Kolaborasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri berada di tangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pelaku usaha di sektor UMKM ini harus didukung dan difasilitasi agar dapat berkolaborasi dan menjalin kerja sama dengan platform  lokapasar (marketplace) dan ritel modern. Kolaborasi segitiga tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Tanpa UMKM yang tumbuh, Indonesia sulit menjadi negara maju. Kunci pertumbuhan ekonomi di dalam negeri berada di tangan UMKM. Untuk itu, UMKM harus difasilitasi agar dapat menjalin kerja sama dengan marketplace dan ritel modern," kata Zulkifli.

Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan, ritel modern memiliki jaringan logistik distribusi yang kuat. Ritel modern dapat membantu UMKM untuk menyuplai bahan baku sekaligus memasarkan produk. "Untuk pemasaran, UMKM juga bekerja sama dengan marketplace agar lebih dekat dengan konsumen," ujar Zulkifli.

Marketplace, lanjut Zulkifli, juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan penjualan pasar rakyat. "Penggunaan platform digital di pasar rakyat mampu meningkatkan omzet pedagang hingga tiga kali lipat," tandas Zulkifli.

Zulkifli memaparkan, dalam lima tahun terakhir (2017—2021), ekonomi digital di Indonesia  menunjukkan potensi  yang  besar  dalam  kontribusi  bagi perekonomian. 

Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai akumulasi nilai pembelian (Gross  Merchandise  Value/GMV) sebesar USD 77 miliar pada 2022, tumbuh 22 persen dalam setahun terakhir. Hingga tahun 2025, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 130 miliar dan diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat, yakni kisaran USD 220 sampai USD 360 miliar pada 2030.

"Saat ini, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dari sisi perdagangan tercermin dari pertumbuhan  niaga elektronik (e-commerce) yang  signifikan. Ini seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring," jelas Zulkifli.

Sepanjang  semester I-2022, transaksi e-commerce meningkat sebesar 22,1 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai mencapai Rp227,8 triliun dan secara volume meningkat sebesar 39,9 persen dari tahun sebelumnya hingga mencapai 1,74 juta transaksi. Transaksi Uang Elektronik (UE) juga tumbuh sebesar 40,6 persen dari tahun sebelumnya, mencapai Rp185,7 triliun.

Lebih lanjut, Zulkifli juga mengungkapkan, tingginya potensi ekonomi digital tersebut tidak lepas dari terus meningkatnya jumlah pengguna  internet di Indonesia. Saat ini, sekitar 202,6 juta penduduk Indonesia telah memiliki aksesterhadap internet.

Selain itu, pandemi Covid-19 menjadi momentum akselerasi transformasi perdagangan digital di Indonesia. "Saat ini pemanfaatan ekonomi digital masih terfokus dalam mempercepat dan  mempermudah transaksi, serta meningkatkan akses informasi dan transparansi. Adanya perkembangan teknologi gelombang baru ekonomi digital harus terus didorong untuk lebih  dimanfaatkan,  bukan  sekedar memfasilitasi transaksi, namun juga proses produksi danlogistik," ungkap Zulkifli.

Zulkifli Hasan meyakini, kolaborasi dan kerja sama menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini."Kami yakin melalui kolaborasi dan dengan dukungan semua pihak serta kerja  sama yang baik, perekonomian Indonesia akan semakin membaik," kata Zulkifli.

Lebih lanjut, terkait dengan digitasasi, pemerintah terus mendorong digitalisasi di berbagai sektor dengan sekaligus memanfaatkan momentum bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Melalui berbagai kebijakan, Pemerintah mendukung generasi muda untuk terus berinovasi dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan Pemerintah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan bahwa digitalisasi tumbuh pesat pada masa pandemi Covid-19, salah satunya di sektor kesehatan di mana pengguna telemedicine tumbuh 10 (sepuluh) kali lipat. Indonesia juga memiliki aplikasi PeduliLindungi yang di-install oleh lebih dari 110 (seratus sepuluh) juta pengguna. Selain sektor kesehatan, sektor pendidikan dan perbankan digital juga terus berkembang pesat.

“Hampir seluruh negara, termasuk Indonesia, menggunakan digitalisasi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi dan menggunakan digitalisasi sebagai tempat untuk penciptaan lapangan pekerjaan,” tutur Airlangga.

Airlangga juga menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi digital pada tahun 2025 pasarnya diperkirakan meningkat menjadi sekitar 135 hingga 144 miliar USD. Membaca peluang tersebut, Pemerintah juga terus membangun infrasturktur pendukung digitalisasi di Indonesia.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

Permendag 36/2023 Permudah Impor Barang Kiriman Pekerja Migran Indonesia

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor memberikan kemudahan serta…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

Permendag 36/2023 Permudah Impor Barang Kiriman Pekerja Migran Indonesia

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor memberikan kemudahan serta…