Kewaspadaan Ancaman Resesi

 

Presiden Jokowi kembali mengingatkan adanya ancaman resesi ekonomi global di tahun depan. Dia memperkirakan, ekspor barang-barang dari Indonesia bakal mengalami penurunan imbas dari kondisi global saat ini. "Ekspor Indonesia yang tahun ini (dari) tahun yang lalu melompat sangat tinggi sekali tapi hati-hati tahun depan bisa menurun. Karena problem di China yang belum selesai. Tingkat ekonomi mereka juga turun karena policy no covid," ujarnya dalam pertemuan tahunan BI di Jakarta, kemarin.

Meski risiko resesi global meningkat, investasi asing (foreign direct investmen-FDI) tercatat memiliki kontribusi hingga 54,9% terhadap investasi langsung kuartal III-2022. Hal tersebut rupanya disebabkan karena harga komoditas yang tinggi, kemudahan aturan bisnis dan perizinan, hingga upaya merampingkan prosedur investasi.

Adalah penanaman modal dalam negeri (PMDN) berkontribusi 45,1% terharap investasi kuartal III-2022. Sektor terbesarnya adalah industri logam, barang logam, kecuali mesin dan peralatan (14,3% investasi langsung); transportasi, gudang dan telekomunikasi (10,6%); perumahan, kawasan industri dan gedung perkantoran (9,4%); pertambangan (9,2%); serta listrik, gas dan air minum (8,8%).

Berdasarkan data Kementerian Investasi, tercatat pada kuartal III/2022 investasi langsung mencapai Rp 307,8 triliun atau tumbuh 42,1 (yoy), naik dari pertumnbuhan  kuartal sebelumnya di 35,5%. Kinerja teresebut ternyata ditopang oleh sektor manufaktur, transportasi dan pertambangan.

Capaian kinerja tersebut dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Agenda reformasi struktural dan birokrasi dapat memberikan manfaat bagi investasi di sektor-sektor efek pengganda atau output yang tinggi. Adapun sektor yang diuntungkan seperti manufaktur dan konstruksi. Karena itu, pemerintah meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2% tahun ini, dengan pertumbuhan investasi di kisaran 4,0-5,0%.          

Investasi setidaknya diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi Indonesia pada 2022. Seiring dengan permintaan domestik yang terus menguat di tengah membaiknya mobilitas masyarakat pasca pelonggaran PPKM, investasi diperkirakan akan melanjutkan siklus kenaikan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo merasa optimis bahwa investasi akan menopang perekonomian pada 2022, hingga tumbuh dalam rentang 4,7%-5,5%.  Selain investasi, konsumsi rumah tangga yang perlahan meningkat karena akselerasi vaksinasi dan pembukaan beberapa sektor juga akan membantu pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Kita menyadari laju inflasi memang akan meningkat, tetapi pemerintah meyakini bahwa pada tahun ini tetap pada target 2%-4%. Konsumsi yang membaik menurutnya akan didorong pula oleh perbaikan pertumbuhan kredit dan masifnya digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan Indonesia akan meningkat tahun ini, meski tetap rendah di antara 1,1%-1,9%, sehingga masih akan menopang stabilitas eksternal bersama dengan cadangan devisa yang kuat.

Karena itu, kondisi yang baik di dalam negeri tersebut diharapkan akan menahan risiko yang datang dari fluktuasi global, seperti lonjakan inflasi negara-negara maju serta perubahan kebijakan beberapa bank sentral dunia. Apalagi melihat peningkatan angka realisasi investasi pada kuartal II-2022 sebesar 7,0%, ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi oleh sejumlah pengamat ekonomi akan lebih dari 5%, melampaui kuartal I-2022.

Adapun investasi di luar Pulau Jawa juga mendapat kontribusi yang besar dari Provinsi Sulawesi Tengah yang berada di peringkat ketiga dan Riau di peringkat kelima. Selain kedua daerah tersebut, posisi lima besar diduduki oleh Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur yang masih memberikan kontribusi besar dalam realisasi investasi di triwulan ini.

Selain kinerja pencapaian realisasi investasi, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi akan adanya peningkatan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Ini merupakan dampak dari perbaikan setelah adanya kemajuan yang pesat atas empat KEK yang ditetapkan pada 2021, pasca diterbitkannya UU Cipta Kerja.

Sejumlah KEK yang dimaksud antara lain, KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic di Batam Provnsi Kepulauan Riau, KEK Lido di Provinsi Jawa Barat dan KEK Gresik di Jawa Timur. Keempat KEK tersebut dalam jangka waktu satu tahun telah merealisasikan investasi sebesar Rp 29,1 triliun dan lapangan kerja baru sebanyak 9.746 orang.

Nantinya, potensi investasi di KEK dapat lebih ditingkatkan sehingga lapangan kerja baru dapat semakin diperluas sehingga mampu meningkatkan multiplier effect yang bermanfaat bagi masyarakat di daerah. Kita optimis ancaman resesi global itu dapat dihadapi kewaspadaan yang hati-hati di tengah perubahan dinamika masyarakat, paling tidak terus meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.  

BERITA TERKAIT

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…