Masuk IPO - Prinsip ESG Jadi Perhatian Calon Emiten

NERACA

Jakarta –Ciptakan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi perhatian bagi para pelaku usaha saat ini dan begitu juga bagi para investor. Maka tak heran prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG) menjadi strategi perseroan dalam melakukan penawaran perdana atau initial public offering (IPO).

PwC Indonesia Capital Markets Advisor, Jasmin Maranan mengatakan, kini investor juga menginginkan cerita ekuitas (equity story) perusahaan yang telah mengadopsi nilai-nilai ESG di dalamnya, yakni equity story berkelanjutan yang melampaui persyaratan wajib prospektus.“Equity story yang baik, misalnya, yang didukung oleh pertumbuhan yang berkelanjutan, keuntungan dan imbal hasil, serta sumber daya manusia yang terampil merupakan hal-hal yang dicari oleh investor,"ujarnya dalam siaran persnya di Jakarta,kemarin.

Di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, Jasmin menuturkan kondisi pasar modal Indonesia mendapatkan momentum positif dan dipuji sebagai salah satu pasar yang diunggulkan pada triwulan I-2023 dan dalam dua tahun terakhir.

Bursa memperkirakan volume IPO tahun 2023 akan melebihi tahun 2022. Namun demikian, perusahaan dapat mengambil langkah optimis dengan tetap berhati-hati. Dirinya berpendapat masih banyak perusahaan yang memerlukan sumber pendanaan modal dan masih terdapat sumber kas yang dapat diinvestasikan.

Adapun perusahaan berkualitas tinggi dengan fundamental bisnis yang kuat akan menjadi perhatian utama para investor IPO. Dalam acara tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna pun menuturkan sejak tahun 2018, BEI secara konsisten selalu berhasil melakukan pencatatan saham baru terbanyak diantara bursa-bursa di kawasan ASEAN."Pada awal tahun 2023 hingga saat ini, kami telah menjadi rumah pertumbuhan bagi 40 perusahaan tercatat saham baru dengan besaran nilai dana yang dihimpun mencapai sebesar Rp32,7 triliun," ungkapnya.
Nyoman menyebutkan animo para pemilik dan manajemen perusahaan di Indonesia untuk mendapat pendanaan pasar modal terbilang cukup tinggi. Hal tersebut terefleksi dengan 42 perusahaan potensial yang sudah masuk dalam pipeline dan berpotensi untuk dapat tercatat pada tahun 2023.

BERITA TERKAIT

Ekspansi Tambah RS Baru - Mayapada Hospital Bidik Pendapatan Rp 2,4 T

NERACA Jakarta- Meski kinerja keuangan di paruh pertama 2023 masih merugi, namun emiten rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ)…

Likuiditas Bursa Karbon Tak Secair Pasar Saham

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan likuiditas bursa karbon tidak akan secair perdagangan saham. "Jangan dipikir likuiditas akan persis…

Pasca Peluncuran - Tidak Ada Transaksi Bursa Karbon Hari Kedua

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) mencatat tidak ada transaksi untuk perdagangan unit karbon pada hari…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Ekspansi Tambah RS Baru - Mayapada Hospital Bidik Pendapatan Rp 2,4 T

NERACA Jakarta- Meski kinerja keuangan di paruh pertama 2023 masih merugi, namun emiten rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ)…

Likuiditas Bursa Karbon Tak Secair Pasar Saham

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan likuiditas bursa karbon tidak akan secair perdagangan saham. "Jangan dipikir likuiditas akan persis…

Pasca Peluncuran - Tidak Ada Transaksi Bursa Karbon Hari Kedua

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) mencatat tidak ada transaksi untuk perdagangan unit karbon pada hari…