UMKM Selamatkan Ekonomi Indonesia

Bandung – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berperan penting menyelamatkan ekonomi  bangsa. Perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif. Jika melihat data 2021, sebesar 61,07 persen  dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia berasal dari sektor UMKM. Perekonomian  Indonesia tetap resilien meskipun telah diterpa badai pandemi Covid-19 sejak awal 2020.

NERACA

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkapkan, "optimisme tersebut tentu bukan   tanpa alasan. Beberapa  indikator perdagangan kita saat ini menunjukkan angka catatan yang baik.  Ekonomi Indonesia juga diproyeksikan masih tumbuh 5--5,1 persen pada 2023. Kendati demikian,  kita tentunya harus terus memonitor dan mewaspadai kondisi global saat ini."

Jerry melanjutkan, UMKM mampu menyerap 117 juta pekerja atau 97 persen dari total tenaga  kerja yang ada. Adapun rinciannya, usaha mikro sebanyak 107,4  juta, usaha kecil 5,8 juta, dan usaha   menengah 3,7 juta.

Sehingga dengan demikian, mendukung usaha UMKM sama artinya dengan menyelamatkan pendapatan, tingkat daya beli, dan konsumsi masyarakat yang sangat mempengaruhi ketahanan ekonomi Indonesia. Pandemi Covid-19  telah  mengubah,  mengembangkan cara-cara baru, dan meninggalkan kebiasaan lama yang sudah tidak relevan dengan protokol kesehatan.

Pandemi pada kenyataannya juga memacu para pelaku usaha untuk ikut berubah, terutama dari  cara berjualan. Kondisi ini pada akhirnya mendorong pemanfaatan teknologi digital yang sangat tinggi oleh para pelaku usaha dalam operasionalisasi bisnisnya, seperti pemasaran daring, cara  pembayaran digital, dan promosi daring melalui sosial  media. Oleh karena itu, industri niaga-el  akhir-akhir ini menjadi sangat digandrungi hampir seluruh masyarakat Indonesia. Saat ini, niaga-el merupakan penyumbang terbesar dalam ekonomi digital Indonesia.

Hal ini didukung dengan potensi pengguna digital di Indonesia sebesar 212,35 juta pengguna  internet dan 170 juta merupakan penggunaan media sosial dan pengguna layanan niaga-el yang  sudah mencapai 88,1 persen dari total pengguna internet di Indonesia.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga mencatat 54 persen dari total kunjungan niaga-el berasal dari platform milik Indonesia. Bahkan nilai transaksi e-commercepada 2021 lalu mencapai Rp 401 triliun.

Penerapan niaga-el membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk  memfasilitasi pelaku UMKM untuk dapat bersaing dalam niaga-el. Kolaborasi dimaksudkan untuk  memberikan pendampingan atau inkubasi penerapan strategi, membangun toko daring, menciptakan jejaring bisnis, dan menciptakan produk dalam negeri yang tetap mengedepankan karakteristik lokal atau nasional yang memiliki nilai tambah dan daya saing.Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, diperlukan transformasi digital yang salah satunya ditujukan untuk wirausahawan.

"Pemerintah melalui Kemendag memfasilitasi transformasi digital bagi pelaku usaha dalam negeri tersebut melalui  program-program pembinaan dan pemberdayaan wirausaha dalam negeri terutama pelaku UMKM dengan beberapa cara," ungkap Jerry.

Jerry menguraikan: Pertama, memfasilitasi kemitraan pemasaran antara pelaku UMKM dengan  lokapasar daring arus utama. Kedua, mendorong penggunaan Quick Response Code Indonesia   Standard (QRIS) yang merupakan standar kode QR nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia yang diluncurkan Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019.

Ketiga, mendorong digitalisasi pasar rakyat dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan target 1.000  pasar rakyat dan 1 juta pelaku UMK, yang terdiri dari 250 ribu pedagang pasar rakyat  dan 750 ribu pedagang nonpasar rakyat. Dampak digitalisasi, sebagai contoh di Pasar Cicalengka Bandung yang didukung Tokopedia, menghasilkan 5.673 pesanan atau transaksi secara daring selama 2021.

Keempat, memfasilitasi promosi UKM ke pasar global melalui InaExport. InaExport adalah platform pelayanan satu pintu (onestop service) fasilitasi ekspor nonmigas untuk menghubungkan dan mempromosikan pelaku usaha atau eksportir Indonesia ke buyer internasional. Kelima, dalam upaya  pemulihan ekonomi, diperlukan sinergi dan kerja sama  dalam  menghadapi tantangan global. Salah   satunya melalui kolaborasi.

Lebih lanjut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan Kemedag akan mendorong kolaborasi tersebut melalui program kemitraan UMKM dengan lokapasar dan ritel modern.

“Saya senang karena UMKM bergandengan tangan dengan lokapasar dan ritel modern. Kemitraan ini penting, inilah yang akan menentukan masa depan kita. Kalau nanti di ritel modern dan platform digital ada masalah, silakan beritahu kami,” kata Zulkifli.

Zulkifli menambahkan, kegiatan Kemitraan Usaha dengan Marketplace dan Ritel Modern merupakan  salah satu bentuk fasilitasi Kemendag kepada UMKM melalui upaya menjembatani kemitraan dan  kerja sama pemasokan antara pelaku UMKM dan lokapasar serta ritel modern.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…