Akses Pasar Ekspor Buah Naga Dipermudah - Pasar Ekspor Buah Tinggi

NERACA

Banyuwangi – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan keberpihakan Pemerintah  dalam  meningkatkan  kesejahteraan  petani. Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkolaborasi dengan pemerintah daerah (Pemda) akan terus mengembangkan potensi daerah dan mempermudah akses ekspor buah alpukat dan buah naga agar bisa dipasarkan ke pasar global. 

"Potensi alpukat dan buah naga di Banyuwangi akan diperkuat secara nasional dan bisa mendunia. Diperlukan kolaborasi semua pihak dalam mendukung petani agar berkembang," ucap Zulkifli  Hasan atau biasa disapa Zulhas saat berdialog dengan Paguyuban Petani Buah Naga (Panaba) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Lebih lanjut Zulhas mengungkapkan, bersama instansi lain yang terkait akan terus bekerja sama dalam melakukan fasilitasi untuk peningkatan akses pasar produk dalam negeri. Kemendag akan berkolaborasi antar instansi dalam memberikan bantuan dalam meningkatkan industri olahan buah naga.

"Kemendag  akan  memfasilitasi  produk  petani  agar  dapat  diekspor  ke  luar  negeri  karena  kalau hanya mengandalkan pasar lokal harga produk petani bisa fluktuatif. Petani juga harus membuat perkumpulan agar industri agro semakin berkembang," imbuh Zulhas.

Selepas berdialog, Zulhas melakukan pelepasan truk pengiriman buah alpukat dan buah naga. Truk  tersebut akan melakukan pengiriman ke wilayah Surabaya, Jawa Timur dan Jakarta. Kabupaten  Banyuwangi merupakan daerah pemasok buah naga terbesar di Indonesia.  Wilayah di ujung  Pulau  Jawa ini memiliki lahan perkebunan buah naga sekitar 3.786  hektare (ha) dan mampu menghasilkan sekitar 82.544 ton/tahun.

Lebih lanjut, terkait dengan subsektor hortikultura dalam hal ini buah, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mulai dari sekarang, terus mengonsumsi buah nusantara agar produsen dan petani buah Indonesia akan terpacu meningkatkan produksi yang berkualitas, sehingga petani semakin sejahtera dan masyarakat Indonesia semakin sehat.

“Kita mendorong industri kecil dan menengah untuk berkontribusi sehingga kita juga mengajak perbankan untuk mendukung agar upaya closed loop dari hulu sampai hilir ini bisa terwujud. Sehingga ke depan, mulai dari yang kecil, upaya kita bisa meluas, dan akhirnya negara kita bisa terkenal dengan hasil buah-buahan nusantara, baik yang segar maupun hasil olahannya. Itu tujuan utama kami,” ungkap Deputi Bidang Koodinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud Musdhalifah.

Musdhalifah berharap, bahwa dengan dukungan berbagai stakeholders yang hadir dalam acara ini, ke depannya buah-buahan nusantara bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri dan bisa menjadi tumpuan devisa Indonesia melalui hasil-hasil ekspor dari para petani. Sehingga ke depannya mampu mewujudkan kesejahteraan para petani dan ekonomi Indonesia yang berdaya saing. 

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa produksi buah-buahan nusantara terus mengalami peningkatan. Pada 2021 mencapai 25,96 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 5,4% dibandingkan produksi 2020 sejumlah 24,63 juta ton. Komoditas dengan jumlah produksi terbesar adalah pisang (8,74 juta ton/33,67%), nanas (2,89 juta ton/11,13%), mangga (2,84 juta ton/10,94%), jeruk siam (2,4 juta ton/9,24%), dan durian (1,35 juta ton/5,2%).

“Kondisi kenaikan produksi buah lokal memberikan peluang untuk peningkatan ekspor dan juga substitusi impor, mengingat permintaan akan buah lokal juga meningkat sejak pandemi Covid-19. Dalam hal ini adalah buah yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan memberikan manfaat kesehatan,” jelas Musdhalifah.

Lebih lanjut, pada tahun 2021, nilai ekspor industri pengolahan hortikultura, yang di dalamnya termasuk industri pengolahan buah, mencapai USD383 juta. Nilai tersebut meningkat 22,79% dibanding tahun sebelumya sebesar USD312 juta.

“Beberapa industri pengolahan buah sudah berorientasi ekspor semenjak awal mula berdiri. Bahkan, pada tahun 2021 nilai ekspor industri agro mencapai USD64,55 miliar, yang di antaranya juga disumbang oleh industri pengolahan buah,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika.

Saat ini, di Indonesia terdapat enam industri pengolahan buah antara skala kecil dan menengah, dengan total kapasitas produksi sebasar 5.500 ton/ tahun. Sementara itu, di sektor hilirnya, terdapat 41 perusahaan dengan total kapasitas produksi mencapai 430.000 ton/tahun.

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…