO2, while the membrane technology captures CO2 by dissolving and diffusing through a solid barrier.
Proses Kriogenik, dan penggunaan membrane seperti sistem Separex™ dan Fraksinasi CO2 Ortloff: Teknologi Kriogenik menangkap CO2 dengan mendinginkan dan mengeringkan gas buangan di corong industri, sedangkan teknologi membran menangkap CO2 dengan cara pelarutan dan pembauran melalui filter pemisah yang solid.
“Teknologi Honeywell siap untuk menangkap emisi karbon dioksida dari proses industri dan menyimpannya di bawah tanah agar dapat digunakan untuk beragam aplikasi, seperti pengambilan minyak bumi atau menjadi bahan baku untuk produksi bahan bakar sintetis yang berkelanjutan,” kata Steven.
“Penangkapan karbon sebelum atau sesudah proses pembakaran industri dapat membantu mengurangi efek gas rumah kaca dan mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon,” tambah Steven.
Ditempat yang sama, Staf Ahli Ketua SKK Migas, Dr. Luky Yusgiantoro mengatakkan, Indonesia memiliki banyak sumber industri CO2, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara, pengolahan gas alam, kilang minyak dan pabrik kimia. Dengan banyaknya sumber daya penyimpanan geologis yang berpotensi menjadi lokasi penangkapan karbon di penjuru negeri, beberapa proyek terkait telah dimulai dan sebagian besar ditargetkan untuk mulai beroperasi sebelum tahun 2030. “Indonesia memiliki formasi geologi yang dapat digunakan untuk menyimpan karbon secara permanen dengan menggunakan teknologi yang tepat,” jelas Yusgiantoro.
Lebih lanjut, menurut Yusgiantoro, dekarbonisasi industri hulu dan berat merupakan langkah penting untuk mewujudkan target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060. “Peraturan pemerintah Kementerian ESDM 2/2023 yang tahun ini diperkenalkan bertujuan untuk memotivasi dan memfasilitasi industri hulu di Indonesia untuk mengurangi emisi karbon. SKK Migas akan terus berperan aktif dalam penerapan CCS/CCUS di Indonesia di wilayah kerja hulu migas” ungkap Yusgiantoro.
Country Manager UOP Indonesia, Sofia Subur menambahkan, Industri berat Indonesia lainnya juga bisa memulai pengurangan emisi gas rumah kaca mereka. Mereka dapat menggunakan teknologi teruji yang sesuai dengan skala dan kesiapan fasilitas operasional mereka. Teknologi-teknologi Honeywell yang siap mendukung termasuk Leak detection & Remediation, dan Energy efficiency & Optimization. "Dengan menerapkan teknologi dan solusi yang tepat bagi bisnis mereka, industri berat non-hulu dapat melakukan bagian mereka sekarang untuk mengurangi emisi karbon mereka,” terang Subur.
Dimana, menurut Sofia, teknologi-teknologi Honeywell lainnya yang dapat membantu Indonesia mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 termasuk: Blue Hydrogen via penangkapan CO2; Bahah-bahan terbarukan (Renewable Fuels) yang dibuat dari e-methanol/ethanol, biomassa serta lemak, minyak, pelumas: Baterai penyimpanan daya (Battery Energy Storage System); dan pendauran plastik (Plastics Circularity) yang menggunakan pendauran kimia canggih.
NERACA Cileunyi - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program…
NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai dengan begabungnya Indonesia di dalam kelompok ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India,…
NERACA Brasilia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot menghadiri Brazil, Russia, India, China, South Africa (BRICS) Energy…
NERACA Cileunyi - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program…
NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai dengan begabungnya Indonesia di dalam kelompok ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India,…
NERACA Brasilia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot menghadiri Brazil, Russia, India, China, South Africa (BRICS) Energy…